Mohon tunggu...
arrifa eka listya putri
arrifa eka listya putri Mohon Tunggu... Maha siswa

Hobi saya jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Keputusan Kecil yang Mengubah Segalanya

26 September 2025   05:35 Diperbarui: 26 September 2025   05:35 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tya adalah seorang gadis muda yang mulai penasaran dengan kehidupan merantau. Rasa penasarannya muncul setelah sering mendengar cerita teman-temannya tentang serunya hidup di perantauan katanya, penuh tantangan tapi menyenangkan.

Keinginan Tya untuk merantau makin kuat saat memasuki masa kuliah. Ia pun memberanikan diri meminta izin kepada kedua orang tuanya. Awalnya, tentu saja mereka tidak mengizinkan. Orang tuanya tahu betul kalau Tya adalah anak yang manja---apa-apa selalu bergantung pada mereka. Saat menghadapi masalah pun, orang tuanya yang turun tangan menyelesaikannya.

Namun, Tya bersikeras. Ia berjanji akan berubah dan belajar mandiri di tanah rantau. Akhirnya, dengan berat hati, orang tuanya mengizinkan. Setibanya di perantauan, Tya langsung merasa kaget. Semua tidak seperti yang ia bayangkan. Di rumah, ia dimanjakan. Tapi di rantau, semuanya harus dikerjakan sendiri. Saat sakit, ia harus membeli obat sendiri, merawat diri sendiri, bahkan menahan tangis sendiri.

Malam-malamnya sering diisi air mata. Rasa lelah, rindu, dan tekanan membuatnya nyaris menyerah. Tapi perlahan, Tya mulai tumbuh. Ia belajar untuk lebih kuat. Ia ingin menjadi seperti baja (kuat dan tahan banting) . Dulu, hatinya mudah rapuh, tapi sekarang ia mulai belajar berdiri sendiri. Di depan orang-orang, Tya selalu tersenyum. Ia pandai menyembunyikan luka dan masalahnya. Bukan karena takut bercerita, tapi karena takut orang-orang justru memiliki ekspektasi tinggi padanya. Akhirnya, ia memilih memendam semuanya sendiri bahkan teman terdekatnya pun tidak tahu apa yang ia rasakan.

Tya juga menyadari satu hal penting kita tidak bisa sepenuhnya bergantung pada siapa pun, bahkan pada teman dekat. Karena pada akhirnya, semua orang bisa mengecewakan. Kita pun harus punya prinsip, untuk berdiri di atas kaki sendiri, dan belajar menjadi kuat dari dalam.

Setiap kali orang tuanya menelepon, Tya selalu berkata bahwa semuanya baik-baik saja. Padahal, jauh di dalam hati, ia ingin sekali menangis di pelukan orang tuanya, ingin berkata bahwa ia lelah dan butuh istirahat sejenak. Tapi ia tidak ingin membebani mereka. Waktu berlalu. Tya perlahan berubah. Mental yang dulunya rapuh kini mulai menguat. Lingkungan, pengalaman, dan tantangan membuatnya tumbuh. Ia mulai mengenal dirinya sendiri lebih dalam, dan belajar memaafkan serta berterima kasih kepada dirinya sendiri.

Kini, Tya bukan lagi gadis manja seperti dulu. Ia telah menjadi pribadi yang lebih dewasa, kuat, dan penuh pelajaran hidup dari tanah rantau.

Untuk Kamu, Anak Rantau

Kamu hebat. Bertahan di tanah rantau bukan hal yang mudah. Kadang kamu ingin menyerah, tapi kamu selalu menemukan seribu alasan untuk bangkit lagi esok hari. Terima kasih sudah kuat sejauh ini. Jangan lupa untuk berterima kasih pada dirimu sendiri, dan sesekali, maafkan diri yang lelah. Kamu sudah melakukan yang terbaik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun