Bandara Changi di Singapura merupakan bandara mega hub bagi para maskapai penerbangan dari berbagai negara, bandara ini tidak hanya sebagai destinasi akhir saja bagi penumpang dan kargo tapi juga sebagai tempat persinggahan orang dan barang dari berbagai negara di dunia.
Dalam perjalanannya, bandara Changi terus berkembang hingga memiliki 4 terminal dan akan menambah menjadi 5 terminal di masa mendatang.
Pencapaian ini tidaklah hanya memerlukan waktu yang panjang tapi juga usaha yang dilakukan oleh pihak pengelola bandara serta pemerintah mulai dari perencanaan, pembangunan serta ekspansi infrastruktur yang terbilang masif termasuk reklamasi untuk lahan bandara Changi seluas sekitar 870 hektar.
Akan tetapi seiring waktu berjalan serta peningkatan jumlah pengguna transportasi udara, pertanyaannya yang akan timbul adalah bagaimana kelak bila perluasan bandara sangat diperlukan guna mengantisipasi peningkatan trafik angkutan udara di bandara akan tetapi lahan serta area perairan sudah tidak lagi tersedia ?.
Pertanyaan ini sebenarnya dapat menjadi potensi yang dapat ditangkap oleh Indonesia, akan tetapi apakah dapatkan kita menkonversikan potensi ini ke dunia nyata serta apakah kita memiliki segala sesuatunya untuk mewujudkannya?Â
Untuk jawaban singkatnya sangat memungkinkan namun untuk versi panjangnya dibutuhkan lebih dari sebuah kata saja ataupun kemauan (serius) atau willingness dari Pemerintah.
Ini tentu karena persiapan dan perjalanan untuk (setidaknya) menyamakan dengan bandara Changi tidak hanya dibutuhkan waktu yang cukup panjang saja tapi juga investasi yang sangat besar -- baik pada perlengkapan dan peralatan maupun Sumber Daya Manusia nya.
Bandara Changi tidak hanya menjadi bandara keberangkatan dan kedatangan akhir saja tapi juga sebagai bandara singgah bagi para pelaku perjalanan wisata akan melanjutkan penerbangan ke destinasi akhir mereka sehingga penanganan penumpang tidak hanya sebatas pada proses disembarkasi saja tapi juga proses pemindahan.
Proses pemindahan ini tidak hanya berupa pemindahan penumpang tapi juga barang dan bawaan (kargo) yang penangananya tidak hanya musti akurat tapi juga berlomba dengan waktu terutama jika terjadi keterlambatan kedatangan pesawat yang membuat jeda antar penerbangan menjadi lebih singkat.
Juga walau semakin besar ukuran pesawat semakin akan membutuhkan waktu yang agak lama untuk proses embarkasi/disembarkasi serta pemindahan, kelancaran semua proses membutuhkan keahlian dan kesigapan dari para staff bandara khususnya staff ground handling dan terminal.