Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Adakah Lagu untuk Anak-anak?

4 Januari 2021   11:22 Diperbarui: 4 Januari 2021   11:56 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingat kasus lagu Shape of You milik Ed Sheeran? atau That's What I Like milik Bruno Mars yang terkena sensor KPID Jabar? lagu-lagu tersebut terkena sensor dengan alasan mengandung lirik konten seksual. 

Lalu masih banyak lagi lagu yang lainnya karena mengandung konten seksual dan dan obat-obatan terlarang ataupun yang kurang pantas. Filter lagu bahkan tidak hanya dari video klip saja tetapi lirik lagu juga sangat diperhatikan oleh lembaga-lembaga dan pemerhati.

Bahkan nyatanya konten lagu-lagu tersebut dinyatakan berbahaya tidak bagi umur-umur tertentu saja tetapi hampir semua domain karena berbenturan dengan budaya dan norma lokal yang berlaku. Lebih dari itu, yang berbahaya itu jatuh kepada kalangan anak-anak. 

Muncul pertanyaan "Tapi anak-anak kan gak ngerti bahasa inggris kalaupun ngerti ga terlalu ngeh sama liriknya kan?" Ya, memang benar walaupun sebagian anak-anak sudah mengerti bahasa slang yang agak kasar atau mengandung arti negatif dan coba hitung saja anak-anak yang sudah tahu istilah seperti f*ck, s*ck, B**ty, B**bs serta lain banyak lagi. 

Lalu muncul pertanyaan kembali "Lirik kan gak terlalu dipertontonkan atau tidak ada gambaran bukan?" Ketika anak-anak menyukai lagu pastilah akan selanjutnya menonton aksi live dan video klip si musisi tersebut bukan? hampir pasti. Jika tidak ada yang eksplisit ya tidak apa-apa namun biasanya lirik dan tema video klip itu berkaitan.

Namun masing-masing mempunyai pendapat dan kontroversi pun merebak. Banyak juga yang mempertanyakan keputusan lembaga tersebut. Menurut para masyarakat, lagu dalam negeri pun banyak yang vulgar dan seakan mempromosikan hal-hal negatif. Lagu-lagu yang dimaksud juga berbahasa Indonesia berbeda dengan milik Bruno Mars dan Ed Sheeran yang pasti siapapun mengerti artinya. Lagu-lagu tersebut juga diputar diangkot, angkutan umum, warung kopi, kafe dan tempat-tempat lainnya.

Bahasan tentang lagu ini lebih menyasar kalangan anak-anak bukan dewasa. Sebab dewasa memang sudah bukan acuan dalam pelarangan karena sudah tahu tentang parameter diri masing-masing dalam menyikapi hal apapun. 

Yang menjadi masalah adalah mengapa anak-anak suka atau menyanyikan lagu-lagu tersebut? adakah pengaruhnya? Sebenarnya, yang menjadi problem adalah "apakah lagu untuk anak-anak sudah tidak ada lagi?" ataukah "anak-anak sudah tidak menyukai lagu anak-anak?" begitulah dua pertanyaan yang sebenarnya meliputi masalah tentang lagu ini. 

Lalu apakah lagu untuk anak-anak sudah tidak ada lagi? ada dan masih tetap ada sehingga pertanyaan ini mudah sekali lalu yang lebih sulit dijawab adalah pertanyaan yang kedua yaitu apakah anak-anak sudah tidak menyukai lagu anak-anak? inilah yang menjadi pertanyaan sulit dalam artian kasus sebenarnya. Anak-anak sudah tidak menyukai lagu seusianya lebih karena masa puber yang cepat. Mengapa?

Lihat saja pada saat ini anak SD pun sudah menjalani kegiatan, aktivitas dan penampilan yang berbeda. Mereka merasa "gaul" dalam artian sudah meninggalkan identitas anak-anak lebih dahulu daripada generasi dahulu. Apa hubungannya? ketika lagu anak-anak yang diputar dan disajikan dengan musik khas anak-anak, Mereka akan cenderung menolak karena menurut Mereka lagu anak-anak sudahlah tidak keren dan kekinian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun