Mohon tunggu...
Artini Sukma
Artini Sukma Mohon Tunggu... Mahasiswa

Haiii its me atiiinn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdagangan Cengkeh dan Peradaban Islam: Kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku

25 Desember 2023   23:23 Diperbarui: 26 Desember 2023   00:25 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Situs Resmi NU 

Maluku merupakan sebuah wilayah kepulauan yang berada di Timur Indonesia, dimana wilayah Maluku ini terkenal dengan perdagangannya terutama perdagangan rempah-rempah mulai dari cengkeh, pala dan lainnya. Pada masa itu Maluku menjadi tujuan utama para pedagang pedagang dari luar Nusantara, seperti Arab, Cina dan bangsa eropa untuk melakukan perdagangan, akibatnya muncul jaringan perdagangan di daerah Maluku, yang dengan hal itu memungkinkan terjadinya penyebaran Islam di Nusantara. Penyebaran Islam ini dimulai dari wilayah daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian timur, karena dampak dari proses perdagangan yang meliputi banyak orang bahkan dari negara-negara dari luar nusantara (Tjandrasasmita,ed., 2009).

Ternate dan Tidore merupakan dua kerajaan yang bercorakkan Islam yang berada di kepulauan Maluku. Dua kerajaan ini sering dikaitkan satu sama lain, tapi baik Ternate dan Tidore berada di wilayah yang berbeda. Walaupun masih di dalam cakupan wilayah yang sama yaitu Maluku, namun sederhananya Ternate dan Tidore ini bersebelahan atau bertetanggaan. Contohnya Ternate berada di sebelah baratnya kota Halmahera, sedangkan Tidore berada di utara pulau Halmahera. Selain itu, kedua kerajaan ini sama-sama bercorakkan Islam.

Sebagai acuan dalam menjalankan pusat pemerintahannya. Kedua kerajaan ini baik Ternate dan Tidore juga kental sekali dengan perdagangan rempah-rempah yang mereka miliki, sehingga saking kaya-nya kedua kerajaan ini akan rempah-rempahnya hingga menarik bangsa Eropa untuk melakukan perdagangan ke Maluku(Lapian, 2001 : 39).

Ternate dan Tidore memiliki peran penting dalam perdagangan cengkeh di Kepulauan Maluku. Tidore merupakan salah satu tanah penghasil utama cengkeh, sementara Ternate menjadi pusat utama perdagangan cengkeh. Masyarakat di Tidore sangat bergantung pada cengkeh untuk kehidupan sehari-hari. Namun kerajaan Ternate dan Tidore juga terlibat dalam perseteruan dengan bangsa Eropa, di mana Portugis bersekutu dengan Ternate dan Spanyol berdiri di sisi Tidore. Ketika bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda tiba di Ternate, perebutan monopoli pun dimulai di antara mereka. Portugal, Spanyol, dan Belanda bersaing untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di  Maluku. Portugis sebagai negara Eropa pertama yang tiba di Kepulauan Maluku yang merupakan pusat rempah-rempah, diberikan monopoli  perdagangan oleh Sultan Ternate, atau Sultan Bayan. Hal ini diikuti oleh kehadiran bangsa Spanyol di Tidore.

Kedatangan Islam di Maluku melalui jalur perdagangan merupakan bagian yang sangat penting dalam sejarah di Maluku sendiri. Di mana sebelum abad ke-15 Maluku dikenal sebagai daerah yang memiliki empat kerajaan utama yaitu Jailolo, Ternate,Tidore dan Bacan. Pada saat itu masuknya Islam ini menjadi perdebatan karena perbedaan landasan teoritis dan keterbatasan dokumen tertulis. Hingga secara resmi masuknya Islam ke Maluku melalui perdagangan yang dibawa oleh negara Arab, Persia dan Melayu yang tertarik dengan rempah-rempah yang dimiliki oleh Maluku pada abad ke-19.

Agama islam di Ternate dan Tidore hingga akhirnya terus hidup dan berkembang dalam keberagaman budaya Maluku. Perkembangan Islam yang ada di Maluku apalagi berkaitan dengan kegiatan perdagangan yang sangat ramai terutama dalam produksi dan juga perdagangan rempah-rempah, di mana Ternate terkenal dengan cengkehnya sedangkan daerah Banda terkenal dengan buah palanya. Akibat rempah-rempah inilah yang menjadikan Maluku sebagai pusat perdagangan yang menarik banyak minat bahkan sampai minat bangsa asing termasuk bangsa Eropa. Meskipun banyak disebutkan bahwa perdagangan inilah yang menciptakan perkembangan Islam di wilayah Maluku tetapi ada beberapa faktor lain juga yang memainkan peran  penting juga faktor-faktor politik dalam perkembangan Islam.

Di masa penjajahan, Islam di Maluku juga ikut serta berpartisipasi dalam bidang politik dan juga pemerintahan. Hal ini disebabkan karena bertentangan dengan adanya agama Kristen yang dibawa oleh para penjajah pada saat itu yakni Belanda, sehingga penganut agama Islam mengalami  pengabaian dalam berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan dan juga militer. Hal ini menciptakan  ketidaksetaraan di berbagai sektor kehidupan. Penyebaran agama Kristen secara tidak langsung di Maluku semakin pesat sementara itu penganut agama Islam menarik diri dari sektor-sektor tersebut.

Faktor ekonomi dan Perdagangan sangat mempengaruhi sejarah Islam di Maluku terutama hubungan dengan kesultanan Ternate di mana dengan faktor perdagangan dan ekonomi inilah Islam pertama kali diperkenalkan di kesultanan Ternate. Banyak sekali sumber daya alam terutama pala dan cengkeh menarik minat pedagang Arab muslim di wilayah ini hingga pola yang sama pun juga terjadi di daerah di mana Proses Islamisasi terjadi begitu cepat. Apalagi setelah keislaman Sultan Jamaluddin di mana dia juga membangun Madrasah dan masjid untuk mendukung penyebaran Islam di daerah tersebut.

Dilihat secara keseluruhan kedatangan Islam di Maluku lewat jalur perdagangan memainkan peran yang sangat penting dalam perubahan sosial bahkan agama di wilayah Maluku di mana aktivitas perdagangan yang sangat ramai didorong oleh kepunyaan atau kekayaan rempah-rempah yang daerah ini memiliki menjadi daya tarik bagi orang-orang asing untuk bisa ikut serta  berkontribusi dalam penyebaran Islam meskipun harus dihadapkan dengan tantangan politik dan juga sosial selama periode penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa terkait dengan rempah-rempah yang dimiliki Maluku.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun