Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karena Guna-guna, Perempuan itu Jadi Terpedaya

2 April 2012   16:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:07 2918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MALANGNYA nasib Bunga (demikian dia minta dipanggil), sudah jatuh tertimpa tangga. Tiga tahun lamanya, janda beranak dua ini hidup dalam ‘buaian’ cinta seorang pria beristri – dan istrinya sedang jadi TKW di Arab Saudi.  Sekarang ketika istrinya pulang, Bunga pun ditinggalkan begitu saja. Sehingga Bunga dibuatnya merana. Merasa dikhianati pria beristri itu.

Tiga tahun lalu, Bunga  (27)  membuka kisahnya, setiap bertemu lelaki itu (sebut saja Kirman) rasanya biasa-biasa saja. Bunga melihat Kirman sebagaimana layaknya tetangga lainnya. Cuma kenal begitu saja. Setiap bertemu bertegur-sapa. Dan bungapun tahu, Kirman seorang pria yang ditinggal pergi istrinya yang sedang  mengadu nasib sebagai TKW ke negeri tempat umat Islam menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima.

Paling-paling Bunga hanya mengingatkan Kirman, agar selalu sabar  dan senantiasa berdo’a. Terutama harus menunaikan kewajibannya sebagai umat Islam, yaitu shalat yang lima waktu.

Tampaknya saran Bunga ampuh juga. Kirman sering terlihat pergi ke mushala. Malahan hubungan  pertemanan Kirman dengan Bunga semakin akrab saja. Setiap ada kesempatan Kirman sering datang bertandang ke rumah Bunga. Ngobrol ‘ngalor-ngidul’, hingga kadangkala mencurahkan rasa.  Tentang seorang suami yang ditinggal pergi lama oleh istrinya, dan tentang seorang perempuan yang telah lama hidup menjanda.

Kirman pun tampak akrab dengan anak-anak Bunga.  Saat datang bertandang,  Kirman sering membawakan oleh-oleh buat kedua anak Bunga.  Malahan belakangan Kirman sering mengajak Bunga dan anak-anaknya pergi ke luar untuk sekedar jalan-jalan, atau kalau kebetulan ada rejeki lebih, Kirman pun tidak sungkan-sungkan mentraktirnya makan-makan.

Ketika itu Bunga, katanya, masih mampu menjaga jarak, demikian juga dengan Kirman tetap bersikap sopan. Tidak ada tanda-tanda yang ‘ganjil’ dari lelaki itu.

Hanya entah bagaimana awalnya, ketika suatu hari Kirman datang berkunjung ke Rumah Bunga dengan membawa makanan kesukaan Bunga dan anak-anaknya, kemudian makanan itu dinikmati bersama-sama, malam harinya setelah Kirman pulang, dan setelah Bunga merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, di samping anak-anaknya, entah bagaimana mata Bunga sulit sekali terpejam. Pikirannya jauh menerawang, dan wajah Kiman terus terbayang-bayang. Anehnya, hati Bunga pun berdesir tidak karuan. Ketika terdengar adzan Subuh, mata Bunga baru terpejam.

Dalam tidurnya, Bunga bermimpi indah, bertemu Kirman dalam suasana penuh kerinduan. Seorang perempuan dan seorang pria yang kesepian --  yang satu karena telah lama menjanda, dan linnya seorang pria yang ditinggal lama oleh istrinya, sama-sama jatuh cinta!

Hanya saja kerinduan kedua insane berlawanan jenis itu tidak berlangsung lama. Si Bungsu, anak Bunga, menggoyang-goyangkan tubuh ibunya. Mata Bunga terbuka, lalu dia pun tersipu malu. Hanya mimpi. Tapi sejak pagi itu Bunga terus ingat kepada Kirman, dan berharap Kirman di pagi itu datang menemuinya.

Hari itu yang ditunggu-tunggu ternyat tidak datang juga. Bunga jadi merasa tersiksa. Ya, sepanjang hari itu ingatan Bunga hanya tertuju kepada Kirman seorang. Betapa Bunga merindukannya. Dan Bunga memang merasa telah jatuh cinta. Entah mengapa, Bunga seakan tidak peduli lagi kalau Kirman telah beristri.

Gayung pun ternyata bersambut. Malam harinya… Horeee! Kirman datang.  Dan saat sedang berduaan, Kirman menyatakan cintanya kepada Bunga. Bahkan dia mengaku kalau selama ini dia telah menaruh hati kepada Bunga. Dan sekaranglah saat yang tepat  untuk menyatakannya.

Begitulah.

Setelah menghela nafas, dan mengusap air matanya, Bunga melanjutkan kisahnya. Kisah cinta seorang janda dengan seorang pria yang telah beristri ini demikian dahsyatnya. Melebihi kisah cinta perawan dengan jejaka. Bunga dan Kirman bahkan telah mengikat janji. Kalau istrinya nanti kembali dari Arab Saudi, akan diceraikannya segera. Dan Bunga akan langsung dibawa ke penghulu. Bunga pun sepenuhnya percaya. Malahan hubungan keduanya semakin ‘lengket’ saja, kalau tidak dibilang sudah seperti sepasang suami-istri juga. Sehingga tetangga sekitarpun sudah mengetahuinya. Kirman berpacaran dengan sangat mesranya dengan Bunga. Bahkan kepada tetangga pun Kirman mengatakan demikian, akan menceraikan istrinya kalau sudah kembali dan langsung menikah dengan Bunga.

Bagaimanapun Bunga semakin percaya. Masa depannya akan dijalani bersama Kirman. Kedua anak Bunga dari suami yang dulu pun sudah menganggap Kirman sebagai ayahnya. Ya, kirman memang sudah ‘cocok’ untuk menjadi suaminya.

Hanya saja harapan Bunga itu pun pupuslah sudah, ketika istri kirman kembali dari Arab Saudi, ternyata Kirman tidak menepati janjinya. Malahan Kirman tak pernah datang lagi menemuinya. Bunga dan anak-anaknya kehilangan Kirman. Hati Bunga yang telah diserahkan sepenuhnya kepada Kirman pun jadi hancur berkeping-keping. Ternyata Kirman telah menipunya. Selama ini Bunga hanya dijadikan tempat penghibur hati Kirman yang kesepian.

Anehnya, meskipun Bunga sadar kalau Kirman hanyalah seorang bajingan, dan dirinya hanyalah sebagai tempat pelampiasan kesepian, juga terasa harapannya telah hancur berkeping, tapi di sisi lain ada desiran kerinduan kalau suatu sat nanti Kirman akan datang kembali.

Gila! Memang bunga mengakuinya. Entah mengapa. Sehingga Bunga tersiksa dibuatnya. Di dalam hatinya ada dua kutub yang berlawanan. Di satu sisi Bunga merasa telah tertipu, tapi di sisi lain Bunga masih tetap berharap Kirman akan menepati janjinya. Sehingga tetangga pun menjadi kasihan melihat Bunga. Kedua anaknya hampir-hampir tidak diurusnya lagi. Setiap hari bunga lebih suka duduk menyendiri.

Untunglah salah seorang keluarganya melihat ada sesuatu yang ‘aneh’ pada diri janda beranak dua itu. Lalu keluarganya itu meminta bantuan kepada ‘orang pintar’. Betul juga, Sang Kiyayi itu mengatakan bahwa Bunga telah diguna-guna oleh Kirman…

Wallahu ‘alam.

Cigupit, 2012/04/02

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun