Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Polemik, Salah Satu Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis di Media

11 Juni 2020   10:48 Diperbarui: 13 Juni 2020   11:44 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pexels/Kaboompics.com)

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), definisi polemik adalah suatu perdebatan mengenai suatu masalah yang dikemukakan secara terbuka dalam media massa.

Sebagaimana polemik sastera yang ditimbulkan oleh sebuah karya sastra cerita pendek (Cerpen) yang berjudul "Langit Makin Mendung" karangan Kipanjikusmin, dalam majalah Sastra nomor 8 edisi bulan Agustus 1968, ketika itu dianggap menghina dan melecehkan agama Islam.

Selain majalah Sastra itu sendiri mengalami pencekalan, HB Yassin yang menjadi pemimpin redaksi nya pun harus mempertanggungjawabkannya di depan meja hijau, sebagai terdakwa.

Mendiang HB Yassin yang semasa hidupnya dikenal sebagai salah satu kritikus sastra Indonesia yang terkemuka, di depan hakim yang mengadili bersikukuh mempertahankan salah satu prinsip kesusastraan, yakni kebebasan mencipta dan berimajinasi untuk perkembangan kesusastraan.

Ketika itu, selain di depan pengadilan, muncul pula  polemik tentang cerpen "Langit Makin Mendung" di berbagai media bermunculan dari banyak penulis yang mengemukakan pendapatnya dari sudut pandang masing-masing. Sehingga adu argumentasi yang dikemukakan mereka berdasarkan sudut pandang, wawasan, dan keilmuan penulisnya, dianggap memiliki andil besar dalam memperkaya pengetahuan pembacanya, khususnya di bidang seni sastra, maupun di bidang keilmuan lainnya.

Demikian juga polemik di bidang lainnya, terutama di dalam ilmu politik misalnya, yang ditulis oleh pakar di bidangnya, seperti misalnya Profesor Miriam Budiardjo, Prof. Mochtar Pabottingi, tulisannya seringkali meramaikan media massa dalam beberapa dekade ke belakang, dan juga - tentu saja, ikut memberikan pencerahan kepada pembacanya ihwal seluk-beluk ilmu Politik dan perkembangannya.

Akan tetapi seiring berkembangnya jaman, berpolemik tetntang suatu permasalahan melalui literasi di media massa, sepertinya telah bergeser kepada adu-debat secara langsung melalui media televisi. Bahkan dikabarkan, Menko Marves, Luhut B. Panjaitan akan melakukan debat terbuka dengan dosen senior Universitas Indonesia, Rizal Ramli terkait utang negara.

Sehingga budaya berpolemik di media dengan menggali pengetahuan masing-masing dengan bentuk tulisan pun seakan-akan sudah terlupakan. Masyarakat pun lebih tertarik menyaksikan perdebatan langsung melalui layar kaca yang seringkali dianggap malah menguras emosi daripada menambah wawasan bagi pemirsanya,

Padahal sebenarnya di blog keroyokan Kompasiana inipun sebenarnya telah disediakan ajang untuk berpolemik mengenai berbagai topik tulisan yang diposting para kompasianer. Apabila kita lebih teliti saat membaca suatu artikel, di bawah artikel tersebut terdapat tulisan "Respons", yang maksudnya adalah respons pembaca terhadap artikel tersebut dari sudut pandangnya.

Tentunya yang dimaksud pengelola Kompasiana menyediakan fitur "Respons" tersebut, diharapkan pembaca yang kritis, akan mengkritisi artikel tersebut dalam bentuk artikel tersebut. Sehingga pada ahirnya diharapkan akan terjadi polemik, saling beradu argumentasi antara satu Kompasianer dengan Kompasianer lainnya, dengan sudut pandang, maupun keilmuannya masing-masing.

Hal itu sudah pasti merupakan suatu hal yang sangat baik bagi para penulis di Kompasiana untuk mengembangkan keterampilan menulisnya, sekaligus menambah pengetahuan di bidang tertentu yang diminatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun