Mohon tunggu...
arry ..
arry .. Mohon Tunggu... -

hanya ingin melihat sesuatu yang aneh, tetapi tidak ingin terlihat aneh....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cicak Menggeruduk Sarang Buaya

31 Juli 2012   03:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan tidak biasa terlihat pagi ini (31 Juli 2012) di depan Markas Korp Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri yang terletak di Jl. MT Haryono, Jakarta Selatan. Sebagai pemakai jalan raya yang terletak di depan kantor tersebut, saya merasa aneh adanya sekelompok wartawan yang berkumpul di depan kantor Korlantas sambil mengambil gambar depan kantor itu, yang ternyata baru saja terjadi penggeledahan yang dilakukan oleh KPK terhadap Markas Korlantas Mabes Polri untuk mengamankan bukti-bukti terkait proyek pengadaan alat simulator kemudi mobil dan sepeda motor yang diduga melibat pejabat Korlantas Mabes Polri Irjen Pol DS.

Penggeledahan yang dilakukan oleh Pimpinan KPK terhadap institusi Polri ini terbilang sangat berani karena semua Masyarakat Indonesia sangat tahu bagaimana kekuatan dan kemampuan pihak Polri untuk memukul balik apabila dirinya diacak-acak oleh pihak lain. Kita juga masih ingat bagaimana kasus Cicak (KPK) vs Buaya (Polri) yang hampir menyeret beberapa pimpinan KPK ke dalam pusaran rekayasa hukum yang diduga dilakukan oleh pihak Polri. Walaupun penggeledahan ini terbilang sukses, tetapi dari informasi berbagai media, ternyata pihak Bareskrim Mabes Polri (Kawannya Korlantas Polri) sempat menghalang-halangi upaya penggeledahan dan pengamanan barang bukti yang dilakukan oleh penyidik KPK.

http://nasional.kompas.com/read/2012/07/31/08250097/Wakil.Ketua.KPK.Tertahan.di.Korlantas.Mabes.Polri

http://nasional.kompas.com/read/2012/07/31/08391462/Busyro.Sudah.Tidak.Ada.Masalah

di sisi lain, pihak Mabes Polri membantah telah menghalang-halangi upaya penggeledahan yang dilakukan oleh pihak KPK untuk mengamankan bukti-bukti di kantor Korlantas Mabes Polri. Padahal dalam pandangan saya sih, ya memang bukan menghalang-halangi, tetapi hanya menghambat tindakan KPK (he.. he.. hee..., sama saja sih).

http://nasional.kompas.com/read/2012/07/31/07512739/Mabes.Polri.Bantah.Halangi.KPK.di.Gedung.Korlantas

Keberanian KPK (Cicak) untuk menggeledah institusi Mabes Polri (Buaya) dalam rangka membongkar kasus korupsi patut kita beri apresiasi yang sangat tinggi karena selama ini aparat penegak hukum sulit untuk menembus berbagai kasus korupsi yang terjadi di dalam institusi Polri dan melibatkan beberapa petinggi Polri (hanya beberapa karena sebenarnya masih banyak petinggi Polri yang masih punya hati nurani baik dalam bekerja tetapi terbawa arus oleh system yang bobrok dalam lingkaran setan). Sulitnya menembus institusi Polri dalam penegakan hukum di internal Polri diibaratkan seperti kita akan menembus 7 lapis beton (untouchable), karena memang saat ini institusi Polri yang memegang kendali penuh penegakan hukum di negara ini. Tindakan KPK yang menggeledah salah satu kantor Mabes Polri diibaratkan sekelompok Cicak yang menggeruduk rumah Buaya, sehingga kapan saja cicak tersebut tidak akan bisa keluar lagi dari rumah Buaya tanpa ijin dari Buaya tersebut. Beruntung Buaya nya adalah BUAYA DARAT, sehingga sarang (rumah) nya ada di darat, coba kalau Buaya nya Buaya Laut atau Muara, pasti cicak nya tidak berani masuk ke rumah Buaya itu... he hee heeee........

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun