Mohon tunggu...
Arum Butler
Arum Butler Mohon Tunggu... Administrasi - Just me.....

The Wallflower and The Wildflower Alumni Danone Blogger Academy Batch 1 Tahun 2017 www.arumsukapto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Optimis dalam Menggapai Mimpi di The Music of Silence

21 Mei 2020   19:53 Diperbarui: 23 Mei 2020   18:06 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Music of Silence | Sumber: mycinemag.com

Amos tumbuh berkembang dengan mendapatkan cinta kasih dari kedua orang tuanya, namun hanya Paman Giovanni yang bisa mengatur dan menjadikan Amos sebagai seorang yang genius tanpa kekurangan apapun.

Suatu hari dokter menjelaskan kemungkinan terburuk yang terjadi dengan penglihatan Amos dan menyarankan untuk memasukan Amos ke sekolah berkebutuhan khusus serta mempelajarai huruf braile.

Saat masuk ke sekolah tersebut, Amos bertemu dengan anak-anak lainnya yang bernasib sama dengannya. Setelah berkenalan dengan teman dan gurunya, Ibunya akan berpamitan dengan Amos, air mata mengurai di wajah ibunya.

Siapa sangka, Ayah Amos juga menangis tersedu-sedu di dalam mobil. Tidak tega berpisah dengan anak sulungnya. Scene ini benar-benar menyayat hati, dan sayapun ikut berurai air mata melihat kesedihan kedua orang tua Amos.

Sayangnya, berjalannya waktu dengan lambat laun penglihatan Amos semakin parah setelah kejadian kecelakaan bermain bola bersama teman-temanya.

Penglihatan Amos yang awalnya masih bisa melihat samar-samar berubah menjadi gelap gulita. Dunia serasa runtuh, dan pertama kalinya Ibu Amos menangis tersedu-sedu sambil memeluk Amos.

Prinsip hidup dalam meraih cita-cita seorang Amos Bardi

The Music of Silence Tayang Perdana di Mola TV Movies (Dok. Mola TV)
The Music of Silence Tayang Perdana di Mola TV Movies (Dok. Mola TV)
Kegelapan memang menutup matanya, namun tidak menutup kepercayaan diri Amos. Apapun yang menghalanginya akan dilawan.

Tidak ada kata putus asa atau menyerah bagi seorang Amos Bardi. Dengan keterbatasannya, dia mampu melakukan banyak hal tanpa bantuan siapapun seperti berkuda, naik sepeda. Disaat temannya ingin menjadi musisi atau penyanyi, Amos memiliki cita-cita yang beda dari teman sebayanya. Pengacara.

Meskipun Amos memiliki cita-cita menjadi pengacara, namun tanpa sengaja guru di sekolahnya menemukan talenta terpendam yaitu kualitas suara emas Amos Bardi.

Amos yang beranjak dewasa mulai berani melakukan aktivitas ekstrim seperti berkuda, berenang di pantai, bersepeda dan masih banyak lagi. Baginya, tidak ada ketakutan apapun di dunia ini dan kebutaan bukanlah halangan yang membatasi aktivitasnya.

Amos remaja mengatakan tentang ajaran ayahnya "Kalau yang lain melompat rintangan, aku harus bisa melompat gunung. Kalau yang lain menunggangi kuda, aku harus menunggangi harimau. Kalau ingin seperti orang lain, Aku harus melakukan lebih baik dari mereka." Ucapan Amos ini benar-benar membuat saya terkesima. Salut dengan rasa optimis yang dimilikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun