Waroeng Kemarang tampaknya selalu jadi incaran wisatawan  yang ingin bersantap sambil menikmati pemandangan persawahan yang asri. Suasana sawah yang bertingkat mirip dengan persawahan di Ubud, Bali.Â
Lokasinya yang berada di Jl. Kalibendo kawasan Desa Kemiren, Banyuwangi tidak hanya menawarkan pemandangan sawah yang meneduhkan, tapi juga menyediakan berbagai hidangan lezat yang siap memanjakan lidah.
Menu tradisional asli Banyuwangi menjadi  andalan dari restoran ini. Menu utama yang best seller adalah pecel pitik, sego tempong, rujak soto, dan uyah asem.Untuk kue tradisional ada pilihan kue kucur, serabi, onde-onde, pisang goreng dan minuman hangat favorit tamu adalah minuman jahe sereh gula merah yang membuat hangat di tenggorokan.
Â
Saya sengaja mencoba pesan menu sego tempong, pecel pitik dan uyah asem. Sego tempong disajikan dengan sambal yang tidak terlalu pedas sangat cocok dengan lidah saya.
 Saya makan dengan menu pembuka uyah asem yaitu daging potongan  ayam yang dibumbui rasa bumbu asem dengan sayur kacang panjang menimbulkan rasa segar. Sebagai dessert saya memesan kue kucur dengan rasa otentik gula merah yang lezat
Yang pasti tempat ini cocok banget buat hangout sekaligus bersantai sambil menikmati udara yang sejuk karena angin sepoi dari sawah.Tidak hanya pemandangannya saja yang mengagumkan, menu makanan yang ditawarkan tidak mahal berkisar antara harga Rp 5.000 sampai Rp 30.000 saja.
Restoran berkonsep pedesaan ini berdiri tanggal 1 Januari 2018 digagas oleh pasangan suami istri  Wowok Meirianto dan Ririt asal Banyuwangi yang sudah memiliki pengalaman berkelana di seluruh dunia dan keduanya sangat mencintai kesenian dan budaya.
Menurut Ririt , Kemarang tidak hanya berfungsi sebagai restoran tetapi juga ingin mengapresiasi dan melestarikan potensi kuliner dan seni budaya menyajikan tema bernuansa kental khas pedesaan dengan mengusung konsep adat Suku Osing, suku asli Banyuwangi.