Mohon tunggu...
Asep Supriyadi
Asep Supriyadi Mohon Tunggu... Dosen - * Dosen STAI Al-Azhary Cianjur

* Dosen STAI Al-Azhary Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Implementasi Ayat-ayat Sosial

3 Juni 2019   09:15 Diperbarui: 3 Juni 2019   09:46 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Momentum Ramadhan Bulan Berkah?

Pada bulan Ramadhan aktifitas ibadah vertikal maupun horizontal meningkat. Tarawih, tilawah, i'tikaf dan lain semisalnya semarak dilaksanakan di surau maupun di masjid jami'. 

Demikian juga dengan ibadah sosial seperti zakat dan kepedulian sosial lainnya ikut meningkat. Secara empirik oleh kasat mata, pengalaman pribadi telah merasakan betapa banyak komunitas orang berlomba tebar kebaikan di bulan Ramadhan ini.

Peningkatan aktifitas ibadah tersebut merupakan tanda (ayat) empris bahwa dengan berpuasa kita dilatih menjadi orang yang total dalam bertakwa. Sebagaimana tertera dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 183 bahwa puasa bertujuan untuk mewujudkan ketakwaan. Salah satu ciri ketakwaan seseorang adalah peduli sosial seperti berderma. 

Hal itu tertulis dalam Q.S. Ali Imran Ayat 133-134 Allah berfirman yang artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.  

Dari ayat tersebut nampak jelas bahwa kedermawanan merupakan ciri orang bertakwa. Sifat demawan muncul atas dasar kepedulian sosial. Hal itu diperkuat dengan penelitian Yuli Irani Bilgis (2007) dari Fakultas Psikologi UIN Malang. penelitiannya menyimpulkan bahwa puasa merupakan salah satu faktor pengasah empati (kepedulian). 

Jelaslah bahwa puasa menjadikan seseorang bertakwa sekaligus juga menjadikan orang mudah berderma karena memiliki sifat empati. Sehingga, tidak heran pada bulan puasa banyak orang yang berderma. 

Menurut hemat penulis, inilah yang disebut bulan ramadhan bulan berkah. Pertanyaanya, darimana istilah bulan Ramadhan disebut bulan berkah? Secara eksplisit Nabi Muhammad SAW telah menyatakannya dalam hadits riwayat Imam Ahmad. Beliau bersabda:

Artinya: "Telah datang kepada kalian bulan ramadhan bulan  yang penuh berkah..." (HR. Ahmad)

Lantas, apa berkah itu? Dalam kamus Al-Munawwir, kata berkah berasal dari bahasa Arab: barokah (), artinya nikmat. Imam Al-Ghazali  dalam Ensiklopedia Tasawuf mendefiniskan berkah dengan arti ziyadatul khair, yakni "bertambahnya kebaikan". Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki dua arti: Tumbuh, berkembang, atau bertambah; Kebaikan yang berkesinambungan. Menurut Imam Nawawi, asal makna berkah ialah "kebaikan yang banyak dan abadi". Dengan demikian, bulan Ramadhan bulan berkah adalah bahwa pada bulan Ramadhan terjadi penambahan intensitas atau peningkatan ibadah secara individu maupun sosial.

Dari ayat Al-Qur'an dan Hadits yang telah disebutkan diatas, kita menemukan dalil (petunjuk) bahwa puasa mendidik kita menjadi orang yang bertakwa dan bulan ramdahan merupakan bulan berkah. Kemudian, Pembuktian nyata nya (empirical evidence) kita dapatkan di kehidupan sosial kita. Sebagaimana Yuli Irani Bilgis telah membuktikan melalui penelitainnya bahwa  puasa merupakan salah satu faktor pengasah empati (rasa peduli).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun