Mohon tunggu...
Arrafi Yoga Satryo
Arrafi Yoga Satryo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa dari Universitas Esa Unggul Jakarta dengan jurusan Hukum

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Awalnya Diremehkan Kini Dikagumi: Inilah Kisah Steve Jobs Pendiri Apple

29 September 2025   20:57 Diperbarui: 29 September 2025   21:24 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ia.wikipedia.org/wiki/Steve_Jobs

Steve Jobs lahir pada 24 Februari 1955 di San Francisco, California. Ia adalah anak dari Joanne Simpson, seorang mahasiswa pascasarjana, dan John Abdulfattah Jandali, seorang politikus serta profesor matematika asal Suriah. Hubungan orang tuanya tidak mendapat restu sehingga Joanne menyerahkan Jobs untuk diadopsi segera setelah kelahirannya. Jobs kemudian dibesarkan di Cupertino, California, oleh orang tua angkatnya, Paul dan Clara Jobs. Meski berasal dari keluarga sederhana, minatnya terhadap seni dan kreativitas muncul sejak kecil. Salah satunya, ketertarikannya pada seni menulis huruf membuatnya mengikuti kelas kaligrafi di Reed College, meskipun saat itu ia bukan mahasiswa resmi.

Jobs menempuh pendidikan menengah di Cupertino, California. Di luar jam sekolah, ia sering mengikuti kegiatan di Hewlett-Packard (HP), perusahaan teknologi yang berbasis di Palo Alto. Di sana ia bertemu Steve Wozniak, yang kelak menjadi partner penting dalam mendirikan Apple. Setelah lulus dari SMA Homestead pada 1972, Jobs diterima di Reed College di Portland, Oregon. Namun, ia hanya bertahan satu semester sebelum memutuskan keluar (drop out). Meski demikian, pengalaman singkatnya di kampus, terutama pelajaran kaligrafi, kelak sangat memengaruhi desain tipografi komputer Macintosh.

Pada musim gugur 1974, Jobs kembali ke California dan mulai bekerja di Atari Inc., sebuah perusahaan permainan komputer terkenal. Di sana, ia dan Steve Wozniak semakin akrab, bahkan sering menghadiri pertemuan “Homebrew Computer Club,” komunitas pecinta komputer pribadi. Jobs juga sempat melakukan perjalanan spiritual ke India bersama temannya, Daniel Kottke. Dari pengalaman itu, ia mendapat banyak pandangan baru tentang kesederhanaan dan makna hidup.

Pada tahun 1976, saat berusia 21 tahun, Jobs bersama Wozniak mendirikan Apple Computer Co. di garasi keluarga Jobs. Produk pertama mereka, Apple I, dijual dengan harga 666,66 dolar AS dan cukup diminati kalangan hobi komputer. Setahun kemudian, mereka meluncurkan Apple II yang sukses besar di pasaran dan menjadikan Apple sebagai salah satu pionir industri komputer pribadi. Namun, di balik kesuksesan itu, banyak orang dalam industri teknologi masih memandang remeh Jobs. Gaya kepemimpinannya yang keras kepala, perfeksionis, dan ambisius membuat banyak orang meragukan kemampuannya untuk menjadi pemimpin perusahaan besar.

Kritikan itu memuncak pada tahun 1985, ketika Jobs justru didepak dari Apple oleh dewan direksi yang dipimpinnya sendiri. Kejatuhan itu membuatnya dianggap gagal total. Banyak pihak menilai Jobs hanyalah pemimpi dengan ide besar, tapi tidak memiliki kemampuan manajerial. Dunia bisnis kala itu seolah sepakat: karier Jobs sudah tamat.

Namun, rasa diremehkan tidak membuatnya berhenti. Jobs bangkit dengan mendirikan perusahaan komputer baru bernama NeXT dan membeli sebuah studio animasi kecil bernama Pixar. Awalnya, langkah ini dianggap nekat dan tidak realistis. Akan tetapi, Pixar membuktikan diri lewat film Toy Story (1995), yang menjadi film animasi komputer pertama dan sukses besar di seluruh dunia. Kesuksesan Pixar sekaligus membalikkan pandangan banyak orang yang dulu meremehkannya.

Pada 1997, Apple yang hampir bangkrut memutuskan membeli NeXT, dan Jobs pun kembali ke perusahaan yang pernah membuangnya. Dari situlah babak baru dimulai. Jobs memperkenalkan produk-produk revolusioner seperti iMac, iPod, iPhone, dan iPad. Desain elegan, teknologi inovatif, dan strategi pemasaran jenius membuat Apple bertransformasi menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia.

Dari kisah Steve Jobs, kita belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan kesempatan untuk bangkit dengan lebih kuat. Saat Jobs dikeluarkan dari Apple, banyak orang menilainya tidak mampu memimpin. Namun, justru dari keterpurukan itu ia membuktikan bahwa kegigihan dan keyakinan pada visi dapat membawa perubahan besar. Hal ini menunjukkan bahwa diremehkan orang lain seharusnya menjadi motivasi untuk terus berusaha, bukan alasan untuk menyerah.

Selain itu, Jobs mengajarkan pentingnya kreativitas dan berpikir berbeda. Keputusannya mengikuti kelas kaligrafi, yang awalnya tampak tidak berguna, justru melahirkan desain elegan khas produk Apple. Dari sini kita belajar bahwa pengalaman sekecil apa pun bisa menjadi nilai tambah jika dimanfaatkan dengan tepat. Seorang wirausahawan sejati adalah mereka yang mampu melihat peluang dari hal-hal sederhana dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya.

Kisah Steve jobs yang sudah banyak orang ketahui memang menjadi sebuah inspirasi, setiap langkah yang di ambil sangat revolusioner pada masanya. Dari seorang yang pernah diremehkan, Jobs akhirnya dipuja-puja sebagai sosok visioner yang mengubah wajah teknologi modern. Warisannya tidak hanya berupa produk, tetapi juga filosofi tentang inovasi, kreativitas, dan keberanian untuk mengikuti intuisi meski dunia meragukan. Jobs meninggalkan warisan inspiratif bagi generasi muda bahwa mimpi besar dapat tercapai jika dijalani dengan tekad yang kuat dan tidak mudah menyerah. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun