Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Cerpen: Sarung Kumal Mbah Suro Ugal

10 Mei 2021   07:59 Diperbarui: 10 Mei 2021   21:23 2399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jalan rimbun nan sepi. Sumber: Darwis Alwan on Pixabay.com

"Betul, Pakde!. Sarung kumal yang dipakai Mbah Suro belum terjawab"

"Sebelum Mbah Suro menyerahkan diri, sarung itu dititipkan ke aku untuk diamankan. Setelah sebelas tahun dipenjara dan bebas, aku serahkan sarungnya"

"Satu lagi Pakde. Pertanyaan terakhir"

"Silahkan!"

"Apa Mbah Suro memang tidak punya keluarga?"

"Punya. Istrinya meninggal sakit jantung setelah tahu anak satu-satunya dibunuh ayahnya sendiri. Inilah yang membuat Mbah Suro sangat menyesali perbuatannya dan totalitas insaf dengan memperbanyak istighfar dan selalu rajin ibadah di surau"

Arfha terdiam. Semua yang disampaikan Mbah Wiro direkamnya baik-baik. Benang merah sarung kumal Mbah Suro sudah terjawab tuntas.

***

Bergegas Mbah Wiro dan Arfha berangkat ke surau. Arfha sengaja mengambil tempat salat Isya dan tarawih di samping Mbah Suro.

Sesekali Arfha melirik sarung kumal Mbah Suro. Seakan ada bau anyir darah menguar. Arfha hanya diam.

  

*Lincak (Bahasa Jawa) = Bangku panjang dari bambu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun