Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Merenung Sejenak Soal Perjalanan Menulis

17 Mei 2025   19:36 Diperbarui: 17 Mei 2025   19:36 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menulis, menulis, menulis, yang ada dalam bayangan penulis bahwa kegiatan menulis sudah penulis lakukan sejak lama. Bagaimanapun, ketika belajar menulis di jenjang SD, sejatinya itu harus dihitung sebagai kegiatan menulis. Pun, ketika menulis sebab adanya tugas di masa sekolah, tetaplah itu kegiatan menulis. Bukan semata ketika sudah bisa menulis secara mandiri. 

Dibandingkan dengan menulis, penulis lebih awal kenal dengan membaca. Satu-satunya judul terlawas yang pernah penulis baca, yaitu tentang kisah burung merpati putih dengan telurnya, yang kelak menetas menjadi anaknya. Sebuah buku cerita berilustrasi. Kebanyakan warna paletnya adalah hijau, menggambarkan lingkungan sarang merpati yang asri, dan merpati yang begitu putih bersinar. 

Sayang sekali, penulis tidak mengingat, walau secuil, apa yang pertama kali penulis tulis dalam bentuk teks. Memang, di masa SD, kegiatan yang menonjol penulis lakukan adalah membaca. Terutama buku paket Sejarah, yang bahkan buku paket kelas 5 pun penulis baca ketika penulis kelas 3. 

Baca juga: Termenung

Bagaimanapun, ketika disigi kembali di masa sekarang, ini berkesan complang. Seharusnya, ada keseimbangan ada membaca dan menulis di masa belia itu. Tapi, dalam kasus penulis, penulis lebih condong ke membaca. Bermain game komputer mungkin memiliki peranan. Karena penulis disuguhkan banyak obyek visual, dan penulis tinggal membacanya tanpa perlu repot-repot memikirkan harus menyusun sesuatu. Maksudnya, kemudahan dalam akses bacaan, dalam pandangan penulis, ternyata bisa menghambat proses menulis disebabkan kemudahan yang didapat ketika membaca. Akui sajalah, semenyenangkan menulis, tetap itu kegiatan yang sulit, disebabkan kita harus memiliki ide dan harus dikembangkan sedemikian rupa agar menjadi tulisan yang pantas. 

Ketika penulis mengandai-andaikan di masa sekarang, seharusnya ada dorongan untuk menulis pada masa itu melalui kegiatan yang memang penulis sukai di eranya. Bermain komputer di Rentalan, sejatinya penulis hanya hooked ke beberapa judul tertentu: The Sims, Stronghold Crusader, Call of Duty 2, Defense of The Ancient (Dota), Counter Strike, Grand Theft Auto III, Age of Empires II. 

Sepatutnya di masa itu, setiap selesai bermain, penulis menuangkan apa yang telah penulis rasakan dan alami ketika bermain. Entah itu berupa mekaniknya, taktiknya, strateginya, cara curangnya, atau pengalaman bermain bersama pengguna rental lain ketika bermain dalam skema Co-op. 

Baca juga: Perjalanan Jauh

Entah kenapa, penulis tidak memiliki kesadaran untuk melakukan hal demikian di masa itu. Padahal, selama dua tahun setengah itu, ada begitu banyak bahan yang bisa penulis tuangkan di masa itu. Benar-benar sebuah penyesalan.

Termasuk momen ketika ada salah teman, ya hitungannya teman senior karena dia sudah SMP, yang menawarkan seputung rokok ke penulis. Padahal, ujung batang rokok itu sudah berada di depan mulut, tapi penulis tetap menolak karena lebih takut bayangan ayah yang marah di rumah dibandingkan kena cengan sirkel rentalan. 

Well, itu bukanlah sebuah pengakuan yang mendiskreditkan perokok. Penulis saja tetap santai saja dengan sesama kawan rentalan setelah itu. Itu adalah pengalaman dan ingatan. Sebuah momen yang membawa penulis ke titik ini dalam hal rokok. 

Atau, ketika penulis mengumpulkan uang bukan sekedar untuk membayar uang rental, tetapi juga memesan mie instan rasa soto koya, yang kebetulan pemilik rentalan juga membuka warung makan skala anak sekolahan. Masa itu, ketika makan semangkuk mie instan rasa soto koya, sembari mendengar para bocah rentalan teriak-teriak; Mereka sedang main.

Bisa juga menuliskan first impression ketika memainkan sebuah game. Misalnya, ketika pertama memainkan Stronghold Crusader. Wah, sebuah game perang abad pertengahan. Bangun kebun, bangun toko roti, buat tentara kuda dan assasin, lalu serang. Atau, ketika pertama main Call of Duty 2, wah seronoknya serasa benar-benar berada di situasi mencekam di perang dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun