Kenapa baru berpikir demikian sekarang, dan kenapa dulu sedikitpun tidak berpikir demikian, ya? Sesal memang. Tapi, setidaknya bersyukur sebab masih sempat memikirkan hal demikian. Itu baru pengalaman di warung rental komputer. Belum lagi cerita kehancuran warung itu ketika Gempa Bumi 2009 meluluhlantakkan Sumatera Barat. Juga, perspektif penulis ketika gempa yang berasa lama itu terjadi.
Bisa juga, tulisan tentang permainan The Sims 3: World Adventure versi mobile di HP Sony Erickson lama penulis. Begitu candu pada masa itu. Gonta-ganti karir si Sim cuma sekedar penasaran.Â
Tidak lupa, era keemasan game-game Facebook. Ada Nightclub City, City Hustle kalau tak salah, perang PvP adu tank futuristik yang penulis lupa judulnya, Dragon City, game perang pulau, dan termasuk Poker dari Zynga. Banyak sekali materi tulisan era itu.
Bahkan, kalaupun penulis sempat mencicipi era kejayaan warnet, seharusnya penulis juga menyempatkan diri untuk membangun blog tulisan pribadi pada masa itu. Cukup temanya seputaran game. Apa salahnya? Toh, cuma blog pribadi yang tidak diikat oleh pakem media arus utama. Memang, dulu penulis memiliki blog, tapi lebih kepada postingan saduran dari tempat lain yang bersifat trivial.Â
Sekurang-kurangnya, dengan ini penulis memiliki satu arah kalau ingin mengajak seseorang yang lebih muda untuk menulis. Benar, tulislah dari hal yang disukai, tanpa terkecuali game. Apa yang sedang tren untuk sekarang ini? Game mobile dengan genre Moba? Atau, rental PS yang bangkit dari kubur? Tentu tulislah pengalaman yang ada tentang itu. Sebuah ikhwal mengawali kegiatan menulis yang super mudah.Â
Memang pengalaman itu berharga. Kalaupun tidak bisa kita capai di masa kita, ternyata idenya tetap bisa kita sampaikan kepada generasi yang lebih muda.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI