Mohon tunggu...
Arsi Amallah
Arsi Amallah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

TK Dharma Wanita | SDN Kampungdalem 4 | SMPN 1 Tulungagung | SMAN 10 Malang | Sistem dan Teknologi Informasi Institut Teknologi Bandung | Sejarah, Filsafat, Politik, Pendidikan, Sepakbola, Ideologi Agama |

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Piala Dunia 2014, Pembuktian Generasi Emas Belgia

3 Juli 2014   19:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:38 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Siang kompasianer, lama tidak posting di kompasiana, penulis sibuk dengan UN, SBMPTN dan Ujian Mandiri.
Kembali pada topik sepakbola yang lagi 'ngehit' yakni Piala Dunia 2014 di Brazil, mulai dari talenta muda yang bersinar, tumbangnya sang juara bertahan, momen-momen menarik di balik pagelaran 4 tahunan dari FIFA ini.  Beberapa kejutan muncul pada event 4 tahunan ini beberapa diantaranya begitu mengejutkan seperti Kosta Rika yang mampu menjuarai grup D dengan mengalahkan Italia dan Uruguay, Tumbangnya Spanyol dari Belanda dan Cile, serta lolosnya 2 negara Afrika yakni Aljazair dan Nigeria.

Sorotan kali ini pantas disematkan pada generasi yang dibangun oleh timnas Belgia, mereka begitu siap dengan segala sesuatu di gelaran Piala Dunia ini, lini per lini begitu seimbang untuk menunjang strategi yang diterapkan Marc Wilmots sang pelatih. Memiliki pemain seperti Thibaut Courtois, Vincent Kompany, Eden Hazard, serta pemain muda Romelu Lukaku. Mereka sedang memiliki generasi terbaiknya, hasil di penyisihan grup sedikit meragukan bagi generasi emas ini, mereka hanya menang tipis 2-1 atas Aljazair, 1-0 atas Rusia serta 1-0 lawan Korea Selatan, padahal jika bisa ditilik materi pemain yang dimiliki, mereka seharusnya mampu menang lebih besar dengan permainan yang enak dipandang. Tapi mereka justru menampilkan permainan kurang meyakinkan bagi para penggemarnya.

Apa yang salah dari formasi Marc Wilmots?

Dengan 4-2-3-1 racikannya bisa dipastikan kesolidan lini per lini akan maksimal, pertahanan yang digalang Kompany serta Van Buyten sudah sangat solid, tetapi kedua bek sayap nampaknya jadi titik lemah Belgia karena Aldeweireld dan Jan Vertonghen kurang agresif dalam menyerang serta terlambat dalam transisi bertahan. Belum optimalnya permainan sang maestro, Eden Hazard juga jadi faktor penting gagalnya permainan cantik nan menawan Belgia. Aliran bola macet kepada striker Romelu Lukaku ataupun Divock Origi.Permainan merekapun monoton dan hanya mengandalkan skill individu masing-masing pemain untuk membongkar pertahanan lawan.

Pertandingan melawan AS menjadi refleksi terbaik dari penyisihan grup yang bisa menjadi bekal terbaik Belgia untuk melawan Argentina pada fase perempat final, tim Tango memiliki masalah ketergantungan terhadap La Pulga sehingga ini waktunya Belgia menyeruak untuk melaju ke Semi final dan melangkah lebih jauh untuk membuktikan generasi emas mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun