Mohon tunggu...
Aslamuddin Lasawedy
Aslamuddin Lasawedy Mohon Tunggu... Pemerhati Masalah Ekonomi, Budaya dan Politik

Open minded and easy going

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ceteris Paribus Mengheningkan Ributnya Variabel Ilmu Ekonomi

29 Juni 2025   07:32 Diperbarui: 6 Oktober 2025   09:17 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto : Aslamuddin Lasawedy

MANUSIA adalah makhluk bebas. Keinginan dan tindakannya berkelindan dengan kompleksitas hidupnya yang tak ada ujungnya. Dalam denyut dunia perekonomian yang tak pernah berhenti berubah, ilmu ekonomi berusaha membisikkan ketertiban di tengah kacaunya perekonomian. Untuk memahaminya, ilmu ekonomi menggenggam satu azimat kuno, ceteris paribus, yang mengandaikan semua hal lain tetap konstan dan tidak berubah selain variabel yang dianalisis. 

Ini bukan sekadar siasat teknis. Ia merupakan pendekatan filosofis terhadap kenyataan perekonomian yang cair. Lantas, mengapa ekonomi membutuhkan pengandaian ini? Karena tanpa diamnya sejumlah variabel ( yang diandaikan tetap konstan dan tak berubah) tak akan mungkin terdengar bisikan satu atau dua variabel penting di antara gemuruh beribu-ribu variabel lainnya.

Ilmu ekonomi, layaknya seorang filsuf yang menatap kabut, memahami bahwa realitas terlalu rumit untuk ditangkap atau dianalisis sekaligus. Ia memilih, dengan rendah hati, untuk membekukan semesta dalam waktu. Membiarkan satu atau dua variabel saja bicara. Sementara variabel lain diam, patuh dalam kekakuan hipotesis. Ini bukanlah pengkhianatan terhadap kompleksitas dunia. Ini merupakan penghormatan terbaik, dengan membatasi gerak beragam variabel ekonomi, agar kita dapat mendekati pemahaman yang lebih realistis dan ilmiah. 

Nah, ceteris paribus ini ibarat bait lagu yang mengatur ritme. Ia memberikan ruang bagi satu nada untuk menggema. Bagaimana harga mempengaruhi permintaan. Bagaimana upah mendorong penawaran. Seolah-olah dalam semesta yang begitu luas ini, bersih dari gangguan. Tanpa ceteris paribus, setiap sebab akan tenggelam dalam lautan akibat. Setiap jawaban menjadi gumaman samar.

Ceteris paribus mengajarkan kerendahan hati yang ilmiah. Bahwa setiap kesimpulan yang lahir darinya hanyalah peta, bukan wilayahnya. Dunia nyata, tempat beragam variabel puspa warna saling tarik menarik tanpa ampun, menuntut kita untuk terus waspada. Kebenaran dalam ekonomi adalah bayangan dari kenyataan. Bukan kenyataan itu sendiri.

Dalam pengertian yang luas, ceteris paribus adalah pengakuan bahwa untuk memahami dunia, kadang kita harus berani menyederhanakannya. Ia adalah jembatan antara kekacauan kehidupan perekonomian dan keteraturan akal budi. Antara ributnya pasar dan tenangnya teori.

Itulah sebabnya, dalam setiap grafik permintaan yang menurun, dalam setiap prediksi inflasi yang dihitung, bergetar filosofi kecil ini, bahwa di balik segala kerumitan dunia, ada sebuah pola disana. Bahwa di tengah kebisingan perekonomian, kita masih percaya dan meyakini akan adanya harmoni. Meski hanya sejenak. Di saat itulah ceteris paribus menjadi penting dan bermakna.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun