Mohon tunggu...
Chelsy Natalia
Chelsy Natalia Mohon Tunggu... Petani - Berangkat dari kesukaan hingga mulai mencintai dunia pertanian 🌱

sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Biogas: Kotoran Ternak dan Limbah Rumah Tangga Jangan Buru-buru Dibuang!

30 September 2017   17:26 Diperbarui: 30 September 2017   17:30 3622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah biogas mungkin masih asing terdengar di telinga kita. Namun bagi sebagian kecil masyarakat di Indonesia telah memanfaatkan biogas dalam kehidupan sehari-hari.  Apa sebenarnya biogas itu? Mengapa kita perlu memanfaatkan biogas dalam kegiatan sehari-hari? Dan apa manfaat biogas di dalam kehidupan?

Jika kita memperhatikan jumlah kendaraan bermotor yang ada di kota-kota besar di Indonesia, jumlahnya bisa ratusan bahkan jutaan, nyaris sama banyaknya dengan jumlah masyarakat di daerah tersebut. Itu menandakan bahwa masyarakat memerlukan kendaraan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. 

Penggunaan kendaraan bermotor sangat bergantung pada bahan bakar minyak sebagai penggerak mesin. Sementara itu, bahan bakar yang saat ini didistribusikan berupa bensin dan solar.  Jika bahan bakar tersebut digunakan dapat menghasilkan keluaran berupa gas-gas yang mengandung banyak karbon dan juga dapat mengeluarkan asap yang mengandung timbal yang menyebabkan gangguan pernapasan.

Di sisi lain, bahan bakar berupa bensin dan solar merupakan energi yang bersumber dari minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui sehingga lambat laun ketersediaannya di alam akan habis. Oleh karena itu, dikembangkanlah energi terbaru yang bersumber dari limbah organik yang dapat diperbaharui dan terus dihasilkan yaitu biogas.

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik (tanpa oksigen) dari limbah-limbah organik, seperti kotoran hewan dan manusia, limbah rumah tangga maupun sisa-sisa tanaman hasil pertanian. Biogas yang dihasilkan  mengandung sebagian besar gas Metana, gas Karbon Dioksida dan kandungan yang jumlahnya sedikit seperti Hidrogen Sulfida, Amonia, Hidrogen dan Nitrogen.

Seperti kita ketahui bahwa gas metana dan karbon dioksida merupakan gas-gas rumah kaca yang turut berperan sebagai penyebab pemanasan global (Global Warming). Oleh karena itu, gas-gas tersebut perlu untuk dikurangi kadar penyebarannya di atmosfer agar meminimalisasi dampak global warming di bumi dengan memanfaatkan biogas.

Proses pengolahan limbah organik hingga menjadi biogas dimulai dengan mencampurkan limbah organik, seperti kotoran ternak dan limbah rumah tangga dengan air sampai terbentuk lumpur pada bak penampungan sementara. Kemudian lumpur dialirkan ke dalam digester.

Proses fermentasi lumpur dibantu dengan menambahkan starter (bahan yang mengandung bakteri methan). Kemudian seluruh saluran ditutup untuk memulai proses pembentukan biogas.

Pada hari 1 sampai hari ke-8 gas yang terbentuk adalah gas karbon dioksida. Baru pada hari ke-10 gas metana terbentuk dan menurunkan kadar gas CO2. Pada hari yang ke-14 biogas yang terbentuk sudah dapat digunakan. Walaupun berasal dari kotoran ternak dan limbah lainnya, biogas tidak menghasilkan bau seperti bau pada limbah yang digunakan.

Perlu diingat bahwa digester perlu diisi terus oleh limbah secara kontinu agar dihasilkan biogas yang optimal. Oleh karena itu, pengolahan biogas baik dikembangkan pada daerah-daerah peternakan (sapi) yang pastinya memiliki limbah yang cukup untuk kelanjutan penghasilan biogas.

Manfaat biogas dalam kehidupan

Biogas sebagai energi alternatif tidak akan habis jumlahnya kerena bersumber dari limbah organik yang dihasilkan oleh makhluk hidup. Biogas dapat menggantikan bahan bakar seperti LPG ( Liquidified Petroleum Gas) untuk memasak dan sebagai bahan bakar kendaraan. Hasil bakaran gas metana relatif lebih bersih dibandingkan hasil bakaran dari bahan bakar fosil karena memiliki jumlah atom karbon yang lebih sedikit, sehingga tidak menampung gas karbon di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Biogas juga dapat menghasilkan energi listrik karena hasil dari 1 meter kubik biogas senilai dengan energi listrik 6.000 watt per jam.

Pengolahan biogas juga menghasilkan limbah organik berupa sludge yang dapat digunakan sebagai pupuk baik dalam bentuk padat maupun cair yang berguna bagi kegiatan pertanian. Komposisi dari limbah biogas berupa Nitrogen, Fosfor, dan Potasium yang merupakan nutrisi yang baik bagi tanaman. Penggunaan pupuk organik jauh lebih baik dibandingkan dengan pupuk kimia, dengan perkiraan bahwa sisa-sisa bahan kimia dari pupuk bisa saja ikut dikonsumsi sehingga dapat membahayakan jika telah terakumulasi dalam jumlah yang banyak pada tubuh.

Oleh karena itu, sudah saatnya bagi kita untuk perlahan-lahan mengurangi penggunaan energi dari bahan bakar fosil maupun minyak bumi dan mulai  mengaplikasikan energi biogas pada kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya tidak langsung kita rasakan saat ini, namun pada beberapa tahun yang akan datang entah itu 10 tahun atau 20 tahun bahkan lebih dari itu, tergantung kapan kita membuka pemikiran kita untuk mulai menggunakan sumber-sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan bak penuh manfaat pada kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun