Mohon tunggu...
Asih Iqbal iqbal
Asih Iqbal iqbal Mohon Tunggu... Guru - Tri harnanik atas asih

Tri harnanik atas asih, pekerjaan guru, pendidikan S1 pendidikan agama islam, UMJ Penulis novel, cerpen, puisi, artikel freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mak Inah Naik Haji

17 Januari 2022   07:28 Diperbarui: 17 Januari 2022   07:31 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Angin semilir menerpa gubuk tua di penghujung jalan setu. Seorang nenek yang berusia 60 tahun berjalan tertatih-tatih menyusuri jalan sempit itu.Nama nenek tersebut adalah Mak Inah.


Mak Inah adalah orng tua yang tinggal sebatang kara di desa itu.Dia tidak bepunya anak.Suaminya sudah lama meninggal akibatpenyakit diabetes yang dideritanya. Kini tinggal Mak Inah hidup seorang diri di gubuk tua itu.Pekerjaannya setiap hari mencari ranting-ranting kayu bakar dan daun jati yang bisa ia jual ke pasar. Penghasilan yang tidak seberapa menurut orang masa kini.


Begitulah sosok Mak Inah,sederhana dan bersahaja..Beliau, biarpun orang tak punya memiliki sifat dermawan.Tiap ada anak kecil lewat di depan gubuknya tak bosannya ia memberikan makanan ala kadarnya,hasil dari menjual kayu dan daun jati.Mak Inah banyak disenangi anak- anak kecil di desa itu.


Begitupun dengan tetangga yang membutuhkan bantuannya,seperti memijit Mak inah dengan senang hati akan datang walau cuaca buruk sekalipun.Prinsipnya menolong sesama patut diacungi jempol.Hingga banyak orang yang mendoakannya,agar panjang umur,diberi rezeki tak disangka-sangka.Orang-orang kampung sangat menyayangi wanita tua yang bersahaja itu. 


Sayup-sayup terdengar suara adzan subuh di musolla dekat pasar Bringin.Mak Inah segera beranjak turun dari ambennya yang sudah hampir ambruk.Dibukanya pintu dapur dan iapun mengambil air wudhu dari padasan.Setelah selesai wudhu,iapun menuju ke musolla.Jalan menuju musolla begitu lengang dan sempit.Tetapi bagi seorang Mak Inah itu bukan penghalang untuk beribadah pada Allah,tempat ia meminta.


Dikampung itu hanya segelintir orang yang mau sholat subuh berjamaah di musolla.Mereka lebih memilih menarik selimutnya kembali,menikmati malam yang dingin.Bagi Mak Inah kekuasaaan Illahi  adalah yang lebih utama.

Walau ia tidak sekolah,tetapi ia tahu kalo sholat berjamaah itu banyak pahalanya dari sholat sendiri.Dan kata-kata itu selalu ia tanamkan dalam diri Mak Inah.


Di musolla tersebut,dilihatlah orang di dalam musolla.Hanya 5 orang yang ada di musolla tersebut.

Sebelum dimulai sholat subuh ia mendesah pelan.."Ya Gusti Allah semoga besok jamaah di dalam musolla ini bertambah.."

Setelah selesai sholat subuh, Mak inah tidak langsung beranjak pergi.Iapun melanjutkan dengan berdzikir dan berdoa..

Di dalam doanya ia berharap bisa diselamatkan Allah dari dunia dan akherat dan dijauhkan dari neraka.Tak lupa ia berdoa agar bisa berhaji di tanah suci Mekkah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun