Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Tahun Politik. Kenali Setan, agar Tidak Termakan Provokator

23 April 2018   15:03 Diperbarui: 23 April 2018   15:11 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Bangsa Indonesia bangsa yang mudah percaya

Pantaskah Bangsa Indonesia termasuk bangsa pemarah?  Barangkali jawabnya yang pasti "tidak."

Sejak dulu Bangsa Indonesia sudah dikenal oleh bangsa-bangsa lain sebagai bangsa yang ramah.  Baik hati. Mudah ditipu, mudah dibujuk, mudah percaya dan mudah kasihan.

Dan kelemahan mental yang sangat buruk yang rata-rata ada di bangsa ini adalah mudah diadu domba dengan sesama anak bangsa.

Sehingga banyak di antara anak bangsa ini jadi korban sia-sia karena kepercayaan dan bisa kena di adu-domba.

Mengikuti cara marah gaya Ahok

Mungkin sejak Gubernur Ahok sering ditayangkan teve sedang marah-marah. Segera saja banyak orang lain terutama orang Jakarta, langsung ikut-ikutan mau atau suka ditayangkan gambar demonya yang kelihatan lebih jago marah dari pada Gubernur Ahok seorang.

"Anomali" mengejutkan terjadi. Tayangan kemarahan-kemarahan seorang Gubernur tiba-tiba saja menjadi tontonan yang segar dan menyenangkan bagi banyak orang Jakarta.  Mungkin karena sebelumnya belum pernah ada gubernur model Ahok.   

Gubernur DKI Jakarta yang pernah ada selalu tampil ramah-ramah, sehingga tak sedikit pejabat daerah yang menjadi nakal; yang tidak malu jadi preman atau kerja sama dengan para preman dan mafia.

Meskipun juga harus diakui bahwa marah gaya Gubernur Ahok sungguh telah menimbulkan dendam kesumat mendalam berlarut dan menyebar pada golongan yang merasa dihabisi oleh Gubernur Ahok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun