Siang kompasianer, lama tidak posting di kompasiana, penulis sibuk dengan UN, SBMPTN dan Ujian Mandiri.
Kembali pada topik sepakbola yang lagi 'ngehit' yakni Piala Dunia 2014 di Brazil, mulai dari talenta muda yang bersinar, tumbangnya sang juara bertahan, momen-momen menarik di balik pagelaran 4 tahunan dari FIFA ini. Â Beberapa kejutan muncul pada event 4 tahunan ini beberapa diantaranya begitu mengejutkan seperti Kosta Rika yang mampu menjuarai grup D dengan mengalahkan Italia dan Uruguay, Tumbangnya Spanyol dari Belanda dan Cile, serta lolosnya 2 negara Afrika yakni Aljazair dan Nigeria.
Sorotan kali ini pantas disematkan pada generasi yang dibangun oleh timnas Belgia, mereka begitu siap dengan segala sesuatu di gelaran Piala Dunia ini, lini per lini begitu seimbang untuk menunjang strategi yang diterapkan Marc Wilmots sang pelatih. Memiliki pemain seperti Thibaut Courtois, Vincent Kompany, Eden Hazard, serta pemain muda Romelu Lukaku. Mereka sedang memiliki generasi terbaiknya, hasil di penyisihan grup sedikit meragukan bagi generasi emas ini, mereka hanya menang tipis 2-1 atas Aljazair, 1-0 atas Rusia serta 1-0 lawan Korea Selatan, padahal jika bisa ditilik materi pemain yang dimiliki, mereka seharusnya mampu menang lebih besar dengan permainan yang enak dipandang. Tapi mereka justru menampilkan permainan kurang meyakinkan bagi para penggemarnya.
Apa yang salah dari formasi Marc Wilmots?
Dengan 4-2-3-1 racikannya bisa dipastikan kesolidan lini per lini akan maksimal, pertahanan yang digalang Kompany serta Van Buyten sudah sangat solid, tetapi kedua bek sayap nampaknya jadi titik lemah Belgia karena Aldeweireld dan Jan Vertonghen kurang agresif dalam menyerang serta terlambat dalam transisi bertahan. Belum optimalnya permainan sang maestro, Eden Hazard juga jadi faktor penting gagalnya permainan cantik nan menawan Belgia. Aliran bola macet kepada striker Romelu Lukaku ataupun Divock Origi.Permainan merekapun monoton dan hanya mengandalkan skill individu masing-masing pemain untuk membongkar pertahanan lawan.
Pertandingan melawan AS menjadi refleksi terbaik dari penyisihan grup yang bisa menjadi bekal terbaik Belgia untuk melawan Argentina pada fase perempat final, tim Tango memiliki masalah ketergantungan terhadap La Pulga sehingga ini waktunya Belgia menyeruak untuk melaju ke Semi final dan melangkah lebih jauh untuk membuktikan generasi emas mereka.