Mohon tunggu...
Asep Ikhwan
Asep Ikhwan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat sosial enterpreneur yang mengelola yayasan pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin Yang tegak di puncak bukit Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, Yang tumbuh di tepi danau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Miniatur Syurga di Sekolah

12 November 2022   15:16 Diperbarui: 12 November 2022   15:20 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah Kita membayangkan bagaimana seorang Guru menerangkan tentang Syurga (paradise) dimana didalamnya terdapat air sungai yang mengalir jernih, tidak pernah berubah rasanya , lalu ada pohon zaitu, anggur , pisang, kurma semua indah dan sejuk . Disaat sang Guru membayangkan keadaan syurga yang indah, ketika kita melihat ke ruangan kelas terlihat sampah berserakan, meja yang kotor penuh coretan dan dinding yang kotor oleh coretan. Lalu kita keluar kelas , di halaman kelas banyak sampah dengan dinding yang kotor dengan coretan atau tapak alas kaki. Halaman yang gersang jarang pohon atau tumbuhan. Maka situasi Syurga yang serba indah menjadi tidak Indah ketika anak-anak kita kembali kelingkungan nyata.

Analogi dia atas membawa kita kepada sebuah idea atau gagasan membangun Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak dan menyenangkan. Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan lingkungan di luar sekolah.

Sekolah sehat dapat kita programkan melalui sebuah perencanaan yang matang. Tata tertib dan penegakan disiplin adalah kunci membangun miniatur Syurga di Sekolah. Keindahan yang hadir dalam keseharian peserta didik ketika memasuki ruang-ruang kelas akan terwujud apabila stakeholder sekolah dari Guru, siswa dan orangtua siswa secara bersama-sama terlibat aktif mewujudkan program sekolah sehat, aman, ramah anak dan menyenangkan.

Bayangkan apabila di sekolah-sekolah ada banyak space Taman - taman, kolam-kolam , pohon - pohon yang rindang bahkan sungai-sungai kecil yang bersih maka cita-cita mewujudkan miniatur syurga di Sekolah akan terwujud.  Kunci dari sekolah sehat, aman , ramah anak dan menyenangkan adalah kolaborasi. Pimpinan lembaga dan guru serta perangkat pendukung didalamnya harus memiliki program maintenance (Perbaikan) yang rutin, seperti pengecatan dinding kelas, meja kursi belajar, perawatan taman dan kolam serta membangun Ruang terbuka hijau yang lebih banyak. Bak atau tong sampah disediakan disetiap kelas dan sudut-sudut ruangan baik tertutup maupun terbuka, dan dibuat Tempat pembuangan akhir sampah dengan kapasitas yang memadai.

Memang program ini tidak semudah membalikan telapak tangan. Tapi kita harus berani memulainya, karena Sekolah yang sehat ,Asri, ramah anak dan membawa suasana riang gembira bagi anak akan semakin diminati dan dicari. Bapak Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Pak Nadiem Makariem menyampaikan  menyampaikan pesannya terkait program sekolah sehat ini. "Mari kita gerakkan kampanye Sekolah Sehat agar anak-anak Indonesia bisa belajar dengan merdeka dalam keadaan sehat," tutur Mendikbudristek. 

Mari kita wujudkan program sekolah sehat, aman, ramah anak dan menyenangkan sebagai miniatur syurga di sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun