Mohon tunggu...
Aryanis Mutia
Aryanis Mutia Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan golongan Blue INTP. Selanjutnya pada : navlamer.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Nature

ASPACK: Teknologi Pengemas Aseptis Skala UKM

16 Mei 2015   11:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ASPACK (Automatic of Aseptic Packaging)

Kota batu merupakan sentra usaha kecil menengah di Jawa Timur. Menurut data PEMKOT Kota Batu, sektorUsaha Kecil Menengah (UKM)telah menjadi salah satu penopang utama Pendapatan Asli Daerah atau PAD Kota Batu. Salah satu produk unggulannya yaitu produk sari buah. Sari buah merupakan olahan dari beragam jenis macam buah yang kebanyakan tergolong jenis perishable food. Namun, meskipun sudah dilakukan proses pengolahan buah menjadi sari buah, produk tersebut masih dapat mengalami kerusakan. Oleh karena itu, UKM sari buah di kota batu kebanyakan menggunakan bahan pengawet yang dapat memperpanjang umur simpannya.

Disisi lain, terdapat salah satu UKM yang memiliki perhatian besar terhadap kualitas dan khasiat kesehatan produk bagi konsumen. CV Bintang Putra Mandiri, terletak di jalan Panderman merupakan UKM yang memproduksi sari temulawak dengan tidak menggunakan bahan pengawet tambahan. Arisandi, pemilik UKM menuturkan bahwa pada produknya tidak menggunakan bahan pengawet seperti natrium benzoat karena dapat mengubah cita rasa produk. Ia mengatakan bahwa proses pengawetan yang dilakukan di UKM-nya adalah dengan menggunakan sterilisasi dua kali, yaitu ketika pemasakan sari dan setelah proses pengemasan (produk dan kemasan). Akan tetapi, hal tersebut dirasa kurang optimal dikarenakan masih terdapat banyak produk yang rusak sehingga banyak komplain dari konsumen. Selain itu, disebutkan oleh Dr. Teti Estiasih, STP., MP, bahwa proses sterilisasi menggunakan panas pada produk dalam kemasan dikhawatirkan dapat menyebabkan migrasi monomer kemasan ke produk yang akan berbahaya bagi kesehatan.

Berlatar belakang dari hal tersebut, lima mahasiswa FTP, Universitas Brawijaya, gabungan dari jurusan THP dan TEP, Aryanis Mutia (2012), Feri Ardi (2012), Deviana Hadriati (2012), Hakim Alkausar (2011), dan Ahmad Yasir Huda (2011), dibantu dosen pembimbing Dr. Teti Estiasih, STP., MP., menggagas suatu inovasi teknologi mesin pengemas aseptis dengan kejut listrik dan lampu ultraviolet yang dapat diterapkan pada UKM sari buah atau sari rempah. Sehingga dapat meminimalisasi penggunaan bahan pengawet tambahan untuk memperpanjang umur simpan produk. Mesin ini mereka sebut ASPACK (Automatic of Aseptic Packaging).

[caption id="" align="alignnone" width="185" caption="ASPACK (Automatic of Aseptic Packaging)"][/caption]

Aryanis Mutia sebagai ketua tim menyebutkan bahwa ASPACK berkapasitas 10 L. Ia menambahkan bahwa prinsip kerja dari ASPACK yakni, sari temulawak ditempatkan pada chamber berbahan stainless steel dan akrilik. “Bahan akan diberi kejut listrik dengan tegangan 28 KV selama 15 menit, selama proses lingkungan dan bahan pengemas akan dijaga keaseptisannya dengan lampu ultraviolet yang menyala selama proses,” tukas Mutia. Mahasiswi jurusan THP ini menuturkan bahwa ASPACK juga dapat melakukan filling dan sealing secara bersamaan dalam waktu 5 detik dengan sistem pedal.

Saat ini, alat masih dalam tahap pengembangan dan pengujian lebih lanjut, dalam waktu dekat mesin akan diberikan kepada CV Bintang Putra Mandiri di Kota Batu secara cuma-cuma sebagai bentuk pengabdian masyarakat.Melalui pengimplementasian ASPACK diharapkan dapat melakukan efisiensi proses pengemasan secara aseptis, meningkatkan kualitas, profitabilitas, produktivitas UKM. “ASPACK dapat lebih memperpanjang umur simpan namun perubahan produk secara fisik maupun kimiawi tetap minimum,” tutup Mutia. (Amz/Dev)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun