Mohon tunggu...
SEPUTAR INDONESIA
SEPUTAR INDONESIA Mohon Tunggu... Editor - Semua Untuk Indonesia

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mungkinkah Teori tentang Pilkada Bebas Corona Dapat Terlaksana?

14 September 2020   16:14 Diperbarui: 14 September 2020   16:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SELAYAR. Sudah satu keharusan untuk ikut berpartisipasi dalam rangka mensukseskan Pilkada 2020 pada 9 Desember yang akan datang. Walaupun sebenarnya pesta demokrasi rakyat ini dilaksanakan ditengah pandemi COVID-19 yang senantiasa mengancam keselamatan seluruh warga negara yang ikut pesta. 

Bukan saja masyarakat wajib pilih, pelaksana pilkada dan pengawas pilkada juga terancam serangan virus corona, baik sebelum maupun setelah pesta berlangsung. Mengingat sejumlah tahapan tidak memungkinkan untuk tidak kontak. Baik itu kontak secara langsung maupun tidak langsung. Karena seluruh aktivitas pasti menggunakan media dan selalu ada benda atau bahan yang akan terpakai. Misalnya kertas, pulpen, uang dan atm serta kendaraan yang akan dipakai. Ini baru contoh kecil. 

Kita beri contoh di Kabupaten Kepulauan Selayar dimana saya saat ini menulis. Kabupaten Kepulauan Selayar adalah salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang menjadi daerah pelaksana Pilkada.

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di daerah ini diikuti oleh 2 pasangan calon. Semuanya adalah petahana Pilkada sebelumnya. Hanya calon yang berubah tempat. 

Saya tidak akan mengulas pasangan calon karena bukan tugas melakukan sosialisasi. Saya hanya mau menanyakan bagaimana bisa seleuruh elemen pelaksana dan pengawas serta pemerintah Kepulauan Selayar bisa menjamin jika pelaksanaan Pilkada Selayar 2020  yang akan datang bebas virus Corona ?

Saya yakin kalau seluruh persiapan telah disiapkan untuk ini, tapi apakah semuanya menjamin pelaksanaan dapat berjalan tanpa ada elemen yang terjangkit virus corona ? Siapkah peralatan pendeteksi keberadaan virus coroina di seluruh tempat pemungutan suara? Siapkah semua SDM pelaksana Pilkada di tempat pemungutan suara dengan peralatannya ?  Jangan-jangan hanya sebatas penggunaan alat pengukur suhu dan hand sanitizer racikan lokal non SNI yang disiapkan". 

Saya menulis pertanyaan melalui Kompasiana mengingat jumlah kasus positif di Kabupaten Kepulauan Selayar semakin bertambah hingga sudah melebihi 100 orang. Dan peningkatan jumlah kasus terjangkit corona tanpa gejala yang diperlihatkan sebelumnya. Malah dari 30 orang terkonfirmasi diantaranya berasal dari kluster perkantoran. Yakni Dinas Kesehatan, kantor Badan Kepegawaian daerah dan Kantor Statistik di Selayar. 

Bukankah ini sudah sebuah hal yang tidak bisa dijelaskan lagi, tentang ketidak mampuan kita, mengontrol penyebaran virus COVID-19 di Kabupaten Kepulauan Selayar ?

Ditambah lagi dari pantauan di sejumlah wilayah di daerah kepulauan ini, banyak warga masyarakat yang terkesan sudah tidak percaya lagi dengan penyebaran virus berbahaya ini. Mereka berasumsi, kalau peningkatan jumlah kasus ini dikaitkan dengan anggaran penanganannya yang dinilai menggiurkan. Kendati dijelaskan seperti penjelasan ahli di sejumlah media, namun mereka tetap tidak percaya. 

Kasus COVID-19 bukan saja mengancam masyarakat umum, namun juga telah menelan korban dari kalangan medis. Jadi kalau kalangan medis saja terpapar, bagaimana dengan yang tidak mengerti medis. Bukankah hal ini sebuah hal yang perlu dipertimbangkan ?

Kompasianer  yakin kalau pelaksanaan Pilkada di Kepulauan Selayar, bisa berjalan dan bisa terlaksana, jika diteorikan akan bebas dan aman dari penyebaran virus Corona. Karena jika tidak, atau ada pernyataan tidak sanggup dengan protokol kesehatan sesuai teori, maka semua tidak akan terlaksana. Karena salah satu yang diprioritaskan adalah Pilkada Bebas COVID-19.  

Saya mengusulkan agar seluruh masyarakat wajib pilih, pengamanan, pengawas, pelaksana diseluruh TPS di lakukan uji swab seminggu atau tiga hari sebelum hari H. Sehingga sesumbar tentang Pilkada bebas Corona dapat terlaksana dengan persentase kebobolan sangat kecil. 

Tapi jika usulan ini ditanggapi negatif dan hanya dijadikan bahan tertawaan maka pembuktian terbalik akan ketidak seriusan mengawal Pilkada Bebas Corona semakin menguat. atau asal terlaksana saja, mau banyak terpapar mau tidak urusan belakang " toh semua rencana telah terlaksana sesuai harapan atasan. 

Jangan sampai nama Selayar menjadi urutan pertama dalam kluster Pilkada 2020 di Sulawesi selatan. Bisa dibayangkan jika ini terjadi, maka tulisan ini bisa menjadi bahan pengingat dan reverensi artikel yang mengada ada, namun terbukti ada benarnya. Soalnya yang di ada-ada adalah mereka yang nota bene ahli berteori dan dipercaya oleh negara.

Beralasan, jika kemudian  hal ini dipertanyakan, termasuk jaminan protokol kesehatan, dengan wajib pakai masker dan jaga jarak serta menggunakan hand sanitizer. Masyarakat sebagian besar diyakini Kompasianer  tidak akan mampu mentaati himbauan ini. 

Bila mau jujur, maka seperti pantauan pelaksanaan pendaftaran lalu, boleh dibilang tidak terlaksana sesuai protokol kesehatan, seperti yang diharapkan oleh Pemerintah.

Namun sudahlah, semua telah berlalu, dan yang kedepan yang  akan dihadapi, bisa terlaksana dengan baik, sesuai protokol kesehatan, sehingga laporan ke pusat bisa lebih jujur. 

Semoga Pilkada di seluruh Indonesia dapat terlaksana dengan lancar dan aman serta bebas dari Corona.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun