Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Beberesih" Tradisi Jelang Ramadan yang Wajib Dilakukan

19 Mei 2020   19:59 Diperbarui: 19 Mei 2020   20:01 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumput di halaman pun harus dibersihkan (dokpri)

Bersih-bersih, atau orang Sunda bilang: beberesih, menjadi salah satu tradisi menjelang bulan Ramadhan, dan saat mendekati hari raya Iedul Fitri.

Sebagaimana yang dulu  menjadi tradisi di kampung kami. 

Sehari sebelum melaksanakan ibadah puasa, sepertinya sudah menjadi keharusan bagi setiap orang yang akan menunaikan ibadah puasa untuk mandi sebagaimana biasa mandi yang wajib dilaksanakan oleh pasangan suami-isteri setelah melakukan junub, atau berhubungan badan, atau seperti seorang wanita dewasa setelah selesai menstruasi, yaitu dengan mencuci rambut dan membersihkan seluruh tubuhnya. Dan orang Sunda menyebutnya mandi kuramas, alias keramas.

Di era tahun 60-an, kegiatan mandi kuramas biasanya dilakukan beramai-ramai di pemandian umum, atau di sungai. Tapi antara pria dan wanita tetap dilakukan secara terpisah. Dan lantaran saat itu belum dikenal dengan yang namanya shampo, pencuci rambut seperti sekarang ini, warga di kampung kami biasanya menggunakan taneuh porang, yaitu tanah yang berwarna keabu-abuan dan biasanya diambil dari bawah  tebing dengan cara digali 

Sebelum melaksanakan mandi kuramas, kegiatan yang tak kalah serunya adalah bergotong-royong membersihkan tanah pemakaman umum yang terletak sekitar satu kilometer dari pemukiman. 

Selain menyiangi rerumputan liar, setiap kuburan yang sudah lama tidak terurus dibenahi lagi batu nisan dan batu-batu penanda lainnya. Karena waktu itu tidak ada kuburan yang ditembok, atau dihias keramik seperti sekarang ini. 

Setelah pekerjaan itu selesai, ibu-ibu datang membawa beraneka makanan, biasanya nasi dan lauk-pauknya untuk disuguhkan untuk semua orang yang berada di tanah pekuburan. 

Sebelum acara makan bersama dimulai, kami semua berdoa terlebih dahulu dengan dipimpin oleh ajengan, tokoh agama di kampung kami. Bisa jadi kegiatan tersebut kalau sekarang ini biasa dikenal dengan istilah munggahan. 

Demikian juga kegiatan bersih-bersih itu terus berlanjut di rumah masing-masing. Selain sampah-sampah di sekitar rumahnya disapu bersih, rumahnya sendiri dicat kembali, atau paling tidak dilabur dengan kapur, lantaran waktu itu cat tembok dianggap sesuatu yang mahal dan masih langka, juga rumah di kampung kami pun kebanyakan masih berupa rumah panggung dengan dindingnya yang terbuat dari anyaman bambu, dan biasa disebut bilik.

Kegiatan kuramas secara massal, atau beramai-ramai, maupun gotong-royong membersihkan tanah pemakaman umum, sepertinya belakangan ini sudah tak dilakukan lagi oleh warga kampung kami.

Mandi kuramas cukup dilakukan di rumah masing-masing. Demikian juga bersih-bersih tanah pemakaman, dilakukan oleh setiap keluarga dengan  membersihkan kuburan keluarga masing-masing yang sudah meninggal, tentunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun