Mohon tunggu...
Asih handayani
Asih handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Tadris Biologi Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etnobiologi: Jejak Kearifan Lokal dalam Menyelamatkan Keanekaragaman Hayati

13 Oktober 2025   23:10 Diperbarui: 13 Oktober 2025   23:08 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pengamatan tanaman obat di Indrokilo, Boyolali, Jawa Tengah

Dalam dunia biologi modern, istilah etnobiologi semakin sering dibicarakan karena perannya dalam menjembatani ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Etnobiologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan makhluk hidup di sekitarnya, termasuk bagaimana suatu masyarakat memanfaatkan, menamai, dan melestarikan sumber daya alam. Melalui etnobiologi, kita dapat memahami bahwa pengetahuan tradisional masyarakat lokal sesungguhnya memiliki nilai ilmiah yang tinggi dan dapat berkontribusi terhadap pelestarian keanekaragaman hayati.

Banyak masyarakat adat di Indonesia memiliki sistem pengetahuan yang kaya tentang flora dan fauna lokal. Misalnya, masyarakat Baduy mengenal lebih dari 200 jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyembuhan tradisional. Begitu pula masyarakat Dayak di Kalimantan yang menggunakan hutan bukan hanya sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai laboratorium alam tempat mereka memahami perilaku hewan dan siklus tanaman. Pengetahuan ini diwariskan secara turun-temurun melalui tradisi lisan, ritual, dan praktik sehari-hari. Dari perspektif biologi, praktik tersebut merupakan bentuk konservasi alami yang menjaga keberlanjutan ekosistem tanpa merusak keseimbangannya.

Lebih jauh, etnobiologi berperan penting dalam pengembangan bioteknologi dan farmasi modern. Banyak senyawa bioaktif dalam obat-obatan modern ditemukan berkat penelitian terhadap pengetahuan lokal masyarakat adat. Contohnya, tanaman kayu manis dan temulawak yang awalnya dikenal melalui ramuan tradisional, kini dikembangkan menjadi bahan obat dan suplemen kesehatan berbasis sains. Dengan menggali kembali pengetahuan etnobiologi, ilmuwan dapat menemukan potensi baru dari alam yang sebelumnya tidak diketahui. 

Namun, globalisasi dan perubahan pola hidup menyebabkan banyak pengetahuan lokal mulai terlupakan. Generasi muda cenderung lebih mengenal obat kimia daripada tanaman obat di sekitar mereka. Oleh karena itu, pendidikan berbasis etnobiologi perlu diperkuat di sekolah dan universitas untuk menumbuhkan kesadaran ekologis sekaligus menghargai warisan budaya bangsa. Menggabungkan sains modern dengan kearifan lokal akan membuka jalan menuju ilmu biologi yang lebih humanis dan berkelanjutan.

Etnobiologi bukan hanya tentang mempelajari tumbuhan dan hewan dari sudut pandang budaya, tetapi juga tentang memaknai hubungan manusia dengan alam secara holistik. Dengan memahami etnobiologi, kita belajar bahwa menjaga alam berarti juga menjaga identitas dan keberlanjutan kehidupan manusia itu sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun