Mohon tunggu...
Syamsiyyatul Muarrifah
Syamsiyyatul Muarrifah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

topik yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sampah Plastik Masih Menghantui di Era yang Semakin Canggih

15 Mei 2024   23:44 Diperbarui: 16 Mei 2024   05:28 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sumberrejosid.slemankab.go.id/

Sampah adalah sisa dari kegiatan manusia yang bersifat terurai dan tidak dapat terurai. Tidak hanya satu jenis sampah saja melainkan ada dua jenis yaitu anorganik dan organik, banyaknya sampah yang tidak dapat terurai seperti sampah anorganik dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan jika dibiarkan begitu saja. 

Yang termasuk sampah anorganik yaitu bahan kemasan yang berbahan kaleng, kemasan plastik, dan styrofom. Indonesia masih menjadi Negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Sampah memberikan dampak negatif apabila tidak ada perlakuan khusus untuk menanganinya seperti kondisi saat ini ada beberapa kasus kebakaran di wilayah Indonesia yang terjadi di tempat pembuangan akhir akibat dari reaksi senyawa yang ada didalam sampah. Pada tahun 2023 mencapai 12,87 juta ton menurut TKN PSL (Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut). Bisa dibayangkan seberapa tinggi gunung sampah di beberapa TPA yang ada di Indonesia.

Hingga saat ini banyak seruan atau ajakan yang sering muncul entah melalui iklan atau poster-poster yang berada di jalan untuk memerangi sampah plastik dengan cara mendaur ulangnya. Bahkan sudah banyak yang menunjukkan aksi untuk membersihkan lingkungan dengan cara 3M yaitu mendaur ulang, menggunakan kembali, dan menguburnya. Namun, bagi mereka itu hanya sebuah seruan semata belum ada kesadaran untuk berusaha ikut dalam gerakan pengurangan sampah plastik.

Namun, mengapa masih belum bisa mengurangi jumlah sampah yang berada di Indonesia. Kurangnya kesadaran dari individu yang secara garis besar memberikan dampak yang akan terlihat jika beberapa individu menerapkan teknik 3M tersebut. lingkungan masyarakat tidak secara konsisten dalam upaya mengurangi peningkatan sampah plastik juga dapat mengakibatkan peningkatan pada jumlah sampah yang beredar. Maka perlunya tindakan yang lebih tegas untuk menanggulangi sampah yang sulit terurai khususnya pada sampah plastik.

Adanya penanggulangan pada sampah plastik harus dilakukan secara seimbang dengan pengurangan produksi plastik. Jika hal tersebut tidak memberikan dampak yang besar untuk menekan tingginya sampah plastik, salah satu langkah yang dapat diambil yaitu memberikan inovasi sebagai pengganti bahan plastik.  

Di era global yang mengandalkan kecanggihan teknologi dapat memberikan akses bagi masyarakat Indonesia dalam mengurangi penimbunan sampah plastik yang tak kunjung usai. Sudah beberapa pelajar memberikan kreativitas mereka untuk membuat sebuah alat atau teknologi yang dapat meringankan seorang individu dalam mengelola sampah. Tetapi karena banyaknya sumbangan kreativitas dari mereka hanya beberapa saja yang dapat ditampung oleh pemerintah. Karena keterbatasan sumber daya juga mempengaruhi proses penciptaan atau pengembangan teknologi.


Pemerintah sepatutnya mengapresiasi karya anak bangsa dengan menindak lanjuti sebuah teknologi yang mereka ciptakan dengan mewujudkannya dalam jumlah banyak sehingga dapat dipasarkan dan digunakan untuk seluruh warga Negara di Indonesia. Seperti inovasi yang dibuat oleh salah satu mahasiswa yaitu berupa sedotan yang berbahan dasar tepung.

 Mungkin sebelum inovasi ini muncul ada sedotan yang berbahan dasar stainless steel sebagai pengganti sedotan plastik namun masih banyaknya konsumen yang lebih memilih sedotan berbahan plastik. Selain harganya yang lebih terjangkau sedotan plastik juga mudah ditemui di beberapa toko. 

Nah, ini menjadi PR bagi para produsen untuk mengembangkan sedotan yang berbahan dasar dari tepung, mengolahnya dengan teliti dan dalam jumlah banyak maka dapat dipasarkan di berbagai wilayah sehingga dapat mengurangi sekitar 2,7% dalam mengurangi angka sampah plastik. 

Adapun contoh lain yaitu ecobrick yang menggunakan bahan dasar botol PET yang dibuat menjadi blok bangunan, kursi atau meja dan kerajinan yang lainnya. Pengaruh terhadap lingkungan jika meningkatnya inovasi yang terus dikembangakan dengan baik dapat mengurangi bencana banjir dan pemanasan global. Maka dari itu pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi penggunaan kemasan plastik secara berlebihan. Sayangi bumi kita terus maju dengan inovasi anak bangsa.

Penulis : Syamsiyyatul Mu'arrifah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun