Meskipun kota jember bukan merupakan kota yang besar dengan ukuran wilayah nya juga yang tidak sebesar kota lainnya seperti Surabaya dan Malang. Dengan luas wilayah yang mencapai 3.300km dan jumlah penduduk 2,61 juta jiwa. Kabupaten Jember juga memiliki permasalahan terkait kepadatan penduduk dengan angka kepadatan penduduk yang relatif tinggi hingga mencapai 712/km. Angka ini bisa menggambarkan bahwa Kota Jember memiliki jumlah penduduk yang padat sehingga menyebabkan permasalahan. Salah satu contoh yang terlihat adalah munculnya pemukiman kumuh, kondisi ini juga terjadi di Kota Jember tepatnya di daerah Kelurahan Kidul, Kecamatan Kaliwates daerah ini menjadi pemukiman yang kumuh tidak memiliki hunian yang layak dan juga infrastruktur yang tidak lengkap seperti minimnya air bersih dan kondisi lingkungan yang buruk.
Permasalahan pemukiman kumuh ini serupa dengan kondisi seperti di kota kota lainnya, Seperti di Surabaya yang berlokasi di Pegirikan, Kedung Cowek, dan Sidotopo yang juga merupakan di kenal sebagai pemukiman kumuh dengan hunian tidak layak dan infrastruktur yang kurang memadai. Menurut teori ekonomi jika suatu ukuran kota terlalu besar maka, semakin besar dan kompleks juga permasalahan yang akan di hadapi. Contoh permasalahan yang terjadi di kota yang memiliki kepadatan penduduk ini adalah seperti kemacetan lalu lintas, harga tanah yang melonjak tinggi, kepadatan penduduk yang terus meningkat. Permasalahan tersebut dapat berdampak buruk dan mengakibatkan kurang lahan untuk tinggal, dan sulitnya masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan karena penduduk yang semakin bertambah sehingga terjadinya peningkatan angka kemiskinan. Dengan meningkatnya angka kemiskinan maka akab bisa berpotensi munculnya masalah lain seperti bisa membuat orang melakukan kriminalitas dan kejahatan.
Pemukiman kumuh pada dasarnya muncul karena jumlah penduduk yang melebihi kapasitas sebuah kotaatau wilayah. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah ini pasti akan membutuh kan sebuah lahan untuk di jadikan tempat tinggal. Tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk ini membuat kurang nya ketersediaan lahan, perumahan, atau pun infrastruktur yang memadai. Akibat dari permasalahan ini menyebab sebagian penduduk memilih untuk tinggal di sebuah lahan yang terbatas atau bahkan tidak layak untuk di huni dan juga bahkan infrastruktur dasar yang tidak memadai contoh nya saja air bersih, akses transportasi. Permasalahan tidak berhenti di situ saja, pemukiman kumuh karena kepadatan penduduk juga bisa mengakibatkan masalah sosial seperti terganggunya kesehatan penduduk di sana seperti pada berita akhir akhir ini yaitu kondisi seorang anak yang terkena masalah cacingan hal ini di akibatkan oleh faktor ekonomi dan tempat tinggal yang tidak layak untuk di huni, kondisi lingkungan yang buruk yang bisa membahayakan kondisi mental dan fisik masyarakat seperti kotor, rusak, dan lingkungan sosial yang tidak sehat seperti perundungan. Rendah nya kualitas hidup seperti kesulitan dalam ekonomi dan pengangguran yang menyebabkan kurang nya akses untuk berpendidikan dan layanan kesehatan yang terbatas, kurang nya lapangan pekerjaaan yang bisa membuat orang untuk melakukan sebuah kejahatan untuk bisa memenuhi kebutuhannya. Ttau bahkan bisa menjadi kawasan rawan banjir jika hujan turun karena lokasi lahan yang dekat dengan sungai.
Permasalahan pemukiman kumuh ini tidak sepenuhnya salah masyarakat, mereka terpaksa untuk tinggal di sebuah lahan yang tidak layak di karenakan faktor ekonomi yang menyebabkan mereka tidak bisa membeli lahan yang layak untuk di jadikan sebagai tempat tinggal mereka. Jika permasalahan ini di biarkan dan terus menerus terjadi maka, pemerintah daerah harus ikut dan hadir untuk mencari solusi yang tepat dan cepat. Solusi jangka pendek yang bisa di berikan oleh pemerintah saat ini adalah dengan membangun sebuah rumah susun yang sederhana dan bagus serta layak untuk di huni, dan juga dengan harga sewa yang tidak terlalu mahal, serta pemerintah juga harus menyiapkan infrastruktur dasar yang memadai seperti air yang bersih, melakukan penataan ulang pada rumah rumah masyarakat menjadi rumah berderet tanpa harus menggusur mereka semua. Jika ingin solusi besar nya makan pemerintah harus melakukan ulang penataan kota, tetapi solusi ini tidak segampang itu di lakukan karena untuk melakukan penataan kota kembali di butuhkan waktu yang lama dan juga dapat menggangu aktivitas masyarakat. Penduduk masyarakat juga harus di berikan tanggung jawab dan arahan untuk selalu menjaga dan merawat lingkungannya. Contoh nya saja seperti membuang sampah tidak di sungai dan tidak sembarangan dan juga melakukan pengolahan sampah tersebut agar bisa di manfaat kan kembali, melakukan ruang terbuka hijau agar lingkungan lebih asri dan lebih sehat. Jika semua solusi ini di lakukan maka pemukiman kumuh pelan pelan akan menjadi tempat tinggal yang layak huni dan sehat.
Jika solusi tersebut di lakukan maka akan terciptanya sebuah tempat tinggal bagi masyarakat yang bagus, lengkap, dan layak untuk di huni. Dan permasalahan lain yang di akibatkan kepadatan penduduk ini seperti masalah sosial lainnya juga akan ikut berdampak baik. Kesehatan penduduk akan terjamin, kondisi lingkungan membaik, kualitas hidup yang meningkat dan mengubah pandangan masyarakat menjadi lebih baik, tidak terjadi nya bencana alam karena lingkunga di rawat dengan baik oleh masyarakat. Dan pemerintah bisa menciptakan lapangan pekerjaan dengan terciptanya lapangan pekerjaan maka akan berkurang nya angka kemiskinan dan dapat meningkatkan kualitas hidup sehingga masyarakat akan lebih sejahtera dan dapat berpenghasilan yang cukup untuk membeli lahan yang lebih baik atau bahkan bisa untuk merawat lingkungan. Serta bisa menghidupi kebutuhan mereka sehingga tidak akan terjadi lingkungan yang buruk dan kesehatan masyarakat akan terjamin. Serta tingkat kejahatan dan kriminalitas oun akan berkurang karna pandangan masyarakat sudah lebih baik dan mereka tidak berkekurangan dalam menghidupi kebutuhannya. Dengan hal ini akan menciptakan sebuah kota yang baik, aman, dan nyaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI