Mohon tunggu...
Muhammad Hafizh Ar Raiyan
Muhammad Hafizh Ar Raiyan Mohon Tunggu... Lainnya - Filosofi Mie Ayam

Mau jadi morning person

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muhammadiyah, Pendidikan dan Konservastisme Agama

23 Januari 2021   17:58 Diperbarui: 23 Januari 2021   18:01 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammadiyah adalah organisasi Islam di Indonesia yang memiliki semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tangal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H). Persayrikatan Muhammadiyah didirikan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut K.H. Ahmad Dahlan, banyak dipengaruhi oleh hal-hal mistik.

                Peran Muhammadiyah di dunia pendidikan Indonesia sudah tidak diragukan lagi, mulai dari beberapa masyarakatnya yang tidak sedikit menjadi tenaga pendidik. Tidak hanya menjadi guru ataupun dosen, masyarakat Muhammadiyah bisa menjadi pendidik di daerah tempat tinggalnya masing-masing dengan tetap berlandaskan nilai-nilai agama. Selain itu, peran Muhammadiyah dalam pendidikan bisa kita lihat dalam pendirian sekolah pelbagai daerah di Indonesia. Mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, Muhammadiyah terus berupaya dalam memajukan pendidikan Indonesia.

                K.H. Ahmad Dahlan merupakan sosok yang merancang dan menerapkan modernisasi pendidikan di Indonesia. Ada beberapa gagasan  dari K.H. Ahmad Dahlan yang diperoleh dari kegelisahannya melihat antara sekolah-sekolah agama (pesantren) dengan sekolah sekuler yang dikelola oleh pemerintahan kolonial Belanda pada waktu itu. Kedua sistem pendidikan tersebut masih dipandang berlawanan dan belum ada jembatan yang menghubungkan antara keduanya. Kemudian K.H. Ahmad Dahlan mencoba mengelaborasikan kedua sistem pendidikan tersebut, dari sistem pendidikan Islam yang berbasis pesantren dan sistem pendidikan yang dikelola oleh pemerintahan Belanda diambil dari segi-segi positifnya.  Contohnya bisa kita lihat di sekolah-sekolah yang tidak hanya mengajarkan agama tetapi juga ilmu pengetahuan atau pesantren-pesantren modern yang saat ini tersebar di Indonesia. Karena gagasannya K.H. Ahmad Dahlan juga dikenal sebagai peletak moderenisasi pendidikan di Indonesia.

                Tidak mendikotomikan ilmu dan agama merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh K.H Ahmad Dahlan kepada kita semua. Sering kita lihat bahwa ilmu pengetahuan dan agama adalah dua variabel yang sebagian besar orang menganggap hal tersebut berbeda. Sedangkan tanpa disadari ilmu pengetahuan hakikatnya berasal dari Tuhan, oleh karena itu kedua hal tersebut harus diintegrasikan agar menjadi sesuatu yang luar biasa. Di perguruan tinggi kita sering mendengar kata integrasi-interkoneksi yang merupakan upaya mempertemukan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Pertemuan keduanya akan memperkuat antara satu dengan yang lainnya, sehingga bangunan keilmuan masing-masing akan semakin kokoh. Sebenarnya gagasan tersebut sudah ada dalam pemikiran K.H. Ahmad Dahlan sejak dahulu, untuk itu sebagai generasi muda kita harus tetap menjaga dan melajutakn pemikiran beliau.

                Memisahkan antara ilmu pengetahuan dan agama akan menjadikan seseorang jumud, mandek, kaku atau memiliki mental yang tidak menerima, mengapresiasi sesuatu yang baru. Seperti fenomena konservatisme agama yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Dalam konteks ilmu pengetahuan, konservatisme agama menimbulkan beberapa kelompok yang mempercayai bahwa bumi itu datar atau kelompok yang mengatakan bahwa vaksin itu tidak perlu karena kesehatan dan kesembuhan datang dari Tuhan. Pemahaman seperti ini banyak menimbulkan kegaduhan dan kecemasan bagi masyarakat. Tidak hanya itu, di dalam memahami agama kelompok ini juga berkeinginan untuk mempertahankan doktrin yang "murni" yang berasal dari pembawa ajaran tersebut. Memaksakan kehendak dan harus sepemahaman, konservatisme agama menganggap jika ada yang berbeda pemahaman dengan kelompoknya adalah sesat. Tak jarang konservatisme agama ini melahirkan pemahaman-pemahaman yang ekstrim, intoleran dan radikal.

                Menurut hemat penulis, alasan kenapa negara Indonesia tetap utuh hingga saat ini salah satunya ialah tidak konservatif dalam beragama. Melihat dari negara-negara timur tengah yang sampai saat ini terus mengalami konflik karena salah satu faktornya adalah konservatisme agama. Tentunya negara Indonesia tidak ingin mengalami hal tersebut dan negara Indonesia harus menjadi role-model berbangsa, bernegara dan beragama bagi negara-negara lain. Cara menangkal konservatisme agama bisa dilakukan dimulai dari diri sendiri, dengan memilki pemahaman yang luas dan bacaan yang luas akan membuat kita menjadi lues dalam menghargai perbedaan.

                 Melalui metode kontekstual yang dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan menekankan materi pelajaran tidak dipahami secara dogmatis, tetapi dipahami secara dialektis juga merupakan cara menangkal konservatisme agama sejak dahulu. K.H. Ahmad Dahlan gemar sekali mengupas tafsir dan pandai dengan hal tersebut. Jika menafsirkan sebuah ayat, beliau selidiki terlebih dahulu tiap-tiap perkataan dalam ayat itu satu demi satu. K.H. Ahmad Dahlan melihat kekuatan atau perasaan yang terkadung pada kata tersebut dengan ayat-ayat yang lain yang kemudian menyesuaikan dengan keadaan. Menurut K.H. Ahmad Dahlan pelajaran agama tidak cukup hanya dihafalkan atau dipahami, tetapi harus diamalkan sesuai situasi dan kondisi. Pada konteks ini beliau menekankan pentingnya kontekstualisasi pemahaman Agama. Artinya, pemahaman agama tidak cukup pada tingkatan tekstual, tetapi harus dapat diaplikasikan secara kontekstual agar agama memiliki relevansinya dengan saat ini dan akan terus hidup.

                Muhammadiyah sebagai buah dari pemikiran K.H. Ahmad Dahlan telah memberikan pengaruh yang besar terhadap masyarakat, melalui pelayanan, pendidikan dan dakwah. Muhammadiyah juga merupakan organisasi yang berorientasi terhadap modernisasi dan moderasi beragama. Semangat tersebut  yang harus kita jaga dan kita teruskan sebagai warga Muhammadiyah supaya bermanfaat di dunia dan akhirat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun