Siang itu, kami agak lemas ketika merebahkan badan. Pasalnya, tubuh kami sudah habis. Kelelahan berkat aktivitas fisik  demi memenuhi hasrat perut dan duniawi. Ditambah lagi kepenatan karena ikhwal memasang Linux kembali berakhir ke MBR error yang menyebalkan.Â
Kami langsung saja mematikan laptop hitam itu secara paksa. Mampuslah. Lalu, kami berbaring sebentar. Berharap agar kami bisa tertidur sebentar .Â
Berilah kami waktu untuk menenangkan diri dari kegagalan yang ke sekian kalinya ini.
Kami hanya menutup mata sembari mendengaran suara instrumen yang menenangkan. Yang biasa kami setel untuk memudahkan kami memasuki dunia mimpi. Begitulah kami.Â
Bangun dan bersegera melaksanakan kewajiban agamawi. Lalu, kembali menguras fisik demi memenuhi hasrat perut dan duniawi.Â
Kami mencoba melupakan Linux. Mencoba melupakan kegagalan yang ke sekian kalinya ini. Mencoba melupakan rasa antusias yang sempat meluap-luap di dalam sanubari kami. Sudahlah, kubur saja rasa penasaran itu. Pakai saja apa yang ada, walau katanya belum diaktivasi, yang penting kan syukuri saja. Lagian, kami hanya sekedar membaca artikel, menulis, dan mendengarkan atau menonton video. Tidak lebih, apalagi kurang.Â
Ditulis di Pekanbaru pada 23 Agustus 2022