Mohon tunggu...
Aryan Dewanatha Adhitama
Aryan Dewanatha Adhitama Mohon Tunggu... Jurnalis - Siswa GPS

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melatih Toleransi Kita di Desa Buntu, Wonosobo

15 Mei 2024   07:58 Diperbarui: 15 Mei 2024   08:08 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 3 Maret 2024, saya melakukan kegiatan local immersion yang di Desa Buntu, Wonosobo yang dilaskanakan oleh Sekolah Global Prestasi. Inti local immersion ini adalah untuk memberikan kita pelajar penelitian sosial di Desa Buntu, Wonosobo. Kita memulai perjalanan kita pada pukul 22:00. Ketika memulai perjalanan menuju Desa Buntu, Wonosobo, kita merasakan suasana yang tenang di malam hari. Lampu-lampu jalan redup menyinari perjalanan kita melalui jalan-jalan kecil yang meliuk-liuk di tengah pedesaan. Setelah perjalanan yang panjang, kita akhirnya tiba di Wonosobo sekitar jam 06:00 pagi. Saat fajar mulai menyingsing, kita disambut dengan pemandangan pegunungan yang megah dan udara yang segar. Warga setempat mulai aktif, beberapa di antaranya sudah memulai hari dengan berkebun atau pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Di program local immersion ini yang sudah disediakan oleh Sekolah Global Prestasi, pembelajaran tentang toleransi akan menjadi salah satu aspek penting. Toleransi adalah kemampuan untuk menghargai dan menerima perbedaan, baik itu perbedaan dalam agama, budaya, maupun pandangan politik. Melalui pengalaman langsung di Desa Buntu, Wonosobo, kita akan belajar bagaimana masyarakat setempat menjalankan prinsip toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Kita akan berinteraksi dengan berbagai kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang dan keyakinan yang beragam. Dalam proses ini, kita akan memahami hal-hal yang penting, seperti menghormati perbedaan dan menjaga hubungan yang harmonis antara sesama manusia melalui dialog, observasi, dan partisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat.

Pembangunan sebuah masjid di Desa Buntu adalah contoh nyata dari semangat toleransi yang ada di sana. Proyek ini, merupakan manifestasi  dari saling penghargaan dan pemahaman, mewakili upaya bersama melibatkan berbagai komunitas agama. Hal ini menegaskan semangat inklusivitas, di mana individu-individu dari beragam latar belakang datang bersama secara sukarela, tanpa adanya paksaan, untuk menciptakan ruang ibadah yang layak dan kondusif.

Menyimak keramahan Desa Buntu, terbukti bahwa sikap saling pengertian dan empati telah meresap dalam keseharian warganya. Bahkan ketika menghadapi insiden pencurian, bukan kemarahan yang memenuhi udara, melainkan keinginan untuk memahami latar belakang perbuatan pelaku. Tindakan wawancara dan pemberian bantuan kepada pencuri yang tertangkap menunjukkan sikap belas kasihan mendalam dari masyarakat.

Kesimpulannya, standar hidup sebagai warga desa berbeda jauh dengan kondisi kita yang tinggal di kota. Di tengah kesibukan dan tekanan hidup perkotaan, seringkali kita merasa terbebani oleh berbagai masalah yang menimbulkan stres. Namun, di Desa Buntu, warga hidup dengan cara yang berbeda. Meskipun mereka juga menghadapi tantangan-tantangan, mereka memiliki kemampuan untuk menyikapinya dengan sederhana dan tanpa rumit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun