Mohon tunggu...
Arya Pratama
Arya Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - grader

Enjoy your life and enjoy every moment

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencitraan Tokoh Publik Mendekati Kontestasi Politik 2024

14 Mei 2023   14:14 Diperbarui: 22 Mei 2023   08:29 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Cnn Indonesia

Pemilihan presiden atau pilpres 2024 sudah di depan mata, tinggal menghitung beberapa bulan saja, kita akan melaksanakan pemilihan terhadap presiden yang akan menjadi masa depan bangsa Indonesia nantinya. Dengan adanya pilpres 2024, tentunya menyibukkan berbagai pihak, terkhusus para anggota partai, guna mensukseskan calon yang di usung untuk duduk di kursi ke presidenan dalam 5 tahun ke depan nantinya. Setelah presiden sebelumnya menjabat 2 periode yaitu Jokowi, sekarang sudah saatnya untuk mundur dari pilpres 2024, karena dirasa 10 tahun merupakan waktu yang lumayan untuk menjabat presiden Indonesia. Dengan berakhirnya masa kepemimpinan Jokowi, ini merupakan kesempatan untuk para calon presiden yang sedang bersiap  untuk bersaing dalam kontestasi politik 2024.

Selain para calon yang disibukkan dengan persiapan pilpres 2024, rakyat juga sedang sibuk membaca visi & misi dari masing-masing calon, tentunya rakyat tidak ingin salah pilih dalam penentuan Indonesia 5 tahun ke depan. Sekarang rakyat lebih jeli dalam membaca gerak gerik para capres dan cawapres, hal itu di tandai dengan ramainya jagat maya yang sedang membicarakan persiapan pilpres 2024, yaitu di Instagram. Ada beberapa netizen yang menganggap bahwa Prabowo lebih pantas menduduki kursi kepresidenan, selain tegas, juga lebih berpengalaman, ada juga yang mengatakan, bahwa Ganjar lebih baik dari Prabowo, karena dinilai dari cara kepemimpinannya serta inovasi yang ia berikan pada pembangunan Provinsi Jateng, menjadikan Ganjar mendapat nilai positif dari netizen. Beragam komentar pada media sosial, menunjukkan antusiasme para warga net saat membahas politik 2024, di era sekarang, meskipun perkembangan sudah maju cukup pesat, namun tetap saja pencitraan atau manipulasi masih bisa dilakukan. Hal ini guna menunjang nama para calon, agar banyak mendapat suara dari rakyat atau masyarakat.

Lalu apa yang dimaksud dengan pencitraan politik?, menurut Cambridge dictionary, salah satu makna pencitraan, yaitu sebuah kegiatan atau aksi yang dilakukan demi mendompleng nama atau citra diri menjadi sesuatu yang diinginkan. Biasanya politik pencitraan ini dilakukan pada saat munculnya sesuatu hal yang sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat, seperti bencana alam, kekerasan, keberhasilan suatu lembaga atau segala hal yang bisa membuat para 'politisi' ini mendapatkan pandangan/gambaran dimata masyarakat. Pecncitraan politik berdampak positif atau negatif tergantung dari cara pandang kita masing-masing, karena pencitraan politik mengandung dua hal itu. Namun jika kita bisa memilahnya, pasti tidak selalu menganggap pencitraan politik merupakan sesuau yang negatif.

Siapa saja yang melakukan pencitraan politik?, Jawabannya adalah seluruh elemen yang memiliki tujuan tertentu dalam suatu kontestasi politik. Salah satunya ialah Ganjar Pranowo, di gadang-gadang sering melakukan blusukan ke tempat-tempat plosok guna membantu kesulitan warga sekitar serta mencari solusi dalam permasalahan tersebut. Perhelatan politik tahun ini sangat ramai dengan peristitwa atau fenomena  yang sebagian dianggap oleh masyarakat merupakan pencitraan politik.

Ada salah satu kasus, yang bulan lalu cukup ramai diperbincangkan, kasus yang nenyangkut sepak bola Indonesia. Yaitu batalnya piala dunia di Indonesia, karena tidak di persetujuinya timnas Israel masuk di Indonesia. Cukup rumit memang, terkait permasalahan di Palestina atau doktrin yang berkembang di Indonesia, mengenai negara Israel atau orang Yahudi, yang menganggap kurang baik. Dengan batalnya piala dunia tersebut, otomatis membuang semua hal yang sudah dipersiapkan, salah satunya souvenir, perlengkapan, dll. Sungguh sangat disayangkan, euforia serta antusiasme masyarakat sudah membara ternyata batal dilaksanakan. Moment yang jarang dijumpai tersebut resmi batal pada bulan April 2023 kemarin. Lalu apa kaitannya piala dunia dengan pencitraan politik?, tentu berkaitan, coba lihat saja, siapa yang mengusulkan untuk penolakan timnas Israel di Indonesia. Yaitu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Lalu apa yanga melatar belakangi Ganjar untuk menolak hadirnya timnas Israel di Indonesia?
1.Permenlu
Dasar penolakan di dasarkan pada peraturan menteri luar negeri (permenlu) No 3 Th 2019, terdapat aturan penolakan terhadap Israel di atur pada Bab X pasal 150 hingga 151 di Permenlu 3/2019 yang berbunyi, bahwa sampai saat ini Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel dan menentang penjajahan Israel atas wilayah dan bangsa Palestina. Dalam beleid pasal 151, dijelaskan bahwa dalam melakukan hubungan dengan Israel kiranya perlu diperhatikan prosedur yang ada dan selama ini masih berlaku, sebagai berikut:
-Tidak ada hubungan secara resmi antara pemerintah Indonesia dalam setiap tingkatan dengan Israel, termasuk dalam surat menyurat dengan menggunakan kop resmi;
-Tidak menerima delegasi Israel secara resmi dan di tempat resmi;
-Tidak diizinkan pengibaran/penggunaan bendera, lambang dan atribut lainnya serta pengumandangan lagu kebangsaan Israel di wilayah Republik Indonesia;
-Kehadiran Israel tidak membawa implikasi pengakuan politis terhadap Israel
- Kunjungan warga Israel ke Indonesia hanya dapat dilakukan dengan menggunakan paspor biasa; dan
- Otorisasi pemberian visa kepada warga Israel dilaksanakan oleh Kementerian Hukum dan HAM c.q. Direktorat Jenderal Imigrasi. Visa diberikan dalam bentuk affidavit melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura atau Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok.
2.Soal Nilai Kemanusiaan
Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, penolakan yang dilakukan Ganjar terhadap timnas Isarel, semata-mata didasari oleh nilai kemanusiaan. Penolakan tersebut dilakukan, juga sebagai salah satu cara untuk menyadarkan FIFA dalam memberlakukan aturan kepada Israel, seperti yang dilakukan kepada Rusia akibat invasi Ukraina. Seharusnya FIFA juga memberlakukan hal yang sama pada Israel yang melakukan invasi pada Palestina, namun nyatanya hingga sekarang ia masih bisa bertanding, menurut Hasto. Indonesia masih menganggap bahwa Palestina merupakan negara yang masih bersaudara.
                  Namun terlepas dari itu semua, kita harus mencermati bahwa sekarang merupakan tahun politik yang ramai dengan persiapan-persiapan para calon untuk memenangkan pada pilpres 2024. Ganjar menganggap kehadiran timnas Israel sebagai suatu ancaman pada permenlu serta dasar nilai kemanusiaan terhadap Palstina. Memang benar alasan yang disampaikan oleh Ganjar, namun perlu dicermati lebih lanjut, yang menolak hadirnya timnas Israel ini bukan Ganjar saja, namun gubernur Bali, I Wayan Koster, juga menolaknya, dan setelah diketahui latar belakangya, ia juga merupakan kader PDIP sama dengan Ganjar. Sudah jelas bahwa apa yang di lakukan oleh mereka berdua, sebelumnya dikaji terlebih dahulu terkait permasalahan yang diangkat, apa yang melanggar peraturan serta yang bisa mengambil hati rakyat.
                   Sebenarnya alasan, atas dasar kemanusiaan adalah untuk mengambil simpati masyarakat, namun kenyataannya berlainan. Banyak masyarakat yang kurang mengetahui alasan Ganjar dan Wayan menolak timnas Israel. Mendekati kontestasi politik 2024, maka segala cara dihalalkan untuk mendapat simpati serta citra positif pada masyarakat, hingga dunia olahragapun terkena imbasnya. Jika di telusuri lebih lanjut, strategi Ganjar dengan kawan-kawan cukup bagus dan jitu. Mereka mengambil isu yang dimana isu tersebut sangat bisa mempengaruhi hati rakyat Indonesia, seperti kasus penolakan timnas Israel tadi, orang Indonesia mayoritas Islam dan pastinya akan menuntut negara yang menjajah saudara seimannya, yaitu Palestina. Karena dilihat dari sejarahnya orang Indonesia, sangat mudah dipengaruhi atau di adu domba dengan mengatasnamakan kesamaan suku, budaya, agama dsb. Jadi mudah saja untuk meng-up kasus tersebut ke ruang publik, sebagai upaya mendapatkan citra positif melalui kasus Israel yang terjadi. Ganjar menjabat sebagai capres dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, lalu I Wayan Koster menjabat sebagai anggota DPR-RI dari Fraksi yang sama, sudah bisa di garis bawahi, yang dilakukan mereka berdua merpakan suatu bentuk mencari empati dalam pelaksanaan pilpres 2024, I Wayan Koster sebenarnya hanya sebagai penyeimbang saja, yang utama ialah Ganjar.
                      Memang banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencari citra pada masyarakat, namun semua itu kembali lagi, bagaimana seorang capres atau calon lain apapun itu dalam kontestasi politik. Harus bisa untuk menjaga nama atau citranya saat menjabat hingga akhir masa jabatannya. Karena banyak kita jumpai, para calon yang hanya gembar-gembor pada saat mendekati pemilihan, lalu ketika sudah terpilih, pupus sudah semua yang pernah dikatakan. Citra atau nama sangatlah penting bagi para politikus atau para anggota fraksi partai, dengan baiknya citra kita di masyarakat, akan semakin mudah untuk mendapat dukungan serta suara dalam pemilihan nantinya. Yang cukup sulit adalah mempertahankan citra tersebut hingga akhir masa jabatan. Karena banyak pada isu-isu sekarang, bahwa presiden dikendalikan oleh salah satu orang yang berpengaruh di partainya, dan hal tersebut patut di waspadai, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun