MEME dengan tajuk; dosen melebihi Tuhan, lama sudah mengaum di media sosial. Diadopsi meme itu oleh mahasiswaku, sarat kesan kelucuan! "Tuhan memberi ujian, tidak akan melebihi batas kemampuan hamba-Nya, sedang dosen memberi tugas, melebihi dari batas kemampuan mahasiswanya". Nampak lucu kalimat ini, di balik kelucuannya, ada saja celah penulis untuk menjejali dan menganalisanya. Bahwa itu cerminan keluhan mahasiswaku atas jibunan tugas dosen -makalah, journal review, laporan ilmiah lainnya- yang rela tak rela, wajib dikerjakan. Itu hukum alamnya! Melawan alam berarti kehancuran pelan-pelan. Tugas adalah training, asah fisik-nalar-ketahanan mental. Begitu konsep murninya! Pemberian tugas adalah kadang mutualisme, komensalisme bahkan parasitisme. Cukup sulit memberi sekat dari ketiga ranah ini. Yang nampak parasitisme, bila dosen memberikan tugas atas tugas dosen itu sendiri, umumnya soal terjemahan literatur.
Tugas itu order
Jangan pernah mau menerima tugas dosen bila kurang jelas petunjuknya, karena tugas itu serupa order. Order atau pesanan, haruslah jelas! Analoginya, mahasiswa itu 'tukang', sedang dosen adalah pemesan untuk dibuatkan sesuatu. Profesi tukang, haruslah cerewet bertanya kepada pemesan. Tarulah seseorang memesan dibuatkan jendela, jangan berharap jendela yang akan dibuat itu sesuai harapan pemesan bila deskripsinya kurang aktual, tidak komprehensif dan minim informasi/penyampaian. Bila itu terjadi, sangat wajar bila mahasiswa mengeluh!
[caption id="attachment_415053" align="aligncenter" width="300" caption="ramliyana-fisika.blogspot.com"][/caption]
Klarifikasilah!
Adalah hal umum, mahasiswa jarang mengklarifikasi tugas-tugasnya ke dosen pemberi tugas. Ini sungguh kurang profesional, tak mau tahu akan nasib tugasnya, sejauh apa mutu tugas yang telah dibuatnya. Jelas ini merugikan mahasiswa sendiri, kerugian paling besar adalah rugi material (kertas,tinta dll.), tanpa kenal bagaimana nilai dari tugas itu sendiri. Maka wajiblah baginya bertemu dosennya, meminta waktu untuk berdiskusi. Dosen yang baik akan siap melayani mahasiswa karena tugas pokok dosen adalah melayani mahasiswanya, dan hak mahasiswa untuk dilayani.
Proses diskusi ini sangatlah vital, di sana akan dijumpai kelebihan-kelebihan konten tugas mahasiswa, juga ditemukan kelemahan yang mana yang mesti dibenahi. Begitu memang fungsi penugasan, menelisik kemampuan nalar mahasiswa, juga kemampunan dosen dalam memberikan apresiasi kepada tugas-tugas mahasiswa. Tak mudah memang memberikan tugas kepada mahasiswa, tapi kalau mau memberikan tugas asal-asalan, ya itu wilayah dosen. Tugas asal-asalan inilah yang kerap memunculkan penilaian yang negatif, semisal dosen melebihi Tuhan itu! Kecil kemungkinannya untuk diperiksa tugas itu, dan itu dosa ringan bagi dosen.
Nilai Sendiri
Mahasiswa yang bijaksana adalah mereka yang berusaha memeriksa tugasnya sendiri sebelum dan sesudah disetor ke dosen pemberi tugas. Biarkan penilaian itu menjadi pembanding dengan penilaian dosen, bisa jadi penilaian dosen kurang akurat dan tanpa dasar yang kuat. Inilah celah mahasiswa untuk berkomunikasi secara ilmiah dengan dosennya. Dosen juga makhluk, bisa benar, bisa salah. Inilah peluang bagi mahasiswa untuk mendongkrak nilai/poin yang memang nilai dasarnya demikian atas nama penilaian diri sendiri vs evaluasi dosen.
Meng-kroscek tugas adalah sebuah kemuliaan, agar tidak terjadi penyimpangan dalam penilaian, tak terjadi subyektifitas dan juga kesewenang-wenangan dosen, seumpama itu terjadi. Semacam itulah deskripsi penugasan, dirindukan kolaborasi dari kedua belah pihak.
Dosen buka matamu!