"Betul, Pakde!. Sarung kumal yang dipakai Mbah Suro belum terjawab"
"Sebelum Mbah Suro menyerahkan diri, sarung itu dititipkan ke aku untuk diamankan. Setelah sebelas tahun dipenjara dan bebas, aku serahkan sarungnya"
"Satu lagi Pakde. Pertanyaan terakhir"
"Silahkan!"
"Apa Mbah Suro memang tidak punya keluarga?"
"Punya. Istrinya meninggal sakit jantung setelah tahu anak satu-satunya dibunuh ayahnya sendiri. Inilah yang membuat Mbah Suro sangat menyesali perbuatannya dan totalitas insaf dengan memperbanyak istighfar dan selalu rajin ibadah di surau"
Arfha terdiam. Semua yang disampaikan Mbah Wiro direkamnya baik-baik. Benang merah sarung kumal Mbah Suro sudah terjawab tuntas.
***
Bergegas Mbah Wiro dan Arfha berangkat ke surau. Arfha sengaja mengambil tempat salat Isya dan tarawih di samping Mbah Suro.
Sesekali Arfha melirik sarung kumal Mbah Suro. Seakan ada bau anyir darah menguar. Arfha hanya diam.
 Â
*Lincak (Bahasa Jawa) = Bangku panjang dari bambu.