Mohon tunggu...
Ary Surya
Ary Surya Mohon Tunggu... Administrasi - Perjalanan 1000 Mil Diawali dengan Satu Langkah Kecil

Pernah kuliah di manajemen keuangan, lulus ilmu pemerintahan. Sekarang bikin dan jualan rumah sederhana sampai mewah serta nyambi jualan mainan & hobi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerupuk Seni dan Kehidupan

9 Mei 2024   23:15 Diperbarui: 9 Mei 2024   23:42 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anda tahu rasanya jika mempunyai istri seorang penulis, walaupun penulis cerita anak? Pertama setiap kalimat yang Anda gunakan setidaknya tidak melanggar kaidah EYD, Kedua jika ada penggunaan diksi yang kurang tepat pastilah dikoreksi, Ketiga selang beberapa tahun, kedua hal tersebut memudar. Entah karena mulai bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan benar dan baik atau karena TOLERANSI istri.

Lama sekali tidak menulis, sangat menyiksa sebenarnya. Walaupun tulisan tidak bernas ataupun sesuatu yang semua orang harus tahu. Karena tahu berasal dari Sumedang? 

Ada sesuatu yang harus ditulis detik dan menit ini. Satu dan beberapa ingatan masa kecil yang perlu ditumpahkan. Sebuah ungkapan membekas dalam pikiran, Anda boleh pintar dan cendikia tetapi jika ada tidak menulis ................ kata selanjutnya terlupakan.

Sependek ingatan masa kecil, Anda yang pernah dizaman itu pasti ingat dengan tukang kerupuk. Sangat berbeda dengan tukang kerupuk saat ini. Kerupuk dikemas dengan kantok plastik transparan berisi antara 5 sampai dengan 10 kerupuk berdiameter variatif. Diameter 15, 10 dan 8 cm atau dikisaran angka tersebut.

Lahir di 80 an, ingatan yang masih bisa dibuka walaupun samar mulai sekitar ditahun 1986 sampai saat ini. Dengan ingatan bolong-bolong tidak sepenuhnya bisa dikonfirmasi kebenarannya.

Tahun 80 an itu tukang kerupuk membawa dagangannya menggunakan kaleng silinder besar mengerucut dari silindernya sekira setengah badannya. Dengan penutup bahkan jika juragan kerupuknya tajir, ada "jendela" disilindernya. Zaman dimata anak kecil merupakan sebuah "Ketakjuban".

Tukang kerupuk itu memanggul dua silinder kaleng yang sekira diameter 1 meter mungkin, untuk membukanya ada dua tahap. Tahap pertama dipenutup kerucut yang paling atas dan jika sudah mulai kosong sang tukang membuka penutup ditahap kedua dari kerucut mendekati silindernya.

Diameter kerupuk kala itu lumayan besar, sekira diameter satu jengkal tangan bahkan kalau tak salah ada yang lebih besar lagi. Yang pernah berada dizaman itu bisa menambahkan barangkali saya salah.

Satu kaleng silinder kerupuk itu mungkin bisa berisi 300 atau 500 an kerupuk atau lebih, mereka menjajakan ke konsumen langsung atau menyimpan diwarung-warung ke wadah kaleng persegi panjang dengan "jendela".

Wadah kerupuk kaleng persegi panjang dengan jendela itu masih bertahan hingga sekarang. Bercat biru tua atau muda. Jika pembeli tidak menutup penutupnya rapat, bisa membuat penjual meriang.

Entah kenapa kerupuk ini sangat membekas hingga sekarang. Walaupun ketika makan tidak selalu harus ada kerupuk. Tapi kenikmatan makan ditemani kerupuk itu sebuah walaupun agak hiperbola menuliskan tetapi tidak bisa menemukan kata yang tepat selain terlintas dibenak satu kata "nendang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun