Mohon tunggu...
Asikin Hidayat
Asikin Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru di Majalengka.

Saya hanya suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Kabar BIJB Kertajati?

22 Agustus 2022   11:15 Diperbarui: 22 Agustus 2022   11:20 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai orang Majalengka, dan berdomisili di Kertajati, hingga saat ini saya masih berharap banyak terhadap Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. 

Saya ingin mendengar suara pesawat terbang berseliweran seperti beberapa waktu setelah diresmikan tahun 2018 yang lalu. Ingin sekali saya menyaksikan hiruk pikuk bandara dengan jumlah maskapai yang banyak dan penumpang yang berlimpah ruah seperti yang dibayangkan saat bandara masih dalam proses pembangunan.

Akan tetapi, bayangan dan ekspektasi kami serta-merta terputus saat BIJB yang baru saja digadang akan beroperasi melayani  penerbangan domestik dan luar negeri, ternyata harus berhadapan dengan kenyataan mewabahnya pandemi Covid-19. Geraknya tersumbat, dan BIJB hanya teronggok sebagai sebuah tempat sepi. 

Sesekali pengelola memberikan tawaran untuk memanfaatkan lingkungan dan bangunan bandara untuk kegiatan pameran, pentas seni dan sebagainya, namun tidak cukup memberikan warna bagi keberadaan BIJB. 

Tempat itu hanya jadi tempat tujuan wisata lokal keluarga, makan-makan di halamannya, setelah itu kembali sepi. Tidak alang kepalang, suasana sepi demikian terjadi selama covid-19 menduduki singgasana petaka di negeri ini.

Kabar angin kemudian tersebar di masyarakat, bahwa BIJB yang menghabiskan dana Rp 2,6 triliun itu hanya akan menjadi transit penerbangan kargo saja, tidak untuk penumpang. Bahkan tersiar pula bahwa BIJB hanya akan berfungsi sebagai bengkel pesawat terbang. 

Jika demikian adanya, bagus juga, saya pikir. Artinya akan ada kegiatan yang setidaknya berhubungan dengan penerbangan di sana, bukan kegiatan pentas seni budaya. Apa kata dunia bangunan bandara malah difungsikan jadi gedung kesenian?

Selain saya yang merasa ketir, mungkin ada pihak tertentu yang juga merasa jengah dengan sepinya BIJB, yaitu salah satu SMK di Kertajati yang melabel diri sebagai SMK Penerbangan. 

Konon SMK itu didirikan dengan maksud pasti, bagi lulusannya kelak akan sudah tersedia lapangan kerja. Alih-alih bisa bekerja di sana, pekerja yang ada saja malah dikurangi demi efisiensi.

Kabar baik tiba-tiba terungkap baru-baru ini dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, bahwa Kementerian Perhubungan bersama pemangku kepentingan, tengah menyiapkan BIJB Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, untuk melayani penerbangan embarkasi dan debarkasi umrah pada November 2022. 

Sebagaimana dilansir PR Bandung (22/08/2022), "Koordinasi intensif dengan kemenag dan pemda terus dilakukan agar persiapannya bisa dilakukan dengan matang," ujar Menhub Budi Karya saat memimpin rapat pembahasan kesiapan Bandara Kertajati melayani penerbangan Umrah di Jakarta, Minggu (20/08/2022).

Bagi kami, masyarakat Majalengka, tentu ini merupakan kabar menggembirakan. Setidaknya ada angin segar untuk kembali meramu harap,  agar ke depan BIJB Kertajati tidak hanya berdiri sebagai monumen penanda bahwa di Majalengka pernah ada bandara, akan tetapi juga lengkap dengan segala aktivitas penerbangannya. 

Hal ini sekaligus menjawab jargon ramalan orang-orang tua di Kertajati, bahwa, "Jaga, bakal aya papatong beusi haliber di luhureun imah urang." Kelak akan ada capung-capung besi terbang di atas rumah kita. Bukankah capung besi dimaksud adalah pesawat terbang?

Nah, ucapan para tetua yang terungkap ratusan tahun yang lalu itu sepertinya terucap berdasarkan pandangan batin yang luar biasa, yang pada saatnya kelak akan menjadi kenyataan. 

Bahkan untuk yang satu ini, Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D. Mardiana, mempercayai benar kesungguhan ramalan para tetua Kertajati itu. Ramalan yang akan mulai terjawab mulai November 2022 mendatang. Lebih dahsyat dari ramalan Jayabaya, bukan?(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun