Ya, kangen dengan anak dan cucu yang tinggal berjauhan, bisa terobati hanya dengan meng-klik fitur video call di aplikasi Whatsapp. Begitu juga bila sekedar ngobrol bertegur-sapa denfan teman, kalaupun tidak pakai video call, lewat pesan pendek pun masih dapat tetap tersambungkan.
Demikian juga kebiasaan browsing situs berita maupun berbagai hal yang selama ini kulakukan, rasanya bahkan kian menjadi-jadi saja selama di rumah saja dalam satu bulan ini.Â
Hanya saja untuk semua itu, tentu saja butuh memiliki kuota internet yang bisa tercukupkan, bukan?
Itulah masalahnya.Â
Untuk mencukupinya itu yang jadi persoalan. Lantaran bagaimanapun tetap saja harus ada uang - tentu saja, untuk mendapatkan kuota yang dibutuhkan, agar tetap bisa eksis berhubungan dengan dunia luar.
Sebagai orang yang sudah tak jelas pekerjaannya, dan hanya mengharapkan pemasukan dari hasil tulisan, sudah tentu hal itu pun cukup memusingkan. Lantaran tetap saja tidak bisa diandalkan.
Sehingga untuk menyiasatinya, tak ada jalan lain selain harus pandai-pandai menghemat juga. Paling tidak aku harus membatasi penggunaan internet seperlunya saja.
Apa boleh buat. Konsekuensinya kalau tidak perlu, dan tidak ada hal mendesak, aku jarang untuk berkomunikasi. Begitu juga untuk sekedar berkomentar, dan memberi tanda suka di status media sosial, atau artikel teman-teman sesama Ker's misalnya, sangat dibatasi.Â
Semua itu kulakukan bukan karena aku ini tinggi hati. Bukan sama sekali. Tapi, ya itu tadi. Kuota internet yang pas-pasan penggunaannya harus dihemat juga menang.Â
Oleh karena itu, kepada handai taulan, kerabat, dan teman-teman aku memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terima kasih.*