Besok adalah hari ulang tahunku yang ke-14, aku mengetahui tanggal itu dari kalender yang ku pungut di tempat sampah awal tahun lalu. Konyol memang, ada orang yang tega membuang kalender baru yang pastinya amat berguna di tempat yang kumuh itu. Tapi itulah kebiasaan-kebiasaan buruk warga sekitar. Seakan acuh dan tak mau menghargai benda yang dimilikinya. Di hari esok, yang aku inginkan bukanlah sebuah kue tart berukuran jumbo ataupun setumpuk kado dari teman-teman. Tapi, sosok Ibu yang memelukku penuh kasih dan membawa keluar aku dan Reza dari kejamnya kehidupan ini, menuju kehidupan lain yang lebih baik.
Well, setidaknya itulah harapanku di tahun ini. Hari ini, tepatnya sore ini. Entah karena apa, kami tak mendapatkan sepeserpun uang, bahkan recehan pun tidak. Sambil menahan gejolak rasa lapar yang meronta-ronta, Reza mengajakku untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa untuk mengganjal perut ini hingga hari ini berlalu. Reza menatap penuh harap dihadapan segunung sampah, berharap kami menemukan sepotong roti di tempat pembuangan sampah yang teramat kumuh ini. Tapi tak rugi juga, selama satu jam kami mencari, bersusah payah membongkar sampah-sampah menjijikkan dan berbau tak sedap ini, aku mendapati sepotong roti yang nampak berjamur dikulitnya. Ku kupas bagian berjamur itu dan memakannya dengan Reza. Biarlah. Asalkan kami bisa makan hari ini.
Setelah hari itu berakhir, kami kembali bekerja keras seorang diri. Tanpa belaian kasih sayang. Tak jarang pula orang memandang kami dengan jijik dan enggan memberikan bantuan kepada kami. Namun di dunia ini beruntung masih saja ada orang yang beretika dan hati baik berkeliaran di sekitar kami. Seperti ada yang mau dan tidak malu untuk memberikan sekotak nasi, ataupun sebotol susu kepada kami. Tapi sejak hari itu aku bertekad, aku takkan pernah berhenti berjuang menghadapi lika-liku kehidupan ini, setidaknya untuk saat ini, berharap hari esok aku dan Reza tetap bisa melanjutkan hidup. Dan kuharap suatu saat nanti, sosok Ibu yang selama ini kurindukan kehadirannya akan datang dalam keadaan hidup dan mampu. Mampu dalam artian yang luas, semisal mampu menyekolahkan kami, memberi makan, pakaian, tempat tinggal dan kehidupan yang layak. Dan juga aku percaya, tidak ada satupun di dunia ini, yang bisa di dapat dengan mudah. Kerja keras dan doa adalah cara untuk mempermudahnya.