Mohon tunggu...
Ary Tamvan
Ary Tamvan Mohon Tunggu... -

Saya adalah Anak desa yang mempunyai cita-cita memajukan desa saya,kemudian Kota,selanjutnya Negara dan terahir DUNIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Enggan Memulai Selagi Kamu Sempurna

11 Mei 2017   05:59 Diperbarui: 11 Mei 2017   07:26 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JANGAN ENGGAN MEMULAI, SELAGI KAMU SEMPURNA


Bukan untuk mengajak pembaca supaya tidak saling bersedekah, namun saya sering melihat kasus yang sangat umum terjadi  tapi seolah masalah ini tak kunjung selesai.apakah itu ? yak,itulah pengemis sempurna (fisik). Bukan sesuatu yang awam ketika kita tengah melintasi lampu lalu lintas di kota-kota ,terdapat banyak pengemis yang sedang action dengan peranya.mulai dari ibu menggendong bayi yang sedang tidur, kakek-kakek membawa topi terbalik dengan tangan gemetar,hingga laki-laki gagah yang berjalan seolah pincang.

sekali lagi saya tidak bermaksud untuk merendahkan, namun melihat dari berbagai media yang terseber,sepererti  kasus pengemis yang berpura-pura tidak mempunyai kaki seperti yang dikutip dari “www.detik.com/news/berita/3270267/muslihat-pengemis-pura-pura-buntung “ .dari sini kita harus lebih Bijak dalam memberikan sedekah, dikhawatirkan orang yang seharusnya mendapatkan dan sangat membutuhkan malah tidak dapat hak,nya karena ulah pengesmis sempurna ini. opini diatas adalah bagian pengantar dari artikel yang akan saya tulis berikut.

Supaya nyambung dengan judul diatas,saya akan menggandengkan dengan topik produksi dalam prespektif islam.Pada umumnya kita sebagai manusia dituntut dengan kebutuhan sehari-hari selain juga kebutuhan rohani.dengan tuntutan tersebut kita harus kreatif dalam mengolah apa yang telah Tuhan berikan,seperti sumber daya alam di negara kita yang sangat melimpah.Islam juga menyeru bahwa sesungguhnya manusia adalah khalifatullah atau wakil Allah di bumi seperti dalam firmanNya QS Al-baqaroh : 30 yang berbunyi {Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"}.

Dalam pandangan islam produksi tidak hanya untuk menghasilkan sesuatu secara sudut pandang finansial saja,namun apa yang kita produksi mampu memenuhi fungsi sosial. menyinggung dari kasus diatas, kita lihat dengan kacamata islam,sangatlah tidak sesuai dengan ajaran islam,kita bandingkan saja dengan kakek tua yang enggan menyerah untuk berjuang demi memenuhi kebetuhanya dengan mencari kayu bakar, hal ini sangat bertolak belakang dengan perilaku yang dilakukan pengemis konyol itu, sangatlah tidak elok.

 Islam menuntun kita supaya giat bekerja dengan tanpa meminta-minta seperti yang disabdakan nabi Muhammad SAW dalam HR Muslim {Dari Abu Hurairah RA berkata,aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: hendaklah seseorang diantara kalian berangkat pagi-pagi sekali mencari kayu bakar,lalu bersedakah denganya dan menjaga diri (tidak meminta-minta) dari manusia,yang itu lebih baik dari pada meminta kepada seorang baik diberi maupun tidak.tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah.mulailah (memberi) kepada orang yang menjadi tanggung jawabmu}. Hadist tersebut tersirat mengenai produksi, dimana dalam isinya tersirat anjuran Nabi untuk senantiasa tidakmeminta-minta,melainkan untuk bersedekah. Nah jika kita lihat lebih jauh lagi makna bersedekah adalah bagaimana kita dapat melakukan sedekah itu.tidak lain adalah dengan cara melakukan kegiatan ekonomi salah satunya dengan berproduksi.

Dengan kita berani melakukan kegiatan produksi, contoh kecil semisal produksi atau pembuatan “keripik tales”. Dari sini kita tidak hanya menguntungkan diri sendiri melainkan dapat terwujudnya fungsi sosial tersebut. seperti membuka lapangan pekerjaan bagi para karyawanya, menambah pemasukan petani tales dan dampak lain yang positif.

Naha,maka dari itu kita sebagai pemuda hendaknya berfikir optimis,jangan takut dengan kegagalan,karena kalau kita belum mulai kita tak akan merasakan kegagalan itu dan bahkan jauh dari kata kesuksesan.jadi mulailah dari sekarang kawan.

Go ahead

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun