Mohon tunggu...
Asjad Rasyiq Habibi
Asjad Rasyiq Habibi Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 JAKARTA

XI MIPA 2

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alas Foresto dan Harga dari Balas Budi

1 Desember 2020   23:57 Diperbarui: 3 Desember 2020   06:40 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           

         Mereka pun berjalan menuju Lembah Fanthera dengan yakin, menyusuri pedalaman hutan, angin bersilir-silir turut menemani mereka dalam perjalanan. Gambaran peristiwa puluhan tahun yang lalu juga mulai teringat kembali oleh mereka seiring dengan semakin dekatnya lembah. Akhirnya, mereka sampai di pintu masuk lembah dan mereka telah memegang erat tombaknya masing-masing.

         “Bagaimana rencana kita, Ren?” tanya Rayno.

        “Begini aja, kamu yang cari Xavion dan aku yang akan mengalihkan perhatian mereka.” jawab Reno.

        “Hah, dimana aku harus cari Xavion? Apakah kamu serius sendirian menjadi pengalih perhatian mereka?” tanya Rayno lagi.

         “Itu lihatlah disana ada bangunan-bangunan, mungkin salah satunya menjadi tempat Xavion ditahan oleh bangsa Fanthera. Apakah kamu masih tidak yakin denganku?” jawab Reno dengan tatapan paling serius.

         Mereka berdua tidak akan tahu apa yang nantinya akan terjadi. Setelah itu, mereka melakukan tugasnya masing-masing. Rayno dengan mengendap-endap yang kedua kalinya seperti puluhan tahun yang lalu di Lembah Fanthera. Perbedaannya kali ini ia masuk bukan keluar dari lembah. Reno mulai memancing perhatian dengan muncul secara tiba-tiba di tengah bangsa Fanthera yang sedang melakukan aktivitas masing-masing. Tentu, mereka menyambut tamu tak diundang itu dengan tidak ramah. Mereka semua bersiap menyerang Reno, tetapi bagi Reno mereka semua tidak sepadan dengan kekuatannya sekarang. Benar saja, mereka semua dengan mudah dihabisi sendirian oleh Reno dengan menggunakan tombak putihnya itu dan teknik bela diri yang dimilikinya. Ada banyak yang terkapar di tanah dan ada pula yang lari tunggang langgang keluar dari lembah karena takut menghadapi ganasnya Reno dan permainan tombak putihnya itu. Seolah-olah Reno membayar lunas dendamnya selama ini kepada bangsa Fanthera terhadap apa yang mereka buat kepada keluarganya. Di samping itu, Rayno menjadi mudah mengecek satu demi satu bangunan yang kosong, karena Reno berhasil mengalihkan perhatian bangsa Fanthera.

        Alhasil, Rayno menemukan Xavion di bangunan terakhir.

       “Xavion dikurung oleh bangsa Fanthera, sepertinya karena diculik saat berada di luar Kerajaan Alas Foresto. Namun, yang terpenting ialah Xavion baik-baik saja dan dapat ditemukan” kata Rayno dalam benaknya.

       “Hey, Xav, ayo kita keluar dari sini dan pulang ke Alas Foresto!” kata Rayno

       “Eh, apakah kau ini Reno? Tolong lepaskan aku disini!” jawab Xavion dengan matanya yang ditutupi kain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun