Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mega-Prabowo vs JK-Anies, Akankah Bertarung di Pilpres 2024?

10 Februari 2021   14:27 Diperbarui: 11 Februari 2021   22:14 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Kompas.com. Diolah lebih lanjut oleh penulis

Empat tokoh ini masih mempunyai taji yang tajam dan auman kuat. Gerbong politik PDI Perjuangan digabung Partai Gerindra, cukup kuat mengantarkan mereka ke kursi presiden dan wakil presiden. Tinggal bagaimana mengefektifkan roda partai untuk tetap solid mengawal kemenangan.

Meskipun tidak mempunyai gerbong politik, Jusuf Kalla dan Anies Baswedan tetap menjadi magnet partai politik. PKS dan Partai Demokrat akan menjadi gerbong utama pasangan JK-Anies.

Partai yang tergabung dalam “Poros Baru”, sangat mungkin melakukan konsolidasi dan mendukung JK-Anies di Pilpres 2024.

Kemampuan bargaining JK-Anies sebagai pentolan tokoh nasional, masih sangat mampu menggandeng kekuatan parpol lainnya.

Prediksi Peluang Mega-Prabowo

Megawati dan Prabowo pernah berpasangan, meskipun merasakan pahitnya kekalahan di Pilpres 2009, jelas mempunyai peluru pamungkas menghadapi Pilpres 2024. Gerbong parpol yang solid, menjadi andalan dan secara hitungan angka jelas dapat memenangkan kontestasi Pilpres 2024.

Megawati, pamor dan kedudukannya tak tergoyahkan di gerbong PDI Perjuangan. Dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019, PDI Perjuangan mampu menempatkan diri sebagai peraih suara terbanyak dengan perolehan 22,26% suara.  

Pileg 2019 mengantar Partai Gerindra meraih 13,57 % suara. Menempatkan partai ini di urutan kedua setelah PDI Perjuangan.

Bermodal 35,83% suara ditambah dukungan Partai Golkar (12,31%) dan PKB (9,69%), rasanya tidak sulit bagi pasangan Mega-Prabowo menuju Istana Merdeka di Pilpres 2024.

Prediksi Peluang JK-Anies

Jusuf Kalla dan Anies Baswedan sepertinya sudah “Main Mata”, meskipun didukung parpol menengah ke bawah, memungkinkan dapat menjungkirbalikkan keadaan, jika dapat memainkan isu-isu yang berkembang secara dinamis.

Perlu juga diprediksi, kedua tokoh ini merupakan representasi Jawa dan Non Jawa, yang kadang dianggap sebagai kekuatan sayap lemah.

Ingat, sewaktu Jokowi-JK berkuasa, konstelasi politik lebih stabil. Sinyal bagi semua kekuatan politik, bahwa Indonesia yang plural butuh penyeimbang kekuatan tokoh yang mampu memainkan posisi geopolitik. Hal ini masih relevan dan melekat representasinya di tokoh-tokoh yang diusung dalam kontestasi politik tingkat nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun