Mohon tunggu...
arya astina
arya astina Mohon Tunggu... Praktisi pendidikan

“Mendedikasikan diri di dunia pendidikan dan pelatihan untuk mewujudkan generasi yang berkualitas”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendalami STAR: Strategi Menyusun Skenario Asesmen yang Berkualitas

12 Oktober 2025   14:30 Diperbarui: 12 Oktober 2025   15:15 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Freepik.com

Setelah bagian Situation menggambarkan konteks jabatan, klaster tugas, dan tantangan kerja yang dihadapi, tahap selanjutnya dalam penyusunan skenario asesmen adalah menulis komponen Task. Pada tahap ini, narasi Task menjabarkan tugas-tugas utama yang akan menjadi fokus asesmen, yakni aktivitas konkret yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam menjalankan kelompok pekerjaan atau klaster tugas (work cluster).

Secara konseptual, Task dalam skenario asesmen merepresentasikan unit-unit kompetensi yang tercantum dalam kelompok pekerjaan atau work cluster. Setiap unit kompetensi menggambarkan satu bagian dari fungsi kerja nyata yang dapat diuraikan menjadi serangkaian aktivitas spesifik dan terukur. Dengan demikian, Task berfungsi sebagai penerjemahan unit kompetensi ke dalam konteks kerja nyata, suatu bentuk kegiatan yang dapat diamati, diukur, dan dibuktikan secara langsung melalui praktik demonstrasi.

Di sinilah Task Analysis memainkan perannya: memecah klaster pekerjaan hasil Job Analysis menjadi serangkaian unit kompetensi. Asesor perlu mencermati keterkaitan antarunit kompetensi dalam satu klaster, kemudian mengintegrasikannya ke dalam narasi skenario yang logis dan realistis. Dengan cara ini, skenario asesmen akan merepresentasikan dinamika kerja nyata di lapangan.

Training Package Development Handbook (Australian Government, 2015) menegaskan bahwa: "Competency standards must be derived from workplace functions. Each unit of competency describes a job function, which can be decomposed into tasks that form the basis of assessment activities."

Pernyataan tersebut memperkuat bahwa setiap unit kompetensi merupakan deskripsi dari fungsi kerja yang nyata di tempat kerja, dan dapat diuraikan menjadi tugas-tugas (tasks) yang menjadi dasar kegiatan asesmen. Dengan memahami hubungan ini, asesor dapat memastikan bahwa setiap skenario asesmen memiliki ketelusuran antara jabatan yang diuji, unit kompetensi yang diukur, dan tugas-tugas kerja yang ditampilkan. Hasilnya, asesmen menjadi autentik, bermakna, dan benar-benar mencerminkan kompetensi profesional di dunia kerja.

3. Action

Jika Situation menggambarkan konteks pekerjaan dan Task menjelaskan apa yang harus dilakukan, maka bagian Action berfokus pada bagaimana tindakan itu dilakukan. Pada tahap ini, narasi tidak ditulis secara deskriptif semata, melainkan menggambarkan alur tindakan yang sistematis dan logis. Bagian ini menjadi ruang bagi asesi untuk menunjukkan bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja diterapkan secara profesional dalam praktik nyata.

Narasi Action tidak boleh hanya berupa daftar kegiatan teknis, seperti menyiapkan alat dan bahan, menyiapkan minuman, atau memeriksa hasil kerja. Lebih dari itu, narasi harus menggambarkan kemampuan mengelola urutan kerja, mengambil keputusan yang tepat, serta menjaga kualitas hasil. Dengan kata lain, tindakan yang ditulis tidak hanya menjawab pertanyaan "apa yang dilakukan", tetapi juga "mengapa" dan "bagaimana pekerjaan itu dilakukan dengan benar dan bertanggung jawab".

Hal ini dapat dicontohkan melalui narasi berikut: "Demonstrasikan cara Anda untuk menyiapkan dua pesanan minuman kopi yang berbeda dalam waktu maksimal 15 menit, sambil menjaga kualitas rasa, suhu, dan tampilan setiap minuman sesuai SOP". Contoh ini memperlihatkan bagaimana Action harus memadukan langkah teknis dengan penerapan kompetensi secara profesional dan terukur.

Lebih lanjut, agar skenario terasa autentik, sumber daya dalam bagian Action sebaiknya disebutkan secara tersirat, bukan eksplisit. Tujuannya untuk menantang asesi agar mampu mengenali sendiri bahan, peralatan, informasi, atau dokumen pendukung (termasuk formulir kerja) yang relevan untuk menyelesaikan tugasnya. Misalnya: "Peserta diminta menyiapkan bahan, peralatan kerja, dan dokumen pendukung yang diperlukan untuk menyajikan minuman kopi sesuai standar operasional restoran," Skenario akan lebih menantang dan autentik dibandingkan menyebutkan alat dan formulir secara rinci. Dalam contoh tersebut, asesi diuji apakah ia memahami konteks pekerjaan, mampu menentukan kebutuhan kerja, serta menunjukkan inisiatif profesional.

Sebaliknya, narasi yang terlalu mendikte langkah-langkah, misalnya menyebutkan alat secara detail atau memberi tahu formulir mana yang harus diisi, justru menurunkan daya uji asesmen. Pendekatan semacam itu mengubah asesmen menjadi latihan mengikuti instruksi, bukan pembuktian kompetensi. Oleh karena itu, bagian Action yang baik adalah narasi yang memadukan ketepatan konteks, kejelasan prosedur, dan ruang tantangan yang cukup bagi asesi untuk menunjukkan kompetensi sejati melalui tindakan yang sadar, terukur, dan dapat diamati. Dengan cara ini, Action menjadi jantung asesmen yang autentik, menghidupkan skenario, menumbuhkan profesionalisme, dan membedakan antara mereka yang sekadar tahu dengan mereka yang benar-benar kompeten.

Selain aspek keterampilan teknis, Action juga harus menampilkan perilaku kerja (observable behavior) yang mencerminkan profesionalisme, seperti ketelitian, kecermatan, ketepatan dalam memilih bahan, dan tanggung jawab terhadap hasil kerja. Semua perilaku ini menjadi bukti nyata penerapan kompetensi, karena dapat diamati dan diukur berdasarkan parameter yang objektif.

4. Result

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun