Mohon tunggu...
Arum Amelia Rahmawati
Arum Amelia Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Agribisnis

Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis - Imam Al-Ghazali

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tetap Sehat Saat Pandemi? Membudidayakan 4 Tanaman Herbal Ini Kuncinya

27 Juni 2021   10:24 Diperbarui: 27 Juni 2021   10:29 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada masa pandemi Covid-19 kita diharuskan untuk menjaga imunitas tubuh, terutama bagi yang aktif berkegiatan diluar rumah. Banyak masyarakat beranggapan bahwa penggunaan ramuan obat tradisional yang berbahan dasar rempah-rempah mampu untuk memelihara kesehatan dan imunitas tubuh. Kementrian kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor : HK.02.02/IV.2243/2020 mengenai pemanfaatan obat tradisional berbahan dasar rempah rempah nusantara untuk mencegah penyakit, memelihara kesehatan, termasuk pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat selama pandemi Covid-19 (Widyanata et al., 2020:12-13).

Tanaman rempah dan obat yang sudah lama dikenal mengandung banyak fitokimia yang mampu mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit. Penelitian telah membuktikan bahwa kandungan fitokimia terdapat dalam kandungan rempah seperti : Kencur (Kaeupferia galanga), Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza), Kunyit (Curcuma domestica), Jahe (Zingiber officinale Roe), dan lain sebagainya (Kaihatu, 2007:554). Oleh karena itu mari kita luangkan waktu untuk bercocok tanam dan membudidayakan beberapa tanaman herbal. Kalau kita sempat, mengapa tidak? Kamu bisa memulainya dengan mudah dan mendapatkan banyak manfaat melalu penjelasan berikut

 1. Membudidayakan tanaman kencur 

Kencur merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang banyak tumbuh di berbagai wilayah Indonesia. Tanaman ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan digunakan sebagai bumbu dalam masakan, sehingga banyak sekali masyarakat yang membudidayakan kencur sebagai hasil pertanian maupun untuk dimanfaatkan secara pribadi (Suparman et al., 2017:126). Oleh karena itu, kencur sangat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya menjaga imunitas tubuh pada masa Covid-19. Untuk membudidayakan kencur, kamu bisa melakukannya dengan langkah-langkah berikut:

  • Menggunakan media tanah pada polibag maupun pot di pekarangan rumah. Untuk pertumbuhan yang optimal, kencur memerlukan tanah yang memiliki karakteristik lempung liat berpasir namun subur dengan pH tanah 5,5-6,5 dan kandungan unsur hara yang cukup untuk menunjang pertumbuhan tanaman kencur.
  • Pemilihan bibit yang berkualitas dengan menggunakan rimpang kencur yang memasuki umur sekitar 10 bulan, dan memiliki calon tunas. Sebaiknya ditanam saat memasuki musim penghujan untuk membantu proses pertumbuhan tunas kencur.
  • Tanaman kencur membutuhkan perawatan agar tumbuh secara optimal dengan cara pembersihan gulma yang dilakukan 2-4 kali setelah penanaman.
  • Dilakukan pemupukan kurang lebih dalam waktu 4 minggu.
  • Proses pemanenan kencur dilakukan pada umur 10-12 bulan dengan membongkar seluruh rimpangnya menggunakan cangkul atau garpu.

Setelah tanaman kencur dipanen, kita bisa mengolahnya secara mudah dan hemat menjadi jamu sehingga khasiat kencur bisa kita dapatkan terutama untuk meningkatkan imunitas tubuh selama pandemi Covid-19.

2. Membudidayakan Tanaman Temulawak 

Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat tradisional (Kartikasari et al., 2020:119). Khasiat temulawak digunakan untuk meningkatkan kesehatan, kekebalan imunitas tubuh dan meningkatkan nafsu makan (Widyanata et al., 2020:119). Faktanya temulawak memang memiliki beragam khasiat bagi tubuh, terutama ketika pandemi seperti yang kita alami saat ini. Berikut langkah yang harus kamu ketahui untuk memulai budi daya tanaman herbal temulawak :

  • Siapkan media tanam menggunakan pot yang ada dirumah dan campurkan dengan kompos, memotong kecil rimpang seukuran jari jempol, kemudian masukkan kedalam lubang tanah di pot (Basri & Ekawati, 2019:122). Perhatikan jarak tanam jika terlalu sempit akan mengakibatkan pertumbuhan dan produktivitas menjadi rendah (Basri & Ekawati, 2019:122).
  • Tambhkan pupuk kandang untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, menyediakan unsur hara, dan memperbaiki struktur tanah (Basri & Ekawati, 2019:122).
  • Perlu menambahkan Nitrogen untuk mempengaruhi fotosintesis (Basri & Ekawati, 2019:123).
  • Temulawak dipanen pada umur 10-12 bulan setelah penanaman dengan ciri ciri daun telah mengering dan menguning, rimpang besar dan berwarna kecoklatan (Basri & Ekawati, 2019:122).
  • Ada dua cara memanen yang dapat dilakukan yaitu dengan langsung dicabut pada tanah yang gembur dan menggali dengan menggunakan sekop jika tanah tersebut padat dan agak keras.

Setelah panen, tanaman temulawak yang ada di pekarangan rumah biasanya dimanfaatkan untuk membuat jamu keluarga yang dipercaya memiliki segudang manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain itu, temulawak juga dimanfaatkan dalam pembuatan jamu ternak, dan diberikan kepada tetangga yang membutuhkan. Ini berarti temulawak juga mempunya fungsi sosial.

3. Membudidayakan Tanaman Kunyit 

Kunyit merupakan tanaman yang memiliki zat aktif kurkumin yang berguna untuk meningkatkan nafsu makan dan sebagai anti bakteri pada saluran pencernaan (Rahman et al., 2018:83). Kunyit bermanfaat sebagai bahan baku pembuatan obat tradisional, dipakai sebagai bumbu dapur, dan zat pewarna alami. Rimpang kunyit juga memilki beragam manfaat khususnya untuk kesehatan seperti menurunkan tekanan darah, sebagai obat cacing, asma, sakit perut, diare, dan rematik (Meilawati et al., 2019:102). Berikut langkah-langkah pembudidayaan kunyit :

  • Siapkan media tanam di pekarangan rumah menggunakan pot maupun polibag. Tanah adalah campuran tanah gembur, kompos, dan pupuk kendang. Gunakan pot ukuran 20 cm dan pot tinggi 40 cm. Bibit yang siap tanam adalah bibit yang telah disemai dan telah muncul tunasnya.
  • Lakukan penyiraman secukupnya setiap 2 hari atau 3 hari sekali untuk tetap menjaga kelembaban media tanam.
  • Masa panen kunyit yang ideal adalah saat tanaman kunyit berusia 8 bulan setelah masa tanam. Masa tanam harus ideal agar rimpang kunyit yang dihasilkan tidak cepat membusuk, beratnya ideal, dan tetap segar.

Selain dapat melindungi hati dari kerusakan, kunyit juga dapat berfungsi sebagai aktioksi dan yang kuat dalam menangkap radikal-radikal bebas yang berbahaya bagi sel tubuh. Oleh karena itu, setelah tanaman kunyit berhasil dipanen, kunyit tersebut akan diracik menjadi ramuan jamu tradisional ataupun diekstrak sebagai tambahan dalam pembuatan makanan. Jamu yang sudah diolah bisa diminum 1-2 kali dalam sehari untuk menjaga stamina tubuh terutama bagi para lansia yang sudah berusia diatas 50 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun