Urgensi Lupa dalam Kehidupan Modern: Kritik terhadap Dominasi Mindfulness dalam Sains dan Peran Forgetfulness bagi Kesehatan Mental dan Adaptasi Kognitif
Teori Triple F (Forgetting For Freedom Framework)
Pendahuluan
Dalam beberapa dekade terakhir, konsep mindfulness telah menjadi pusat perhatian dalam ilmu pengetahuan dan praktik kesehatan mental. Mindfulness yang mengacu pada kesadaran penuh terhadap saat ini (present) dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan kesejahteraan emosional, mengurangi stres, dan memperbaiki kualitas hidup.Â
Namun, dominasi mindfulness dalam diskursus ilmiah sering kali mengabaikan fungsi penting dari fenomena yang berlawanan, yaitu forgetfulness (lupa).
Forgetfulness, yang sering dipandang sebagai kelemahan atau kegagalan kognitif, justru memiliki peran adaptif yang signifikan dalam menjaga keseimbangan mental, meningkatkan fleksibilitas kognitif, dan mencegah beban emosional berlebih. Mengabaikan urgensi lupa dalam kehidupan modern tidak hanya membatasi pemahaman kita tentang otak manusia, tetapi juga mengurangi peluang untuk mengembangkan pendekatan baru dalam intervensi psikologis dan sosial.Â
Artikel ini berupaya mengeksplorasi konsep lupa sebagai mekanisme biologis, psikologis, dan filosofis, serta mengajukan kerangka untuk intentional forgetfulness sebagai respons terhadap kompleksitas dunia modern.
Kritik terhadap Dominasi Mindfulness dalam Sains
Sains modern cenderung memprioritaskan retensi memori dan kesadaran penuh sebagai indikator keberhasilan fungsi kognitif. Pendekatan ini tercermin dalam popularitas terapi berbasis mindfulness yang menekankan perhatian terhadap pengalaman saat ini. Namun, ada beberapa kritik terhadap dominasi ini:
1. Overload Mental: Mindfulness dapat memperburuk beban mental dengan memaksa individu menghadapi semua aspek kehidupan tanpa menyaring apa yang relevan dan tidak. Sebuah studi oleh Killingsworth & Gilbert (2010) menemukan bahwa pikiran yang terus-menerus sadar terhadap saat ini cenderung mengurangi kebahagiaan, terutama ketika orang harus menghadapi stres secara langsung.
2. Ketidakseimbangan Kognitif: Penekanan berlebihan pada memori dan perhatian penuh mengabaikan fakta bahwa kapasitas otak manusia terbatas. Data menunjukkan bahwa manusia terpapar hingga 34 GB informasi setiap hari, jauh melebihi kapasitas memori jangka pendek kita (Statista, 2022).
3. Abai terhadap Trauma: Tidak semua pengalaman perlu diingat atau dihadapi kembali. Dalam beberapa kasus, lupa adalah mekanisme protektif yang lebih sehat dibandingkan penghadapan terus-menerus.