Mohon tunggu...
Arya Adi Seputro
Arya Adi Seputro Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa yang ingin menjadi manusia seutuhnya

It’s just myself talking to myself about myself.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berdamai dengan Luka Masa Lalu

22 Mei 2023   08:56 Diperbarui: 22 Mei 2023   09:23 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perasaan berdamai dengan diri | Sumber: smarteen.co.id

Setiap orang memiliki inner child di dalam dirinya. Inner child merupakan sosok anak kecil yang bernaung dalam diri manusia. Menurut John Bradshaw, inner child lahir dari adanya pengalaman dan kejadian masa lalu yang belum terselesaikan dan menjadi luka yang tertinggal.  

Kita menjalani hidup dengan melalui banyak kejadian dan pengalaman yang beragam. Kejadian dan pengalaman yang kita alami tidak selalu berupa kejadian manis dan sedap untuk diingat, akan tetapi banyak kejadian dan pengalaman yang berupa masalah tak terselesaikan. Masalah yang kusut itu lantas terus berkembang dan menjadi luka yang melekat di dalam diri kita sendiri. 

Yang menjadi masalah adalah luka-luka yang  kita alami tersebut sering kali kita biarkan melekat hingga kehidupan kita saat ini. Tanpa disadari luka tersebut terus melekat semakin erat dan terikat dalam pola pikir kita.

Luka-luka tersebut akan sangat mempengaruhi kehidupan orang tersebut di masa kini maupun di masa yang akan datang.  Masa kecil yang penuh luka dapat membuat kita menjadi orang dewasa yang penuh trauma, mudah depresi, menjadi pribadi yang pemurung, penakut dan lain sebagainya. Banyak orang yang menyimpan trauma di masa kecil membawanya hingga dewasa dan tidak menyembuhkan luka tersebut. Sehingga membuat inner child dalam dirinya terluka dan orang tersebut mengalami hambatan dalam perkembangan kehidupannya.

Sayangnya kita lebih suka mengabaikan inner child dalam diri kita, dan lebih memilih untuk melupakan luka dan trauma kita dari pada menyembuhkannya. 

Setiap kali saya mengobrol dengan beberapa orang, orang-orang tersebut selalu menyarankan untuk melupakan masa lalu dan terus fokus dengan masa depan. Tetapi apakah benar melupakan adalah cara yang tepat untuk sembuh dari luka dan trauma? Saya rasa tidak, karena jika luka dan trauma tersebut sudah lama terjadi di diri kita maka ia akan masuk ke dalam ingatan jangka panjang. Dan semakin kita berusaha untuk melupakannya, semakin pula kita akan teringat kembali akan luka kita.

Dari pada melupakan, lebih baik kita menyembuhkan luka inner child. Meskipun hal tersebut sangat sulit, menyembuhkan luka inner child perlu kita lakukan agar kita dapat menjalani hidup dengan maksimal. Menyembuhkan inner child dapat mengurangi benang kusut yang kita alami di masa lalu, masa kini, dan masa depan. 

Salah satu hal yang perlu kita lakukan untuk sembuh dari luka inner child adalah berdamai dengan diri sendiri bahkan dengan masa lalu. Kita perlu menerima realitas bahwa pengalaman-pengalaman buruk tersebut adalah bagian dalam diri kita yang tidak bisa dipisahkan.

Kita perlu menerima bahwa setiap kejadian hidup yang kita alami adalah pengalaman hidup yang luar biasa, yang akan membuat kita terus menjadi sosok yang kuat.

Dan yang terakhir adalah jangan pernah memendam luka mu sendiri. Hal itu tidak akan membuat diri mu sembuh dari luka yang kamu alami. Ketika bendungan yang ada di dalam diri mu sudah penuh, maka akan muncul retakan-retakan yang terus melebar dan pada akhirnya dinding bendungan mu akan hancur. 

Tapi ingat, carilah pendengar yang tepat dan yang siap menerima segala keluh kesahmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun