Mohon tunggu...
Arron Gotama
Arron Gotama Mohon Tunggu... Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Lulusan Ilmu Komputer vs AI: Risiko dan Perlunya Strategi Baru

3 Oktober 2025   20:10 Diperbarui: 3 Oktober 2025   20:10 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah jelas bahwa perkembangan kecerdasan buat (AI) telah menyentuh setiap aspek pendidikan secara skala global. Akan tetapi, walaupun gelombang transformasi ini menawarkan berbagai kemudahan yang luar biasa, hal tersebut justru membawa ancaman yang patut diwaspadai, khususnya oleh lulusan ilmu komputer. Menurut Federal Reserve Bank of New York (2025), tingkat pengangguran lulusan ilmu komputer mencapai 6,1%, menjadikannya salah satu jurusan dengan tingkat pengangguran tertinggi di AS. Fenomena ini menimbulkan dorongan akan pentingnya adaptasi, baik secara individu maupun di lingkungan pendidikan tinggi.

Baru-baru ini, terdapat isu yang beredar tentang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di kantor Microsoft. Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, PHK itu diperkirakan akan menjangkau sekitar 9.000 karyawan, atau setara 4% dari total tenaga kerja global perusahaan. Hal ini sudah dilakukan Microsoft selama beberapa tahun terakhir. Misalnya pada tahun 2023, terdapat 10 ribu orang pegawai diberhentikan. 

Ke depannya, mereka akan mengalokasikan dana untuk memperkuat pengembangan kecerdasan buatan, menghabiskan sebanyak $80 miliar USD untuk melatih model AI. Kebijakan ini diharapkan dapat memposisikan Microsoft dalam pasar teknologi yang dinamis, menurut juru bicara perusahaan itu dalam wawancara bersama BBC.

Sementara, CEO Intel, Lip-Bu Tan, pernah mengumumkan rencana restrukturisasi besar, mencakup efisiensi anggaran setelah mengalami kerugian sebesar $16,6 miliar, menurut New York Times. Untuk menanggapi masalah tersebut, Intel telah memangkas lebih dari 5.000 karyawan di AS. Pemangkasan ini bukan sekadar angka. Di Oregon saja, sekitar 12% dari tenaga kerja lokal terdampak, dengan insentif berupa pacuan pemberhentian sukarela, 9 minggu pesangon, dan pemberitahuan 4--8 minggu. Selain itu, Intel menutup divisi otomotif, merampingkan manajemen menengah, serta mengalihdayakan fungsi pemasaran ke Accenture sebagai bagian dari strategi global untuk memangkas biaya sekitar $500 juta tahun ini dan tambahan $1 miliar pada 2026.

Dilema Umum

Bisa dikatakan bahwa hal ini wajar dalam era yang penuh dengan berbagai kemajuan dalam ranah teknologi. Pekerjaan yang membutuhkan gelar akademik ilmu komputer dan hanya melakukan tugas-tugas tingkat pemula kemungkinan besar akan mudah digantikan oleh otomatisasi AI. Sayangnya, hal ini sulit dibilang tidak adil. Dengan memangkas pekerjanya, suatu perusahaan jelas mendapat produktivitas yang jauh lebih efektif dalam memanfaatkan sumber dayanya secara optimal.

Ditambah lagi, peminat jurusan ilmu komputer itu sangat banyak. Banyak aspek dalam suatu perusahaan seperti manajemen, keamanan siber, dan perangkat lunak yang digunakan bergantung pada para mahasiswa ini. Akan tetapi, dengan isu AI yang baru muncul beberapa tahun terakhir ini, jumlah tersebut tidak mengalami penurunan yang signifikan, dan justru terlihat sebaliknya dalam beberapa institusi pendidikan. Dari fenomena tersebut, muncullah pertanyaan yang mungkin sering ditemui saat SMA: Apakah sudah memikirkan jurusannya dengan baik?

Kurikulum Indonesia juga sepertinya tidak mengakomodasi pelajaran Informatika berdasarkan perkembangan zaman. Apa yang diajarkan dalam kelas itu jauh lebih sederhana dari apa yang bisa ditawarkan dalam kelas les pribadi, bahkan mempelajarinya secara mandiri dari internet lebih efisien. Kemungkinan hal ini bisa disebabkan karena sektor edukasi negara kurang mengekspektasi bahwa perkembangan itu sendiri akan sangat pesat. 

Selain itu, waktu jam pelajaran ini dinilai kurang lama. Selama sekitar 60--90 menit dalam setiap 1--2 hari per minggu, waktu tersebut sebenarnya terlihat cukup untuk belajar secara rutin. Sayangnya, pada praktiknya, durasi efektif sering kali terpotong oleh berbagai kendala teknis, seperti persiapan akses komputer, instalasi perangkat lunak, hingga koneksi internet sekolah yang sering kali tidak memadai. Akibatnya, waktu belajar yang seharusnya dimaksimalkan justru banyak terbuang untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

Perlunya Adaptasi Segera

Langkah yang paling sederhana untuk menghadapi ancaman AI yaitu segera mencari jurusan lain yang masih relevan dengan ilmu komputer dalam level yang wajar. Dengan begitu, pengetahuan yang didapatkan bisa diaplikasikan dalam lapangan pekerjaan di luar ranah teknologi. Misalnya, jurusan matematika terapan. Selain memberikan wawasan dalam struktur algoritma dan pengembangan kecerdasan buatan, para mahasiswa juga mampu bekerja dalam merancang keuangan, membuat prediksi finansial, dan manajemen investasi. 

Jika dirasa jurusan yang relevan terlalu umum, mungkin bisa mempertimbangkan mengikuti program tambahan atau minor programme. Sebaliknya, jika benar-benar ingin meraih kesuksesan di bidang ilmu komputer, langkah penting yang harus dilakukan adalah belajar secara mandiri di luar jam sekolah atau kuliah. Yang tak kalah penting, pastikan bahwa dalam proses belajar mandiri tersebut, ada satu atau lebih keterampilan yang dikuasai secara mendalam dan menonjol. Keterampilan ini bisa menjadi pembeda di tengah ketatnya persaingan, serta menunjukkan kesiapan menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks dan berbasis teknologi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun