Mohon tunggu...
Asep Dani
Asep Dani Mohon Tunggu... Guru - Writing, and editing

Tenaga Pendidik Pertanian di SMKN 1 Tanggeung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Pengenalan Sanitasi Sejak Dini untuk Menghindari Penyakit Menular di Pedesaan

16 September 2017   21:45 Diperbarui: 16 September 2017   22:21 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekolah Dasar adalah tempat yang cocok dalam membimbing anak-anak usia 7-12 tahun. Hal ini dikarenakan anak-anak usia seperti itu masih bisa kita arahkan dan atur agar tidak tergerus oleh zaman yang semakin memprihatinkan saat ini. Oleh karena itu, pengenalan tentang sanitasi pada mereka sangatlah cocok, karena bisa terus berjalan sampai mereka dewasa. Perlu kita ketahui, bahwa sanitasi di sekolah sangatlah minim dan bahkan pihak sekolah tidak mempunyai sanitasi yang layak. 

Menurut peraturan seharusnya pihak sekolah mengadakan sanitasi buat siswa-siswinya yaitu 1 tempat sanitasi untuk 60 siswa dan siswi (untuk siswi harus dipisah) berarti kalau ada 60 laki-laki dan 60 perempuan di sekolah tersebut , pihak sekolah hanya perlu mengadakan dua tempat sanitasi.

            Namun, tidak semua sekolah bisa mengadakan tempat sanitasi dengan layak, dikarenakan pelbagai hal yang menghambat pembangunan sanitasi di sekolah tersebut. Misalnya , keterse-

diaan air bahkan jarak yang jauh untuk membuat sanitasi atau dana yang tidak memu-

ngkinkan.Padahal kalau dilihat dan ditinjau penggunaan dana yang diberikan oleh peme-

rintah setiap tahunnya pasti sekolah bisa membangun sarana untuk sanitasi dengan layak. Permasalahan sanitasi pun tidak hanya dipendanaan dan susahnya air bersih, tetapi banyak guru yang tidak  paham akan praktiknya dan memperkenalkan kepada anak-anak sekolah dasar  tersebut itu akan semakin sulit. Padahal guru adalah panutan untuk anak-anak dalam hal belajar dan lain sebagainya.

Menurut data WHO  pada tahun 2007 ada 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare dan cacingan 40-60% setiap tahunnya. Oleh sebab itu pengenalan sanitasi pada anak usia sekolah dasar itu sangat penting, namun pengenalan sanitasi pun tidak akan berpengaruh kalau sarana dan prasarana pihak sekolah tidak memadai. 

Kita bisa melihat betapa besar risiko yang harus dihadapi anak-anak Indonesia ketika sanitasi yang seharusnya bisa dirasakan oleh mereka di sekolah-sekolah namun hal ini menjadi sebuah momok besar dan polemik bagi sekolah. Melihat anak-anak belajar ke sekolah dengan giat saja guru sudah bersyukur, hal ini menyebabkan pengenalan sanitasi sejak dini pun terabaikan dan bahkan dibiarkan begitu saja.

Namun, pembuatan sanitasi sekolah tidak hanya pembuatan jamban saja, hal ini pasti banyak tidak diketahui oleh pihak sekolah. Pembuatan tempat pencucian tangan, itu adalah hal yang harus ada di lingkungan sekolah. Pada dasarnya pembuatan sanitasi dan pengenalannya hanya dilakukan di kota-kota besar dan sekolah elit yang fasilitas dan infrastrukturnya sudah memadai dari pelbagai aspek.

Pengenalan sanitasi sejak usia dini seharusnya menargetkan di sekolah dasar yang ada dipedesaan, hal ini pun pasti bisa mempengaruhi kesadaran mereka terhadap kebersihan. Ya, kita ketahui bahwa di pedesaan masih sedikit sekolah yang menyediakan sanitasi untuk siswa-siswinya. Hal ini seperti yang sudah dijelaskan di atas karena kurangnya air, tidak ada sosialisasi terhadap sekolah-sekolah yang ada di pedesaan tentang pentingnya pembuatan sanitasi oleh pemerintah.

Dari sejumlah sekolah yang ada di pedesaan hanya 2% kurang lebih yang menyediakan sanitasi di sekolah, selebihnya anak-anak sekolah dasar bahkan menumpang di rumah warga ataupun rumah teman mereka yang terdekat. Ya, kita ketahui penerapan system sanitasi dan pengelolaannya di pedesaan memang sangatlah sulit. Dikarenakan banyak sekali faktor  yang mempengaruhinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun