Mohon tunggu...
Asep Nurjamin
Asep Nurjamin Mohon Tunggu... Dosen - suka menulis dan membaca puisi

Sedang berusaha untuk menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Duka dalam Gemerlap Cahaya

25 Mei 2018   09:02 Diperbarui: 25 Mei 2018   09:12 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di  balik keriuhan dan gemuruh tepuk tangan,
decak kekaguman dan kebanggaan padamu,
kutemukan titik air di matamu, yang diteteskan dari sudut luka di bilik hatimu,
sebuah tempat yang kering dan sepi.

Apa makna semua ini,
selain permainan kepura-puraan, gemerlap dunia,
kedipan lampu adalah kesenangan sesaat yang terlalu naif untuk sekadar menutup satu saja luka hatimu.

Bukan itu yang kaucari,
begitu kaukatakan padaku pada satu hari.
Dan aku tahu,
semua bahagiamu masih belum tiba padamu,
hanya duka yang telah kauterima,
bisikmu,
lalu matamu memandang jauh, jauh sekali ke depan,
ke balik awan,
ke titik nadir yang entah di langit mana,
di samudera mana,
tapi mungkin juga itu sebuah tempat di lubuk hatimu.

Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun