Mohon tunggu...
Asjad Rasyiq Habibi
Asjad Rasyiq Habibi Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 JAKARTA

XI MIPA 2

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alas Foresto dan Harga dari Balas Budi

1 Desember 2020   23:57 Diperbarui: 3 Desember 2020   06:40 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       “Bukan, Xav, aku ini Rayno tetapi Reno juga ada disini sedang mengalihkan perhatian.” kata Rayno.

      “Terima kasih banyak, Rayno” ujar Xavion.

        Di sisi lain, Reno sedang kewalahan menghadapi seorang pemimpin dari bangsa Fanthera. Dia tidak tahu bahwa ada lawan tandingannya yakni Taka, sang Pemimpin bangsa Fanthera. Taka serupa dengan Fanthera yang lain, tetapi ukurannya dua hingga tiga kali besar dari Fanthera pada umumnya. Walaupun ukurannya lebih besar, Taka memiliki kemampuan yang amat lincah. Ia berkali-kali melakukan serangan ke Reno dengan berlari digabungkan dengan memanjat pohon kemudian melompat seakan-akan ingin menerkam mangsanya. Hal itu membuat Reno kewalahan dan kehabisan tenaga untuk menangkis berbagai serangan. Sejak tadi, jual-beli serangan berganti tangkisan dan elakan tiada henti di lembah itu. Akibatnya, Reno melakukan kesalahan dan pertahanannya memiliki celah untuk ditembus oleh Taka. Taka mencakar Reno dan menerkamnya, taringnya itu menancap di bahu Reno. Seketika, darah segar mengalir dari bahunya dan Reno pun terkapar. Taka tidak berniat langsung menghabisinya dan ingin meninggalkannya mati dengan sendirinya. Saat Taka baru membalikkan badan, dia tidak tahu bahwa Reno masih mengumpulkan tenaga terakhirnya dan sedang menargetnya dengan tombak putihnya. Lalu, Reno melemparkan tombaknya itu dan dengan tepat menusuk Taka hingga tembus dua sisi. Di saat yang bersamaan, Rayno melihat kejadian itu dan langsung berlari ke saudara kembarnya.

       “Hey, Ren, bertahanlah!..” teriak Rayno dengan terisak-isak.

       “Rr...Rayno, ternyata benar kan dugaanku bahwa Xavion ada disini. Hehe..” jawab Reno tertawa tenang dengan bersimbah darah yang sejak tadi terus mengalir.

       “Tolong, Ren, jangan tinggalkan aku! Aku tidak ingin menjalani hidup dalam kesendirian. Aku hanya memiliki kamu, Ren. Ayah, Ibu, maupun Rino sudah lebih dulu meninggalkan kita.” jawab Rayno dengan menangis tersedu-sedu.

       Rayno adalah sosok yang dewasa dan berpikir logis, akan tetapi pada kondisi kali ini ia tidak tahu untuk berbuat apa, emosinya telah mengalahkan segalanya. Xavion pun dari tadi tidak dapat bicara apa-apa hanya berdiri memandangi Reno yang sekarat.

      “Hey, Xav, mengapa kamu diam saja, hah? Tolong sampaikan kalimat terakhirku ini kepada Paduka Raja King Ixzy bahwa aku telah membayar balas budi nya.” kata Reno sambil menatap Xavion dengan tersenyum.

        Xavion hanya mampu mengangguk menatap Reno.

        Akhirnya Reno telah memejamkan matanya untuk selama-lamanya.

       Rayno masih termenung menatapi saudara kembar terakhirnya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun