Mohon tunggu...
Abdurrahman Ar-rasya
Abdurrahman Ar-rasya Mohon Tunggu... -

Menulis Adalah Ekspresi Jujur, tanpa Topeng dan merupakan karya sederhana dalam berbagi segala hal yang bisa kita tulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isu "Sampah" untuk Muhammadiyah & NU

7 Agustus 2015   21:05 Diperbarui: 7 Agustus 2015   21:05 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua organisasi terbesar islam di indonesia telah merampungkan mukhtamar alias pemilihan kepemimpinan yang baru, kita apresiapi yang sebesar-besarnya untuk kedua organisasi ini, bagaimanapun sumbangsih muhammadiyah dan nu sudah banyak memberikan kontribusi yang sangat nyata bagi pertumbuhan dan perkembangan bangsa agar semakin berkemajuan nusantara. Hal ini tentu menjadi pendidikan politik yang baik bagi masyarakat indonesia khususnya sekalipun masih ada hal-hal yang memang masih harus diperbaiki oleh keduanya. Tetapi secara keseluruhan kedua organisasi ini layak kita banggakan. Tentu tanpa mengesampingkan organisasi islam yang lainnya.

Tentunya harapan besar bangsa khususnya dunia islam akan banyak diharapkan dari dua organisasi islam ini khususnya, dan umumnya organisasi islam yang lain, layaknya sebuah proses pergantian kepemimpinan yang baru, tentu akan banyak tantangan dan ujian yang akan dihadapi, terlebih kita melihat kondisi bangsa dan negara saat ini sudah diambang menyedihkan, bagaimana tidak bangsa yang sangat kaya dan melimpah ruah tetap saja masyarakatnya masih sangat banyak yang menderita, tentu hal ini disebabkan karena moral bangsa kita yang sudah sangat memperihatinkan. Degradasi moral telah melanda, dan hal ini menjadi tugas berat bagi ormas islam khususnya Muhammadiyah dan NU dalam rangka membina dan mengembalikan moral bangsa kembali pada landasan ideologi islam yang sesuai dengan Al-Qur'an dan As-sunnah.

Telah berakhirnya Mukhtamar Muhammadiyah dan NU yang digelar hampir bersamaan dan di tempat yang berbeda menyisakan berbagai macam komentar, ada yang memberikan apresia setinggi-tingginya bahkan hingga menjadi trending topik dalam salah satu jejaring sosial ada juga komentar-komentar yang miring, diantaranya adalah Isu NU akan pecah karena dualisme dan mosi ketidakpercayaan dari sebagian peserta mukhtamar dan Isu bahwa Muhammadiyah dipimpim oleh tokoh Liberal.

Penulis berpikir bahwa isu ini hanya merupakan isu sampah yang tidak akan berpengaruh apa-apa bagi kedua ormasi islam ini, karena penulis meyakini bahwa para pendiri Muhammadiyah dan NU serta penerus-penerus tampu pimpinannya adalah orang-orang yang tulus dan ikhlas menjaga Muhammadiyah dan NU, sehingga kita bisa melihat bahwa sampai detik ini keduanya masih berpegang teguh pada prinsip-prinsip para pendirinya terdahulu.

Bagi penulis, terjadinya perbedaan pendapat di lingkungan NU pada saat mukhtamar bukanlah hal yang menghebohkan karena bagaimanapun dalam pemilihan pastilah ada hal-hal dan pandangan-pandangan yang berbeda terutama bagi para utusan masing-masing peserta mukhtamar keterwakilan dan lain-lain yang selama itu masih bisa diselesaikan dengan cara-cara yang bijak dan sesuai dengan pandangan-pandangan Islam yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-sunnah.

Lainhalnya di Muhammadiyah, isu-isu miring bahkan langsung menyerang sang ketua baru yang disebut sebagai tokoh Liberal oleh kalangan tertentu juga merupakan isu sampah yang memang tidak akan berpengaruh apa-apa, karena penulis melihat bahwa di Muhammadiyah ada yang namanya asas kolektif kolegial, musyawarah mufakat dan yang menjadi ketua di Muhammadiyah tidak lantas berkuasa secara penuh karena dipilih dan diketuai oleh para calon-calon terpilih (formatur), sehingga ketua yang terpilih tidak akan mampu menguasasi Muhammadiyah dengan berbagai macam ideologi ataupun yang lainnya karena Asas Musyawarah selalu menjadi pilihan cerdas muhammadiyah dalam menentukan segala hal baik yang berkaitan dengan sosial, arah pergerakan dan bagaimana menjaga keutuhan NKRI.

Bagi para islamfobia apalagi yang sangat membenci islam, isu-isu tersebut akan sangat menarik karena bagimanapun hal ini tentu akan menjadi cara bagi mereka untuk memecah umat islam, sehingga bagi kita semua bukan hal yang aneh lagi bahwa orang-orang diluar islam yang membenci islam akan selalu mencari cara agar islam di indonesia menjadi pecah dan para pengikutnya menjadi kehilangan panutan dan keteladanan serta pegangan hidup.

Dalam al-qur'an pun secara jelas dikatakan bahwa "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu". (QS. 2:120). Sehingga sangat wajar jika islam menjadi sasaran utama agar umatnya terpecah belah.

Muhammadiyah dan NU juga Organisasi Islam lainnya sudah sangat dewasa dalam menjaga kemurnian islam, menyikapi berbagai macam persoalan organisasi baik dikalangan internalnya maupun diluar bagian organisasi sehingga kita berharap banyaknya isu-isu sampah tidak lantas menjadikan perpecahan tetapi malah menjadi penguat untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan. Kedepan selepas bergantinya kepengurusan dari hasil dua muktamar ini dan akan disusul oleh kegiatan mukhtamar ormas islam lainnya mungkin akan banyak lagi hal-hal yang akan selalu kita nantikan agar Islam terus maju di nusantara tercinta ini.  Baik dari segi terobosan ideologi bagaimana islam mampu menjadi kekuatan yang sangat dahsyat dalam menjaga keutuhan NKRI juga menjadikan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, negeri yang subur dan makmur, adil dan aman.

 

-Selamat dan Sukses atas Mukhtamar Muhammadiyah dan NU-

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun