Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengapa Erling Haaland Melempem Lawan Tottenham Hotspurs?

6 Februari 2023   14:41 Diperbarui: 8 Februari 2023   15:12 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Striker Manchester City, Erling Haaland (Foto oleh AFP/OLI SCARF) via Kompas.com

Di laga tersebut, untuk pertama kalinya Haaland gagal melepaskan satu pun tendangan ke arah gawang lawan. Bukan itu saja, Haaland malah kesulitan mendapat dan mengontrol bola di kotak penalti Spurs.

Ada apa dengan Haaland? Jika diperhatikan maka Conte---yang tidak hadir di stadion karena sakit berhasil membuat Spurs efektif melakukan kontra terhadap pergerakan Haaland.

Formasi 3-5-2 dengan tiga bek berdiri sejajar, Christian Romero, Eric Dier, dan Ben Davies ampuh dengan tidak memberi ruang bagi pergerakan Haaland. Selain ketiga pemain ini, Hojberg dan Bentacur juga menjadi gelandang yang tokcer menahan aliran bola untuk Haaland dari lini tengah.

Apakah sesederhana itu mematikan Haaland? Saya tentu tidak akan mengatakan demikian, tapi secara data, pergerakan serangan City dengan Haaland memang lebih gampang ditebak dibandingkan dengan musim lalu.

Maksud saya demikian. Di musim lalu, ketika false nine berjalan efektif dengan trio Phil Foden, Riyad Mahrez dan Bernardo Silva di depan, maka build up serangan City akan diarahkan atau dimulai dari sisi sayap, entah dari kanan atau kiri.

Pergerakan ini menyulitkan lawan karena memunculkan variatif serangan yang membingungkan, kanan, kiri atau tiba-tiba dari sisi tengah. Intinya tak ada pemain yang benar-benar menjadi nomor 9, atau false nine, tak ada penyerang yang menjadi sentral.

Di musim ini jelas berbeda. Fluiditas itu tak terlihat. Haaland bertipe predator di kotak penalti, bukan pendribble seperti tiga nama yang saya sebutkan di atas. Artinya, Haaland akan lebih sering menunggu di tengah kotak penalti, daripada menjemput bola, atau bahkan menari-nari dari sisi sayap.

Di awal musim, ini mungkin membingungkan lawan, karena City bermain dengan gaya yang jelas berbeda. Akan tetapi, lama kelamaan, jika pelatih lawan mulai jeli melihat ini, maka strategi kontra dapat berjalan maksimal.

Sehingga pilihannya tinggal dua, gagal mematikan Haaland yang berarti bersiap menerima gelontoran gol, atau berhasil, yakni menutup keran gol dari Haaland, dan kedua inilah yang berhasil dilakukan Spurs.

Apakah Guardiola tidak menyadarinya? Nah, ini pertanyaan menarik. Menurut saya, Pep menyadarinya, tapi nampak masih bingung mencari jalan keluar.

Perhatikan line up yang dipilih Pep ketika bertandang ke Spurs Stadium kemarin. Haaland jelas tidak sendirian di depan sebagai penyerang, Pep bahkan memilih menambahkan amunisi dengan memasukkan Julian Alvarez dari awal laga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun