Mohon tunggu...
Asep Ajidin
Asep Ajidin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIH Putri Maharaja Payakumbuh

Past memories and the future dreams

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kekuasaan, Tuna Kuasa dan Demokratisasi Kekuasaan: Menyelami Dinamika Politik Modern

5 Februari 2024   17:09 Diperbarui: 5 Februari 2024   17:13 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kekuasaan merupakan fenomena yang memengaruhi kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dalam sejarah politik, konsep kekuasaan seringkali berkaitan dengan kontrol, pengaruh, dan otoritas yang dimiliki oleh individu, kelompok, atau institusi. Namun, seiring dengan perkembangan masyarakat dan pemikiran politik, konsep ini telah diperdebatkan, dipertanyakan, dan direformasi.

Kekuasaan: Dinamika yang Abadi

Kekuasaan secara tradisional sering diwakili oleh struktur hierarkis, di mana pemegang kekuasaan memiliki otoritas untuk membuat keputusan yang memengaruhi kehidupan banyak orang. Dalam konteks ini, kekuasaan bisa bersifat otoriter, di mana kontrol dan keputusan dipegang oleh segelintir individu atau entitas, tanpa partisipasi atau pertanggungjawaban yang signifikan kepada masyarakat.

Namun, kekuasaan juga bisa menjadi instrumen perubahan positif ketika digunakan untuk memajukan kepentingan umum, mewujudkan keadilan sosial, dan mengatasi ketidaksetaraan. Pendekatan seperti ini, yang mengarah pada kekuasaan yang bertanggung jawab dan inklusif, menjadi esensi dari demokratisasi kekuasaan.

Tuna Kuasa: Narasi Kelompok yang Terpinggirkan

Dalam konteks kekuasaan, konsep "tuna kuasa" merujuk pada mereka yang tidak memiliki akses atau representasi dalam struktur kekuasaan yang ada. Tuna kuasa sering kali terdiri dari kelompok-kelompok minoritas, golongan masyarakat yang terpinggirkan, atau individu yang tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya politik, ekonomi, atau sosial.

Penjagaan terhadap tuna kuasa adalah inti dari pemberdayaan sosial dan politik. Demokratisasi kekuasaan berarti memberikan suara kepada mereka yang selama ini tidak didengar, memastikan bahwa kepentingan mereka dipertimbangkan dalam proses pembuatan keputusan, dan menciptakan ruang bagi partisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat.

Demokratisasi Kekuasaan: Misi Menuju Keadilan dan Kesetaraan

Demokratisasi kekuasaan adalah upaya untuk mendistribusikan kekuasaan secara lebih merata di antara semua anggota masyarakat, sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses politik, mengakses sumber daya, dan mempengaruhi arah kebijakan publik.

Demokratisasi kekuasaan melibatkan pembentukan institusi yang transparan, akuntabel, dan responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Ini juga melibatkan penciptaan ruang bagi dialog, debat terbuka, dan pertukaran ide yang memperkuat partisipasi publik dan pertanggungjawaban pemerintah.

Pada intinya, demokratisasi kekuasaan adalah tentang menciptakan kondisi di mana kekuasaan dijalankan untuk kepentingan bersama, bukan untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Ini merupakan prinsip yang mendasari sistem demokrasi modern, di mana keadilan, kesetaraan, dan kebebasan menjadi pijakan utama dalam menjalankan urusan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun