Perkataan dan perbuatan seseorang itu dikendalikan oleh ilmu dan pengetahuannya (kecuali jika ia tidak mengamalkan ilmunya)...
Pendapat yang dipegang oleh seseorang juga berdasarkan apa yang ia ketahui dan pahami. Kognisi melahirkan aksi... Pemahaman akan mewujudkan tindakan...
karena pemahaman bisa berkembang dan berubah --sesuai asupannya-- maka pendapat dan tindakan seseorang pun bisa berubah, mengikuti pemahamannya, kognisinya...
Semakin baik kognisi dan pemahaman orang, maka perkataan dan tindakannya pun semakin baik..
Sebaliknya, jika kognisi dan pemahamannya buruk, maka perkataan dan perbuatannya pun tidak jauh dari itu...
Maka, untuk memperbaiki nilai perkataan dan perbuatan, perbaiki dulu pemahamannya, termasuk dalam berbagai persoalan keagamaan yang berkembang di masyarakat...
Dan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, diperlukan kunci pembuka. Berkaitan dengan pemahaman keagamaan, selain hati yang tulus dan logika yang benar, kunci pembuka pemahaman itu adalah bahasa Arab...
Bahkan saya melihat, sebagian dari khilafiyah yang berkembang di masyarakat itu, bisa diselesaikan lewat pendekatan bahasa Arab...
Dengan menerapkan ilmu bahasa Arab, sebagian masalah keagamaan yang acapkali diperdebatkan itu, bisa ditemukan jawabannya dengan meyakinkan...
Maka, dengan menguasai bahasa Arab, seseorang pada gilirannya bisa menyimpulkan sendiri jawaban dari kemusykilan pemahamannya...
Ia bukan saja menjadi pribadi yang tahu sesuatu dengan ilmu yang yakin, tetapi juga bisa mengerti dan menghargai orang lain yang belum memperoleh pemahaman seperti dirinya...